tag:blogger.com,1999:blog-58014569310404674412024-02-08T12:14:23.794+07:00YANDANESIAThe story of my journeyUnknownnoreply@blogger.comBlogger55125tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-54934062210309009032013-10-06T23:37:00.002+07:002013-11-08T11:00:56.049+07:00KATY PERRY SAMBANGI JALAN SURABAYA<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><span class="dropcaps">B</span>eberapa waktu lalu, saya kembali berkunjung ke Jalan Surabaya di Jakarta, setelah dua tahun tak lagi menyambanginya. Gara-garanya, obsesi ngoleksi piringan hitam atau vinyl record kembali kambuh, semangat lagi ngumpulin gara-gara baca artikel di Kompas yang memuat info tentang piringan hitam yang kembali naik daun, terutama di kalangan kolektor. Maklum saja, Jalan Surabaya itu gudangnya barang-barang antik, termasuk piringan hitam (PH). Pedagang PH di sana pun lumayan banyak. <br /><br /> Di kalangan penggila barang antik, Jalan Surabaya memang menjadi ikon bagi mereka. Pasar barang antik di jalan itu bahkan dikenal juga di kalangan turis mancanegara. Kunjungan ke Jalan Surabaya pun menjadi agenda utama mereka. Rasanya tak sah kalau tak ke jalan itu ketika berkunjung ke Jakarta. Bagi saya, Jalan Surabaya menjadi tempat berburu rekaman-rekaman lawas yang tak lagi ada di toko-toko musik. Apalagi sekarang, jamannya musik digital, rekaman fisik lagu-lagu lama makin sulit didapat, harganya pun bisa melambung tinggi. Koleksi PH The Beatles, Yess, Koes Plus, Benyamin S., dan Dara Puspita merupakan koleksi yang paling banyak diburu oleh para kolektor PH. Harganya pun cukup fantastis, bisa sampai jutaan harganya. <br /><br /> Ketika saya ke Jalan Surabaya kemarin itu, saya kembali bertemu dengan pedagang PH langganan saya. Untungnya dia masih berdagang di tempat itu, senang rasanya. Dia selalu kasi harga yang murah buat saya, padahal saya tahu, album yang saya incar itu bisa mahal. Malah album PH single Madonna dihargai sama dia cuma 25 ribu. Saya cek di Ebay dan Amazon.com saja bisa ratusan Dollar karena sudah tak diproduksi lagi. Memang, cuma toko dia yang murah, kalau toko lain selalu kasi harga mahal untuk album PH yang tak terkenal sekalipun. <br /><br />Oleh karena lama tak jumpa, saya banyak ngobrol dengan pedagang langganan saya itu, sebut saja namanya Bang Jan. Mulai dari soal PH hingga orang-orang yang menjadi langganan dia. Pelanggannya banyak datang dari luar negeri selain dari dalam negeri sendiri. Di kalangan kolektor PH luar itu, nama Bang Jan memang sudah tak asing lagi. Bahkan, seorang pelanggannya dari Jepang membuatkannya kaos yang bergambar foto dirinya Bang Jan. Kebetulan si Jepang itu datang, dia menanyakan PH Dara Puspita apakah sudah ada atau belum. Jawabnya belum ada, nanti akan dikabarin jika sudah ada, kata Bang Jan dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah.<br /><br />Yang buat saya kaget, ternyata banyak artis mancanegara yang sudah menyambangi tokonya, sebut saja seperti grup musik THE CARDIGANS dan beberapa grup musik lainnya. Penyanyi-penyanyi jazz pun banyak yang berkunjung ke tempat dia, apalagi kalau Festival Java Jazz sedang berlangsung di Jakarta, pasti ada saja yang berkunjung ke tempat Bang Jan. Dan semua kunjungan artis mancanegara itu tanpa diketahui oleh wartawan. Dia juga bercerita, grup musik BLUR pernah akan berkunjung ke tempatnya, sayangnya keburu bocor di kalangan wartawan, jadi batal kunjungan grup musik terkenal itu. Untuk membuktikan biar tak dianggap <i>omdo</i> alias <i>omong doang</i>, Bang Jan menunjukkan sebuah buku tulis lusuh, isinya <i>statment</i> para artis yang pernah bertandang ke tokonya, lengkap dengan tanda tangannya juga. Buku tulis lusuh itu semacam buku tamu, meski isinya nyampur dengan nama-nama pelanggannya yang lain, termasuk saya. Tapi kalau dijual ke kolektor, mungkin bisa laku mahal.<br /><br />Terakhir, yang buat saya terbelalak, KATY PERRY pun pernah menyambanginya ketika konser di SICC Sentul setahun lalu. KATY PERRY tiba-tiba berkunjung ke tempatnya dengan tiga mobil Alphard, lengkap dengan personel-personelnya, termasuk staf officer-nya. Dan lagi-lagi, kunjungan dadakan itu tak diendus oleh wartawan. Sang KATY PERRY pun leluasa lenggang kangkung di Pasar Barang Antik, di Jalan Surabaya itu, terutama di tokonya Bang Jan. Sebagai bukti, Bang Jan menunjukkan foto-foto sang Diva ketika berkunjung ke tokonya, dan saya pun jadi percaya.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQIOlWNbCWk_SX5whg1sjAUqPwJIeBkj7qSduYA91R5dUjRVrQuzrvUa3c7iwn0XedbGBQW5uHiTYK040_y83uk1UQn0GZkWrKEofXJ8OrLMN1_82AoCyDD82X7fR7rLrs-8C89V-FqWUe/s1600/katy+perry-20120120-005.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQIOlWNbCWk_SX5whg1sjAUqPwJIeBkj7qSduYA91R5dUjRVrQuzrvUa3c7iwn0XedbGBQW5uHiTYK040_y83uk1UQn0GZkWrKEofXJ8OrLMN1_82AoCyDD82X7fR7rLrs-8C89V-FqWUe/s1600/katy+perry-20120120-005.jpg" /></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-56094784500119676282012-12-26T23:18:00.000+07:002012-12-26T23:22:46.399+07:00ADA MANUSIA AKAR DI YOGYA<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">Y</span>ogya memang kota yang unik, begitu menurut saya. Entah berapa kali saya berkunjung ke kota pelajar itu tapi tak pernah buat saya bosan. Walau gempa bumi besar tahun 2006 lalu turut menghentak saya, tapi tak membuat saya surut. Magnet Yogya begitu kuat menarik saya hingga membuat saya terus ingin berkunjung ke sana, lagi dan lagi. Bagi saya, Yogyakarta is an amazing city.