TONGSENG PAK GINO

.
Tongseng kambing Pak Gino memang enak. Kuahnya berbumbu gulai yang harum semerbak, tak begitu kental dan tak pula encer, dan pedasnya terasa. Bumbu-bumbu meresap dalam dagingnya, semuanya serba pas. Makan tongseng Pak Gino buat tubuh berkeringat karena irisan cabai rawitnya. Potongan daging kambingnya pun gurih dan empuk, dan tak amis pula. Bagi yang tak suka daging kambing, bisa ditukar dengan daging sapi.

Pada dasarnya tongseng dibuat dari potongan daging kambing (biasanya diambil dari satai kambing yang belum dibakar), ditumis dengan bumbu gulai hingga wangi. Setelah itu diberi kuah santan encer dan sedikit kecap manis lalu dimasak beberapa saat. Saat daging sudah empuk, barulah ditambahkan potongan tomat, daun kol, dan cabai rawit yang diiris kasar. Tongseng memang paling enak dimakan panas. Beberapa penjual masih mengolahnya langsung dengan api arang. Kuahnya kuning sedikit oranye dengan aroma gulai yang harum wangi. Pelengkap untuk makan tongseng bisa dengan acar atau boleh ditambah lagi dengan sambal kecap rawit.

Pengolahan tongseng kambing Pak Gino sama dengan cara di atas, mungkin dia punya resep tambahan lain yang membuat tongsengnya berasa lain dari yang lain. Kenal tongseng Pak Gino dari seorang rekan kantor yang suka makan di situ. Suatu kali rekan tersebut nraktir makan malam di tempat itu. Tempatnya biasa, tak mewah, dan terletak di pinggir Jalan Raya Soleh Iskandar atau yang sering dikenal dengan Jalan Baru di Kota Bogor, sebelum pertigaan Taman Yasmin, tak jauh dari pom bensin.

Dan saya yakin, Pak Bondan, si pakar kuliner itu, kalau nyobain tongsengnya Pak Gino, pasti berkata “Maknyos”. Harga juga bisa diadu, tak terlalu mahal untuk citarasa bintang lima.

Catatan:
Tulisan ini pernah saya posting di Kompasiana

0 comments:

Post a Comment