<br /><br />Banyak hal-hal unik di Yogya yang tak saya temukan di kota-kota lain. Selain bangunan sejarah seperti Candi, keraton, museum Vredeburg, dan Malioboro, saya juga menemukan si Manusia Akar. Manusia Akar saya temukan minggu kemarin (14/12/2012) saat berkunjung ke Yogya untuk ke sekian kalinya. Manusia Akar saya temukan di perempatan Ndalem Pujokusuman, tak jauh dari Vredeburg, tepat di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949. Dia tinggi besar seperti rakasasa Butoijo dalam dongeng Timun Mas. Kakinya besar sekali, berkali lipat dari kaki manusia biasa. Namun ada yang aneh dari tubuhnya, meski dia berkaki dua, namun bagian atas tubuhnya tak memiliki lengan, dada, leher, apalagi kepala, hanya terdiri dari akar yang menjulang ke atas, menuju langit nan biru. Wujud manusia aneh memang. <br /><br />Manusia Akar hanyalah sebuah karya seni patung yang tak selalu hadir. Tak lama setelah saya bertemu dengannya, seorang teman facebook mengabarkan kalau dia tak lagi menemukan Manusia Akar di tempat itu. Barangkali akan berganti dengan wujud manusia<span style="font-size: small;"> </span>lainnya, yang entah bagaimana bentuknya, atau malah bentuk aneh lainnya.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmxyEL3x9CD8Tzo4ZMW1HSdvS8NeL6Il7cBzPD_aHpj8jjjr1hnCaB-noICZrr67QiOg3lAf0Xetm8cu1i_zVI_qP_hU2EneutN6ErRc73eKMY_J0_Zl93rAnWfe1apIszUj11w01XjkQK/s1600/DSC_0117x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmxyEL3x9CD8Tzo4ZMW1HSdvS8NeL6Il7cBzPD_aHpj8jjjr1hnCaB-noICZrr67QiOg3lAf0Xetm8cu1i_zVI_qP_hU2EneutN6ErRc73eKMY_J0_Zl93rAnWfe1apIszUj11w01XjkQK/s1600/DSC_0117x.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixq_nZw3ZVejVkNYsBHnulEi9FAwxb1ga-02qk5jfjQjncJWj_7YUTPrlDfL5MmlhYo_db8m9d7n9zQU4nIwfJGhtUCwhqJXWBd4vDsrZR1NXH9JqcURH_gM4L-Q_8O0skvFYCFX95ogDF/s1600/DSC_0116x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixq_nZw3ZVejVkNYsBHnulEi9FAwxb1ga-02qk5jfjQjncJWj_7YUTPrlDfL5MmlhYo_db8m9d7n9zQU4nIwfJGhtUCwhqJXWBd4vDsrZR1NXH9JqcURH_gM4L-Q_8O0skvFYCFX95ogDF/s1600/DSC_0116x.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0XxMiupSs-tftgmQ4Q7t3SD2aDZaytziOdajglWnTnkHjLDWcv_aSLTHDOnRZ_Y79ZH5mkpDlrewLjOdXu6lpK_bGlZU-jiB3wA1aZEul5rJHtGFK1zlj0B5LrStOz40ty1wN_y_nJ9fa/s1600/DSC_0111x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0XxMiupSs-tftgmQ4Q7t3SD2aDZaytziOdajglWnTnkHjLDWcv_aSLTHDOnRZ_Y79ZH5mkpDlrewLjOdXu6lpK_bGlZU-jiB3wA1aZEul5rJHtGFK1zlj0B5LrStOz40ty1wN_y_nJ9fa/s1600/DSC_0111x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-28435394539809200322012-10-24T23:12:00.001+07:002012-10-24T23:16:50.621+07:00BANGUNAN UNIK DI OBERAMMERGAU<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">O</span>berammergau, tak banyak yang tahu tentang kota kecil itu. Saya pun baru kenal dengan kota itu gara-gara diajak bos trip ke Jerman beberapa tahun lalu. Memang sudah lama trip itu berlalu, tapi kesannya tak bisa hilang sampai sekarang. Dan saya yakin, meski sudah berlalu bertahun-tahun, Oberammergau tetap dipertahankan keasliannya demi kepentingan pariwisata Jerman. Kalaupun saya berkunjung kembali ke sana, pasti tak banyak yang berubah. Bayangkan saja, kota kecil yang tak lebih besar dari desa Bojongkerta tempat kantor saya berada sudah dikunjungi oleh berjuta-juta wisatawan dari berbagai negara. Jadi, tak heran kalau Oberammergau telah menjadi aset wisata bagi Jerman. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Bagi saya, Oberammergau tak hanya sebuah kota kecil yang sepi karena ditinggal pergi oleh para pemudanya, tapi kota kecil yang sangat mengagumkan dan unik. Berada di kota itu seperti berada dalam sebuah dongeng karya Hans Christian Andersen. Bangunan-bangunan dengan berbagai hiasan dinding yang unik membuat saya makin takjub dengan kota tersebut. Kesan mendalam yang saya rasakan masih menempel kuat dalam benak hingga sekarang. Barangkali Anda akan setuju dengan pandangan saya itu kalau Anda menyaksikan langsung keunikan Oberammergau. Di situ pula saya merasakan cita rasa Black Forest sehingga makin membuat saya tak bisa lupa dengan kota Passion Play tersebut. Passion Play merupakan pementasan drama kesengsaraan Kristus yang paling terkenal di dunia. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kalau Anda melihat foto-foto yang saya tampilkan di sini, tentu Anda akan setuju dengan saya, bangunan-bangunan di Oberammergau memang unik dan menakjubkan. Suatu saat, saya akan kembali ke sana, amiiin ....</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzzhvlB0DiY9qX5msCgF3t_Dx-WCXl-eFMSzVVn786cwn1IfEJdgzeuN7LQYRtC2lnRvycPftVGvxODJdqk1FS-SwYq-F_gtDxHgYj3y_qw3lN_Sk9CDK2Hz5ZydapY9ckmaSr3vJJTUzq/s1600/oberammergau1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzzhvlB0DiY9qX5msCgF3t_Dx-WCXl-eFMSzVVn786cwn1IfEJdgzeuN7LQYRtC2lnRvycPftVGvxODJdqk1FS-SwYq-F_gtDxHgYj3y_qw3lN_Sk9CDK2Hz5ZydapY9ckmaSr3vJJTUzq/s1600/oberammergau1.JPG" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6NAgGsPEa_TcMTMigkMBkrWL9TNlGPPheMlZAUav9528XlFko0xQS0l6OOTcLEmWnatyBk0HnvuCpbwH6RDBCHN7CRlYxt5di7kplOVnPe6lWAfhoHswVsCRrJv7mvfikBEfvtdiWQYFc/s1600/oberammergau2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6NAgGsPEa_TcMTMigkMBkrWL9TNlGPPheMlZAUav9528XlFko0xQS0l6OOTcLEmWnatyBk0HnvuCpbwH6RDBCHN7CRlYxt5di7kplOVnPe6lWAfhoHswVsCRrJv7mvfikBEfvtdiWQYFc/s1600/oberammergau2.JPG" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit6rEGG4TLJTPGkZ6H7H_uDJs6hLGbEo1K-RnYOsfP3nmAmyMSE117utgdglNuwZtSwBSXD-xdkdF0EninS4dt4z06BSvedrclHeUgdXzsBCahW1aQhAHY9M37stqsgqCLT0wFfAETTxve/s1600/oberammergau4.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit6rEGG4TLJTPGkZ6H7H_uDJs6hLGbEo1K-RnYOsfP3nmAmyMSE117utgdglNuwZtSwBSXD-xdkdF0EninS4dt4z06BSvedrclHeUgdXzsBCahW1aQhAHY9M37stqsgqCLT0wFfAETTxve/s1600/oberammergau4.JPG" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimbOtIe-ycVqzCHOt0t10NuN5_O0Ws2RYQUA7c1vStOwJkSBoGIMK07F52hPjGavqM68GTC30ei8zjvTpmim5j5a1xV9bwR73Ls4KZifhQWJJjPDuHh6088wuhSWx-HENbvWX7FX-MiRXg/s1600/oberammergau3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimbOtIe-ycVqzCHOt0t10NuN5_O0Ws2RYQUA7c1vStOwJkSBoGIMK07F52hPjGavqM68GTC30ei8zjvTpmim5j5a1xV9bwR73Ls4KZifhQWJJjPDuHh6088wuhSWx-HENbvWX7FX-MiRXg/s1600/oberammergau3.JPG" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAQ2Q1mHMhyTR4QXo8Gcr2tCofy06PCrmnBxezRfL4HtqNlPyGr7oeyUUt4H6IxOk-yaOqEv8DmdbMi1woo0b9NpZSomII0nZo57DZBAYONfoV7krC9EINHcq1PTD22Uk_-yUUCljD6uSP/s1600/oberammergau5.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAQ2Q1mHMhyTR4QXo8Gcr2tCofy06PCrmnBxezRfL4HtqNlPyGr7oeyUUt4H6IxOk-yaOqEv8DmdbMi1woo0b9NpZSomII0nZo57DZBAYONfoV7krC9EINHcq1PTD22Uk_-yUUCljD6uSP/s1600/oberammergau5.JPG" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBR5x91YhveabnDEUUDUO2r9zwvc_O0kqKazGWw_rSH50qEMqh-QND_J8Y0hk8Vx6HAlPx7qPmL93hhIPQvOyVmDJNOXkwFioKr2JliW8V2KjQGLEWnwVfDhTIzBaqwq6Q-eG1HG0UjTXc/s1600/oberammergau6.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBR5x91YhveabnDEUUDUO2r9zwvc_O0kqKazGWw_rSH50qEMqh-QND_J8Y0hk8Vx6HAlPx7qPmL93hhIPQvOyVmDJNOXkwFioKr2JliW8V2KjQGLEWnwVfDhTIzBaqwq6Q-eG1HG0UjTXc/s1600/oberammergau6.JPG" /></a></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-87814737016789089912012-10-23T00:15:00.001+07:002013-01-10T00:34:25.932+07:00LORO JONGGRANG YANG GAGAH<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">L</span>oro Jonggrang tak hanya cantik tapi juga gagah. Lho kok bisa? Iya, candi Loro Jonggrang atau Prambanan yang dibuat oleh Bandung Bondowoso dalam semalam atas permintaan putri Loro Jonggrang berdiri gagah hingga saat ini. Ketika berada di area candi Loro Jonggrang atau Prambanan ini Anda akan merasakan kegagahan tersebut. Namun sayang, saya tak menemukan patung Loro Jonggrang di antara seribu patung yang terdapat di komplek candi. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Menurut legendanya, Bandung Bondowoso mengutuk putri Loro Jonggrang menjadi sebuah patung, karena dianggap melanggar perjanjian. Bandung Bondowoso sebenarnya berhasil membangun candi dengan seribu patung dalam semalam seperti yang diminta Loro Jonggrang. Permintaan sang putri yang tak masuk akal itu merupakan syarat untuk bisa menikahinya. Tapi putri Loro Jonggrang tak sudi menikah dengan Bandung Bondowoso. Agar Bandung dianggap gagal, sang putri pun merekayasa waktu pagi hari. Semua penduduk kampung dia bangunin, seolah-olah pagi sudah menjelang. Dia juga menyuruh penduduk kampung membakar jerami agar jilatan api dari pembakaran jerami itu menerangi langit, sehingga seolah-olah matahari akan terbit. Namun, sang pangeran segera menyadari tipu muslihat Loro Jonggrang hingga dia mengutuk sang putri menjadi sebuah patung. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kunjungan saya ke candi Loro Jonggrang merupakan kunjungan pertama saya. Sebelumnya saya belum pernah mampir ke candi tersebut padahal saya sudah berkali-kali ke Yogyakarta. Tapi lebih baik terlambat daripada tak pernah sama sekali.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBkrs4fbUkhKHCl_e922k80RsQG0KkSIptE2zH8o55hBFNRk65V1jCb1nrsTFIeVxtKiFPJG8GUMbscLOivTZUmG2KtLUyNO5dwpEH_DwyHCwp26w8Tcf75DV_SsA1fZSMTIlGreQOytku/s1600/Prambanan+10.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBkrs4fbUkhKHCl_e922k80RsQG0KkSIptE2zH8o55hBFNRk65V1jCb1nrsTFIeVxtKiFPJG8GUMbscLOivTZUmG2KtLUyNO5dwpEH_DwyHCwp26w8Tcf75DV_SsA1fZSMTIlGreQOytku/s1600/Prambanan+10.JPG" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx9KosCFxEaWyDvzXWm4-_0Z2Q6ENgNmJmcvZIMKCOCGQHaWoVxl_HLx91h6gtxwQMPg9rEmQgr-72NuPcPQtPpigCqCzg38o8zXNVhwOsbGHDnyQ6a9fsgUK0n6A8U2F2TqAhJMSXGIcU/s1600/Prambanan+3.JPG"></a><br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcA52vjl4NqxatiarBuD6k47F9COu7nvCIOIdvu3tiVJgqM6ErLBrMkBwMDYkRZhrGgRz6STOivRup0df-v_lXU3zPJ4kr-4DCYjQqBVsY4P0zKuerZHsvC-evUL_b9iXVG1feyK1lNx8U/s1600/Prambanan+1.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcA52vjl4NqxatiarBuD6k47F9COu7nvCIOIdvu3tiVJgqM6ErLBrMkBwMDYkRZhrGgRz6STOivRup0df-v_lXU3zPJ4kr-4DCYjQqBVsY4P0zKuerZHsvC-evUL_b9iXVG1feyK1lNx8U/s1600/Prambanan+1.JPG" /></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx9KosCFxEaWyDvzXWm4-_0Z2Q6ENgNmJmcvZIMKCOCGQHaWoVxl_HLx91h6gtxwQMPg9rEmQgr-72NuPcPQtPpigCqCzg38o8zXNVhwOsbGHDnyQ6a9fsgUK0n6A8U2F2TqAhJMSXGIcU/s1600/Prambanan+3.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx9KosCFxEaWyDvzXWm4-_0Z2Q6ENgNmJmcvZIMKCOCGQHaWoVxl_HLx91h6gtxwQMPg9rEmQgr-72NuPcPQtPpigCqCzg38o8zXNVhwOsbGHDnyQ6a9fsgUK0n6A8U2F2TqAhJMSXGIcU/s1600/Prambanan+3.JPG" /></a><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja05M9_kX7nkSSgHqnCj91is9TUHRVuqYpFb8btYjwpun2zW2jiJA2jwNAmMY2KTJXdy-1GQNs6mWuzHTCnyUzxJkxQdXG52hwwMrrmkZbLxcYUY2zkUk6WaW1bvchgOdHPjrszSQL_vbS/s1600/Prambanan+5.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja05M9_kX7nkSSgHqnCj91is9TUHRVuqYpFb8btYjwpun2zW2jiJA2jwNAmMY2KTJXdy-1GQNs6mWuzHTCnyUzxJkxQdXG52hwwMrrmkZbLxcYUY2zkUk6WaW1bvchgOdHPjrszSQL_vbS/s1600/Prambanan+5.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1RmhYQm3enOqEDTwjcghdKdzQHVKNJgYZgN3BHEv0-5h3PPWd-XoFvzGQbRKV_1OrQ6WQyicgkQr0G96xmhYLW5JVuq9_9mIKcg0gYyodVq5d3miw4kv8bXnkcObhXeRhp14ln7Gvlg9/s1600/Prambanan+4.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1RmhYQm3enOqEDTwjcghdKdzQHVKNJgYZgN3BHEv0-5h3PPWd-XoFvzGQbRKV_1OrQ6WQyicgkQr0G96xmhYLW5JVuq9_9mIKcg0gYyodVq5d3miw4kv8bXnkcObhXeRhp14ln7Gvlg9/s1600/Prambanan+4.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF_VWjldIQyLKAICqE01m0ufcGzalNeBnMAVtCTSA8OuEmdtXDF1f4xAdlyIutk0fEAHuHIeAoeHwjlkBOktx_f9vEqWZAz2FH2GvS1-aLvIDgD8JZDERMxg4CAyJ5loXNEO_Y28z2zzsA/s1600/Prambanan+7.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF_VWjldIQyLKAICqE01m0ufcGzalNeBnMAVtCTSA8OuEmdtXDF1f4xAdlyIutk0fEAHuHIeAoeHwjlkBOktx_f9vEqWZAz2FH2GvS1-aLvIDgD8JZDERMxg4CAyJ5loXNEO_Y28z2zzsA/s1600/Prambanan+7.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhEoG-2qNRZ8ZGKpLcjyQyKCFXKZxyHv9Z8gzWhKwBtKNPhdndq2ws84cbLaMP5V2GTmRUfCy6WX9wObfgMBj4A4fMrQh0hXFoMTZzLxY8VsHzAt0dDcgGX1WIXMo3oaDyJA-bS261sGgE/s1600/Prambanan+11.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhEoG-2qNRZ8ZGKpLcjyQyKCFXKZxyHv9Z8gzWhKwBtKNPhdndq2ws84cbLaMP5V2GTmRUfCy6WX9wObfgMBj4A4fMrQh0hXFoMTZzLxY8VsHzAt0dDcgGX1WIXMo3oaDyJA-bS261sGgE/s1600/Prambanan+11.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ypcLJk5rkVRHLXU-lcjjvtx8sNtGk65qxT-L_iU-birSx-cgU6W13ATqu9IcnpmdUPz1ldzZGwtuW10gMg0P2qeIJcrgB6iPTU4OemQ5IHuVUWQAd4KJuWE3nfqSD3A89HqV34AM0RmH/s1600/Prambanan+6.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3ypcLJk5rkVRHLXU-lcjjvtx8sNtGk65qxT-L_iU-birSx-cgU6W13ATqu9IcnpmdUPz1ldzZGwtuW10gMg0P2qeIJcrgB6iPTU4OemQ5IHuVUWQAd4KJuWE3nfqSD3A89HqV34AM0RmH/s1600/Prambanan+6.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixvqvpgFyxDKMjad4ouwfJz8ic1UyGXRB2HYQMUBLjfdLEmTODFFZXpl4TV7VRtjuXvVyLDk2nMnLeR5xI9mqRLhvvv-SsCC884YiXLWyI_rlNKM7JwCkvLApGOsEm1nOP_2dpddRssTHk/s1600/Prambanan+13.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixvqvpgFyxDKMjad4ouwfJz8ic1UyGXRB2HYQMUBLjfdLEmTODFFZXpl4TV7VRtjuXvVyLDk2nMnLeR5xI9mqRLhvvv-SsCC884YiXLWyI_rlNKM7JwCkvLApGOsEm1nOP_2dpddRssTHk/s1600/Prambanan+13.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhgx8yRP27wXec6tqkQvI6GOA5LksxY8rLsOMoviZBprezHxGqSHcCo933vehAYrS91DcvF4c5vowQ8oyekVgreH6C6EO4Buj94o-7ms8pxnE9KINukP_doIGeDOgPBQjy-01BzVcmOtil/s1600/Prambanan+12.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhgx8yRP27wXec6tqkQvI6GOA5LksxY8rLsOMoviZBprezHxGqSHcCo933vehAYrS91DcvF4c5vowQ8oyekVgreH6C6EO4Buj94o-7ms8pxnE9KINukP_doIGeDOgPBQjy-01BzVcmOtil/s1600/Prambanan+12.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUHT_36z_7QQffZpCf7NJUwxCx59F9lq7Acom794_XHWNxev4Hz1uTbeQSGYmSY6po375IOTzvTCaLeBC7VFBi_nHciGp6_eFSvYs9zdvGZCWpkEA0pmRvsoRIYHFCuEgk5FUPqpR3rhJi/s1600/Prambanan+8.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUHT_36z_7QQffZpCf7NJUwxCx59F9lq7Acom794_XHWNxev4Hz1uTbeQSGYmSY6po375IOTzvTCaLeBC7VFBi_nHciGp6_eFSvYs9zdvGZCWpkEA0pmRvsoRIYHFCuEgk5FUPqpR3rhJi/s1600/Prambanan+8.JPG" /></a><br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-c9o9wfekXmo5d4jwSuPgV0ry7jQldsMf-FeskBqtojKThfg2VTiMdb6vXKl41WuasHBxxZXLQc3AxrGdsS7DTA16Lalf9DU5TvJWjGHjlfmAzAJXvmeoi2Xxzmo82vcDEnCr8blxjf-L/s1600/Prambanan+9.JPG" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-c9o9wfekXmo5d4jwSuPgV0ry7jQldsMf-FeskBqtojKThfg2VTiMdb6vXKl41WuasHBxxZXLQc3AxrGdsS7DTA16Lalf9DU5TvJWjGHjlfmAzAJXvmeoi2Xxzmo82vcDEnCr8blxjf-L/s1600/Prambanan+9.JPG" /></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-4912795497573382722012-10-21T16:42:00.003+07:002013-01-10T00:36:31.905+07:00NAIK MONORAIL DI NEGERI TETANGGA<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span class="dropcaps">S</span>ebentar lagi, Jakarta akan punya transportasi massal monorail. Mungkin sekitar tiga tahun lagi warga Jakarta dapat menikmati angkutan modern tersebut. Gubernur DKI yang baru, Pak Jokowi akan merealisasikan angkutan massal modern itu setelah terbengkalai selama bertahun-tahun. Padahal, kalau diteruskan pembangunannya sejak dulu, tentu saat ini warga Jakarta seperti saya sudah bisa menikmati moda angkutan monorail seperti di Kuala Lumpur, Malaysia. Entah kenapa, tiba-tiba proyek monorail berhenti begitu saja padahal tiang-tiang pancang untuk jalur monorail sudah terpasang di beberapa ruas jalan di pusat kota Jakarta, seperti daerah Rasuna Said dan Senayan. Katanya, Pemda DKI kesulitan mencari pembiayaan untuk merealisasikan proyek monorail di Jakarta. Menurut saya sih, karena kurang usaha saja pemerintah DKI waktu itu. <br /><br />Beruntunglah saya, ketika diajak jalan ke Kuala Lumpur, saya berkesempatan menikmati angkutan massal kebanggaan warga Malaysia itu yang dikenal dengan KL Monorail. Jalur monorail di ibukota Malaysia tersebut mencakup pusat-pusat keramaian di Kuala Lumpur, atau yang lebih dikenal dengan “Golden Triangle” atau pusat bisnis, belanja, dan hiburan yang dimulai dari KL Sentral - Bukit Bintang - hingga Titi Wangsa. Rute KL Monorail dapat menjangkau tempat wisata, pusat belanja, bisnis, dan hiburan di ibukota Malaysia tersebut. <br /> </span></div>
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">Daerah Bukit Bintang merupakan salah satu rute yang dilewati oleh KL Monorail. Bukit Bintang merupakan salah satu pusat perbelanjaan termasyhur di Kuala Lumpur, mirip Orchard Road di Singapura. Selain Bukit Bintang, daerah Petaling Street pun dilalui oleh KL Monorail. Petaling Street merupakan pusat perbelanjaan mirip Pasar Baru di Jakarta, jadi harga-harga barang di tempat itu bisa ditawar. Pokoknya, KL Monorail melayani penumpang dari ujung ke ujung Kuala Lumpur sehingga tidak menyulitkan warga terutama para wisatawan asing seperti saya. Harga tiketnya pun tak mahal, bisa dijangkau oleh masyarakat. </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Naik monorail memang asyik, seperti naik KRL (kereta listrik) di Jakarta. Bedanya, monorail rata-rata cuma punya dua gerbong, dan jalur monorail selalu berada di atas jalan raya sehingga tak bakal kena macet. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain pun jadi bisa diprediksi. Bagi pekerja, pebisnis, dan yang ingin mengejar waktu, monorail bisa dijadikan andalan, karena waktunya bisa tepat dan bebas macet. Namun, semua itu tergantung dari operator dalam menentukan waktu atau jadwal monorail. Jadwal KL Monorail selalu tepat dan tidak mengecewakan. Semoga saja monorail di Jakarta akan seperti ini, lebih profesional dan tepat waktu sehingga bisa diandalkan. Jalan-jalan di Jakarta pun akan semakin asyik ketika monorail sudah menghiasi jalanan Jakarta, yah semoga saja impian ini menjadi nyata. </span><br />
<span style="font-size: small;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPWTItwFL-ATf1J3XpTmVTEKAoog77OQtYf31GofaFJ1BCZfEyTxWk4CK3OMUSVBKEggRs4cUkihRdrLxnqHXghWytSasqPNYyddc2J4pW98zZCY_BAzRdd9L63hyyT_RSJPxz4J4GOytf/s1600/monorail.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPWTItwFL-ATf1J3XpTmVTEKAoog77OQtYf31GofaFJ1BCZfEyTxWk4CK3OMUSVBKEggRs4cUkihRdrLxnqHXghWytSasqPNYyddc2J4pW98zZCY_BAzRdd9L63hyyT_RSJPxz4J4GOytf/s640/monorail.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: small;"></span><br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-48474161056755092062012-10-18T16:23:00.004+07:002013-01-10T00:37:44.916+07:00ARE YOU INDONESIAN?<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">D</span>alam sebuah penerbangan Lufthansa rute Jakarta - Singapore - Frankfurt, banyak sekali pramugari-pramugara berwajah Asia yang saya lihat di penerbangan tersebut. Ada seorang pramugara yang sempat menarik perhatian karena wajahnya Indonesia banget. Saya yakin betul kalau dia itu asli Indonesia. Wajahnya sangat Jawa sekali. Namun, rasa penasaran masih saja ada, saya masih bertanya-tanya apakah dia memang asli Indonesia atau bukan. Rasa ingin tahu yang kuat mendorong saya untuk bertanya langsung pada dia. Dalam hati sudah saya niatkan untuk bertanya ketika dia mendekat ke kursi saya.</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Kebetulan, pramugara itu pula yang melayani penumpang di barisan kursi saya. Seperti layaknya seorang pramusaji di penerbangan komersil, dia menegur dengan ramah dan penuh senyuman. Lesung pipitnya pun makin terlihat jelas saat menyapa saya. Dia menawarkan saya makanan dan minuman apa yang saya suka. Oleh karena lidah saya masih lidah orang Indonesia, saya pun memilih seporsi nasi dan lauknya, sedang minumannya saya pilih juice apel dan air putih. Jangan heran dulu yah, menu nasi masih tersedia untuk penerbangan Jakarta - Singapore, namun saat menuju Frankfurt, menu yang tersedia akan bernuansa serba Eropa. Demikian pula dengan pramugari-pramugaranya, wajah-wajah mereka masih asli Asia. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sembari dia melayani permintaan saya, saya pun langsung menanyakan hal yang membuat saya penasaran tadi. "Are you Indonesian?", tanya saya. "Sorry Sir, I'm from Philippines", jawab si pramugara dengan ramah. "I think you are Indonesian", kata saya lagi. "No, Sir", jawab si pramugara sambil tersenyum. Entah kenapa saya bangga saja kalau ketemu orang Indonesia di sebuah penerbangan internasional. Berarti dia bisa menaklukkan pesaing-pesaing berkualitas lainnya, yang datang dari berbagai negara di dunia, ternyata tidak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwJ1hGXsDj7AquFgyzwv4C6ibKSIhVY6_6CDrne7foDtiEHPSw1LRIXtKjGgc9YOXYD_r6krv8QNzv6p2ZADZhzgSJBbzV9A1WasJR3A9LqVdM_Sti4vVAuS_x1UKZu_zencuDuGODt6lo/s1600/lufthansa-airlines1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwJ1hGXsDj7AquFgyzwv4C6ibKSIhVY6_6CDrne7foDtiEHPSw1LRIXtKjGgc9YOXYD_r6krv8QNzv6p2ZADZhzgSJBbzV9A1WasJR3A9LqVdM_Sti4vVAuS_x1UKZu_zencuDuGODt6lo/s1600/lufthansa-airlines1.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-88597937698101480792012-10-18T15:02:00.001+07:002012-10-24T12:38:33.869+07:00AKHIRNYA KE MONAS JUGA<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">T</span>ahukan Monas? Monumen Nasional kepanjangannya. Hampir semua orang di Republik ini pasti pernah dengar nama Monas itu meski banyak dari mereka yang belum pernah ke sana. Saya saja yang sudah sekitar 12 tahun di Jakarta belum pernah berkunjung dan menginjakkan kaki di Monas. Baru beberapa waktu kemarin bisa menyempatkan diri bertandang ke Monas. Biasanya saya cuma lewat saja tanpa pernah masuk ke dalamnya. </span></span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Monas itu mirip Menara Kuala Lumpur (KL) di Malaysia. Di Menara KL itu kita bisa menyaksikan setiap sudut kota Kuala Lumpur. Demikian juga dengan Monas, dari puncak Monas kita bisa melihat kota Jakarta dari berbagai sudut pula. Sayangnya, Menara KL didesain senyaman mungkin, sehingga para pengunjung bisa menikmati menara tersebut dengan nyaman. Sedang Monas tidak demikian. Namun, Monas memiliki museum sejarah perjalanan bangsa, yang dimulai zaman prasejarah hingga masa kemerdekaan.</span></span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tapi ya sudahlah, daripada penasaran ini dia foto-fotonya, siapa tahu saja tertarik untuk berkunjung atau malah sebaliknya ....</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXqeRVr8EbHptZ8iCt-DQRStBGh4iDfwbUGy2CPok2Tcu9Ys5Yk0xiZVqFX7LDxeQAV7gTWdoIx-My_BECkUJCFILVt8KUz9WvKssLxQt9QYluhoLcCL8j6wkYNyUEmCW_D2V2Q8_ocpe/s1600/Wisata+ke+Monas2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXqeRVr8EbHptZ8iCt-DQRStBGh4iDfwbUGy2CPok2Tcu9Ys5Yk0xiZVqFX7LDxeQAV7gTWdoIx-My_BECkUJCFILVt8KUz9WvKssLxQt9QYluhoLcCL8j6wkYNyUEmCW_D2V2Q8_ocpe/s1600/Wisata+ke+Monas2.jpg" /></a></div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4sbI-snHATQh7WbrZHSrMRzY3_J78N9Zy8M9cEemTiN-VEbS2c9Ewizw5j_okNT02lBqqn_wNL1VcmPA47LIwpqMmddwHeopE4RNJ0MgY7q0NLxLhbCocnXW_i8OZiBXeBI3nzkA3rh3O/s1600/Monas1x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4sbI-snHATQh7WbrZHSrMRzY3_J78N9Zy8M9cEemTiN-VEbS2c9Ewizw5j_okNT02lBqqn_wNL1VcmPA47LIwpqMmddwHeopE4RNJ0MgY7q0NLxLhbCocnXW_i8OZiBXeBI3nzkA3rh3O/s1600/Monas1x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8bxB2MMD6zVmQxPPWzXRMspb4gNbEI0en_qVNeqv9VOkQQotjMPidvZ9r11OBnjiv6DzSbPLo0tQ3icFzKNPXBGGVfNiBUqpqbZobvu-0B7qyfw1BoSY6H5s5sf2XjZifmC2K7OG8A3W/s1600/Monas4x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8bxB2MMD6zVmQxPPWzXRMspb4gNbEI0en_qVNeqv9VOkQQotjMPidvZ9r11OBnjiv6DzSbPLo0tQ3icFzKNPXBGGVfNiBUqpqbZobvu-0B7qyfw1BoSY6H5s5sf2XjZifmC2K7OG8A3W/s1600/Monas4x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcOlMwRWbjsWBt72Tu_2fAbZ58RVveqNYk1qB8EO8XKCpiIWMTOpjwmsBM48k6fQT2ofZhkn1kqwoVSpqV3oZZNi4lv4Dl7uejGcwRtZEkQ_M8mSECw5vrGM-vg7JjHigIJ4OGl-ojpfm7/s1600/Monas2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcOlMwRWbjsWBt72Tu_2fAbZ58RVveqNYk1qB8EO8XKCpiIWMTOpjwmsBM48k6fQT2ofZhkn1kqwoVSpqV3oZZNi4lv4Dl7uejGcwRtZEkQ_M8mSECw5vrGM-vg7JjHigIJ4OGl-ojpfm7/s1600/Monas2.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibCULKUUZ-_sEpu_BNBrzPmxg_Il0bqaZEWDp_b1k8OkYj_M32kIIkBjtua0XlBGfPuKwfPrqH4tFPiZhc3TlJXLh4X_05NYfYhgLgDjaqwokp1iWszAbKBYA7iMYYsF4UCq9HlNE7JMR5/s1600/Monas11x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibCULKUUZ-_sEpu_BNBrzPmxg_Il0bqaZEWDp_b1k8OkYj_M32kIIkBjtua0XlBGfPuKwfPrqH4tFPiZhc3TlJXLh4X_05NYfYhgLgDjaqwokp1iWszAbKBYA7iMYYsF4UCq9HlNE7JMR5/s1600/Monas11x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijvYbLoAadHkriVhYK8i4Sk3iA47zEw7-_aECQlVSZT9i-GcMyEdzVKew9Tv9JJTZcRVaLav4mKFxtPrDlOvNmEOEz0oiM4-duFwVhHIkfXis7Y3P_F8L7yrukd4nFsiHDnxboXyeiNN0t/s1600/Monas14x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijvYbLoAadHkriVhYK8i4Sk3iA47zEw7-_aECQlVSZT9i-GcMyEdzVKew9Tv9JJTZcRVaLav4mKFxtPrDlOvNmEOEz0oiM4-duFwVhHIkfXis7Y3P_F8L7yrukd4nFsiHDnxboXyeiNN0t/s1600/Monas14x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFOANXRyTeWr8MxrY0vWJh-DRHa5jfERzZMbctQjMQjr-iwwNmFCAJUc6v0abV6sf179j4og9RhFIQJzQ-x69FyOGhg-AuLsVczPaqGekqQKDu9pJ-EdrKV9FJvmyBpDLRovgcYcmzH_Qa/s1600/Monas15x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFOANXRyTeWr8MxrY0vWJh-DRHa5jfERzZMbctQjMQjr-iwwNmFCAJUc6v0abV6sf179j4og9RhFIQJzQ-x69FyOGhg-AuLsVczPaqGekqQKDu9pJ-EdrKV9FJvmyBpDLRovgcYcmzH_Qa/s1600/Monas15x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH0GuM2ZsEq5-QLsn0fw9ZS9O4-cAFSMivPErXGYwminazHvusPR3P3VV9bDeYNdz7No7kw2oZAF5MFbxorOaQd0Z2zGA-y-y8RRgRlBVBTzId-2LJyV1dKBVf8zu121OwNE0VqecMwEbC/s1600/Monas9x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhH0GuM2ZsEq5-QLsn0fw9ZS9O4-cAFSMivPErXGYwminazHvusPR3P3VV9bDeYNdz7No7kw2oZAF5MFbxorOaQd0Z2zGA-y-y8RRgRlBVBTzId-2LJyV1dKBVf8zu121OwNE0VqecMwEbC/s1600/Monas9x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUetd9spVyj7LQn_2pXMHljW4IPNA2Oo0mqo75x2xhCuaGxOPQyaEfvQX8G3Qoja6VDS25lbjowq0RXC6kTIhUKYvxbPo1IS8RdiHL3APKO-yT5CCz0ZUgzHokp3VVeiVJHq4ghTi5iTdo/s1600/Monas3x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUetd9spVyj7LQn_2pXMHljW4IPNA2Oo0mqo75x2xhCuaGxOPQyaEfvQX8G3Qoja6VDS25lbjowq0RXC6kTIhUKYvxbPo1IS8RdiHL3APKO-yT5CCz0ZUgzHokp3VVeiVJHq4ghTi5iTdo/s1600/Monas3x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLyL0MshEPGE1JOnlzKnHVaTBaVlz9obJZ3B28QbWip6EjhGWiiGzkZDtz7Yt7xoU-8qSmYGvOZ13CCkHYphz0QJ0aVDR0OjAiP9GmhCwBn0plPWdy88iaVI9TVvOkl_-C9HfhLYqpSWLh/s1600/Monas5x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLyL0MshEPGE1JOnlzKnHVaTBaVlz9obJZ3B28QbWip6EjhGWiiGzkZDtz7Yt7xoU-8qSmYGvOZ13CCkHYphz0QJ0aVDR0OjAiP9GmhCwBn0plPWdy88iaVI9TVvOkl_-C9HfhLYqpSWLh/s1600/Monas5x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigS4dV-mC10cS6mXvM6BBbu8D02rIbKFkO9YAILuE3cOEyw-iDWLDY6caQ2VHIp0unYFm8pN95B-7trnAsnwi0qtH2zYRGQ3d2P1Sm5s94OeGwr_GSC7DHxkjd_VLgbeRFJ3DFCVx4aiLn/s1600/Monas7x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigS4dV-mC10cS6mXvM6BBbu8D02rIbKFkO9YAILuE3cOEyw-iDWLDY6caQ2VHIp0unYFm8pN95B-7trnAsnwi0qtH2zYRGQ3d2P1Sm5s94OeGwr_GSC7DHxkjd_VLgbeRFJ3DFCVx4aiLn/s1600/Monas7x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgFY-fNOidWSToNZcmVfeE4EWtbImCK0oqcHpOR9yEeNMFhOvLAXK5n-P6mP98K51jsrU5qfirlEUQSEyJ8n9JT_mUlk0AN_vt4ve72zRVc8bKu1Kz5qpXrcCkoKCsF0PiFv_IjR8mZl58/s1600/Monas8x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgFY-fNOidWSToNZcmVfeE4EWtbImCK0oqcHpOR9yEeNMFhOvLAXK5n-P6mP98K51jsrU5qfirlEUQSEyJ8n9JT_mUlk0AN_vt4ve72zRVc8bKu1Kz5qpXrcCkoKCsF0PiFv_IjR8mZl58/s1600/Monas8x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzEQXDDIVyB2HDqTsFrTyXV2IYb-6t0TCPGMIoFmzsQzkeMAUYx5X3ZlTh2s1nay3__2bH9v1wA-iHuxBABrYAd8SaTr5bxEHsp_DORw9oFN86wk01B9EmbRiotcNz7Hi-v-5-bF9o2Bo/s1600/Monas16x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHzEQXDDIVyB2HDqTsFrTyXV2IYb-6t0TCPGMIoFmzsQzkeMAUYx5X3ZlTh2s1nay3__2bH9v1wA-iHuxBABrYAd8SaTr5bxEHsp_DORw9oFN86wk01B9EmbRiotcNz7Hi-v-5-bF9o2Bo/s1600/Monas16x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-MhuoM4QxWEJnG7Gqv6M2wCFXEM19zNUHRYm8qHTuaNSRYga_Zxu8_akEqeGb8V_UU61acUNU986qyRwa6EpBDFMtNvWDIFujdSVUoISOswFi3K2BQyyg7B3vpxO6UarxAPrb1sc3sBZN/s1600/Monas18x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-MhuoM4QxWEJnG7Gqv6M2wCFXEM19zNUHRYm8qHTuaNSRYga_Zxu8_akEqeGb8V_UU61acUNU986qyRwa6EpBDFMtNvWDIFujdSVUoISOswFi3K2BQyyg7B3vpxO6UarxAPrb1sc3sBZN/s1600/Monas18x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyTkBQjEtlQyNV5kkzbMpbMK4b6vS4VuWqmtFF-rN6Q5ofYyV8X27Th7rLovg56jc_adh6DyiX25tFAtiEgRGroVREZkOHGahBQOvocVBpY2U8dGq_rgti40Ajo2iQc1bhH_NhXimrXM91/s1600/Monas19x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyTkBQjEtlQyNV5kkzbMpbMK4b6vS4VuWqmtFF-rN6Q5ofYyV8X27Th7rLovg56jc_adh6DyiX25tFAtiEgRGroVREZkOHGahBQOvocVBpY2U8dGq_rgti40Ajo2iQc1bhH_NhXimrXM91/s1600/Monas19x.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQkI_UpxTwV6WLN8RCHKmlQEX4Izg5pUM1oRqWptbxTFt3ect1zy7BjKq2ZgTueUnRR6c1lcnDfnx6gz7JgrQZrl7I30tC_rQtHD0vtpCoITKd3V0fjlLFmmxz3HnPbNCZx7MiADw5tIV7/s1600/Monas20x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQkI_UpxTwV6WLN8RCHKmlQEX4Izg5pUM1oRqWptbxTFt3ect1zy7BjKq2ZgTueUnRR6c1lcnDfnx6gz7JgrQZrl7I30tC_rQtHD0vtpCoITKd3V0fjlLFmmxz3HnPbNCZx7MiADw5tIV7/s1600/Monas20x.jpg" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /></span> Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-70314505932937598572012-10-07T17:45:00.004+07:002013-09-04T09:20:49.126+07:00WANITA-WANITA SEXY PENJAJA MOBIL<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><span class="dropcaps">B</span>iasanya, dalam setiap pameran mobil, mobil keluaran terbaru pasti dikawal oleh wanita-wanita cantik dan sexy. Mata pria pun langsung tertuju pada mobil yang bersangkutan ketika melihat mereka. Daya tarik sex pada wanita sexy memang sangat kuat bagi kaum pria (yang normal tentunya). Magnet itulah yang menjadi tujuan para pabrikan mobil untuk menyodorkan produk terbaru mereka di kalangan pria yang mapan. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Itulah yang saya saksikan di ajang IIMS 2012 kemarin, wanita-wanita cantik nan sexy bertaburan, tumpah ruah di semua stand. Seakan-akan mengajak pengunjung (pria) untuk mendatangi mereka. Penampilan mereka yang menggoda dan senyum mereka yang aduhai bisa menjadi magnet bagi kalangan pria itu. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;">Saya yakin, hampir 100 persen pengunjung pria di pameran mobil tersebut pasti tegang urat syarafnya menyaksikan tubuh sexy mereka. Dan saya yakin pula, keputusan untuk membeli mobil pasti dipengaruhi oleh faktor kesexyan yang diumbar para SPG cantik itu terhadap calon konsumen pria. Apalagi penggemar mobil atau otomotif banyak didominasi oleh kaum pria. Itulah sebabnya, kenapa para wanita cantik nan sexy menjadi andalan pabrikan mobil untuk menggaet calon pembeli. Lihat saja aksi-aksi mereka di foto-foto hasil jepretan saya ini, tergoda bukan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAGVE7gJObDoYeE8vTabx35CPwZfmDZqjqQ_zLOE1Z_ca53jr_lY5_pCZRGZOPVmaRvrc8fXww6_27wJZtZJ6bL55Fvo0DA4ajucP1aVtBELm9HKKwVeOIWLmoOYZ9kaNSKQKYw74ZuWKp/s1600/IIMS+2012+%286%29x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAGVE7gJObDoYeE8vTabx35CPwZfmDZqjqQ_zLOE1Z_ca53jr_lY5_pCZRGZOPVmaRvrc8fXww6_27wJZtZJ6bL55Fvo0DA4ajucP1aVtBELm9HKKwVeOIWLmoOYZ9kaNSKQKYw74ZuWKp/s640/IIMS+2012+%286%29x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjBWFs9hDWaM5TbGLq6sfItsIDxrkI8v8jqycYUikoGIx4rGBxUeZR0KoSrASncelX8_ESsCm9uT1_0Ruj92zEqnkynDosXg2CzaH25HcNCBah6tTgzwJrQYNkCDA7OQ8uf9-8vD6jWZa/s1600/IIMS+2012+%2871%29x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjBWFs9hDWaM5TbGLq6sfItsIDxrkI8v8jqycYUikoGIx4rGBxUeZR0KoSrASncelX8_ESsCm9uT1_0Ruj92zEqnkynDosXg2CzaH25HcNCBah6tTgzwJrQYNkCDA7OQ8uf9-8vD6jWZa/s640/IIMS+2012+%2871%29x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-77pWeASSLrplcgWqb-xLrJ8jHQqpoYEvrP00dpA5Ddef2mTWtkB7FcWFtnSKHRevu4bXZv2hLO21V73Og9KcWxZWzzYiUkHoXKpmELBVsO4AoR_mWe97VnVK9ZtNRUsG3hu6nDYJtsf/s1600/IIMS+2012+%252846%2529x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-77pWeASSLrplcgWqb-xLrJ8jHQqpoYEvrP00dpA5Ddef2mTWtkB7FcWFtnSKHRevu4bXZv2hLO21V73Og9KcWxZWzzYiUkHoXKpmELBVsO4AoR_mWe97VnVK9ZtNRUsG3hu6nDYJtsf/s640/IIMS+2012+%252846%2529x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3mIkrFdjrWjLp2PhFHCqpV0XYpRck6R64K3Er7zTYbCNrCuZ6zR_6BXQ6A-imKD_lyJtMy75SQTF2O_317VMv1mTkVSM6xo2ldvmv7qBlofgSD87xzSywOVETUaKfgt9ouCD0zcqcZnQg/s1600/IIMS+2012+%252872%2529x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3mIkrFdjrWjLp2PhFHCqpV0XYpRck6R64K3Er7zTYbCNrCuZ6zR_6BXQ6A-imKD_lyJtMy75SQTF2O_317VMv1mTkVSM6xo2ldvmv7qBlofgSD87xzSywOVETUaKfgt9ouCD0zcqcZnQg/s640/IIMS+2012+%252872%2529x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdWVPqmuwd_sjfPpe3WSsBjuIZvsevkV0n1K_2rXr1xhVlxkPwV_QB9SS6FirnFdXGmTBIVEfzSMOcQRHg12tUizDLAgcwLjV_BRfXIKinhehXriIMg_HaMeONTKtNQColOCSRKLUallrz/s1600/P9290463x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdWVPqmuwd_sjfPpe3WSsBjuIZvsevkV0n1K_2rXr1xhVlxkPwV_QB9SS6FirnFdXGmTBIVEfzSMOcQRHg12tUizDLAgcwLjV_BRfXIKinhehXriIMg_HaMeONTKtNQColOCSRKLUallrz/s640/P9290463x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxfO3q2xr5j1hdKZE765q4ftHyRq2OdwIoWbO9UvMhUqD2dc8dk7dxGYGy39eTYLMyw9tOe99VxMMh2DulIjSIxSE3lRV9eiMtEzbNUXBcqisFOFSLwH4m33vJ82UOOVwKBjlEJipocezT/s1600/P9290469x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxfO3q2xr5j1hdKZE765q4ftHyRq2OdwIoWbO9UvMhUqD2dc8dk7dxGYGy39eTYLMyw9tOe99VxMMh2DulIjSIxSE3lRV9eiMtEzbNUXBcqisFOFSLwH4m33vJ82UOOVwKBjlEJipocezT/s640/P9290469x.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIugLjMi8TgXSNK63UTsRKmXPoFamMZ0Vhpyb0GkJYOsdt3pPaQm9fXw5wZWk8n-IQ1iFUhi1F_CMToaFqOPFmcGTqMsEdmfR0dtrz_eJ3wH5EdHgoLxyMb-o-l07vqZ6BwWfi4YdZBPTX/s1600/IIMS+2012+%252875%2529x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIugLjMi8TgXSNK63UTsRKmXPoFamMZ0Vhpyb0GkJYOsdt3pPaQm9fXw5wZWk8n-IQ1iFUhi1F_CMToaFqOPFmcGTqMsEdmfR0dtrz_eJ3wH5EdHgoLxyMb-o-l07vqZ6BwWfi4YdZBPTX/s640/IIMS+2012+%252875%2529x.JPG" width="640" /></a></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-68403410903901069262012-09-30T22:49:00.000+07:002012-12-26T23:31:13.827+07:00BERTEMU GADIS MELAYANG<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">S</span>abtu kemarin (29/09/2012), ada yang unik ketika saya berkunjung ke </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 - JIExpo Kemayoran Jakarta. Di ajang pameran mobil terbesar se-Indonesia itu, saya bertemu dengan seorang </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">gadis yang bisa melayang. Wah! Hebat memang kayak Wonderwoman atau Supergirl. Saya pun mengkucek-kucek mata ini, apakah </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">si gadis </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> benar-benar melayang atau tidak. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Memang, secara kasat mata, si gadis benar-benar terlihat seperti melayang. </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Entah trik apa yang bisa membuat dia bisa melayang begitu. </span></span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dia duduk bersila di udara sambil berpegangan pada sebuah tiang. Apakah itu magic atau trik sulap, saya tak tahu juga. Cuma waktu itu, ada seorang pengunjung - seorang pria - yang ingin meraba bagian bawah di mana gadis itu bersila atau melayang. Dia sepertinya penasaran juga. Oleh seorang pria yang terlihat seperti magician-nya langsung dilarang, gak boleh. Ada rasa penasaran melihat atraksi gadis melayang tersebut. Dan rahasia itu masih belum terjawab hingga pameran usai. Saya coba googling untuk cari infonya pun tak dapat juga. Benar-benar misteri.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMxhmpVPZlV5zOK0loYZo3B54vIhvZqaH8LFwsyalknr3EvYcUMHL775RlL8eMgOmDMvVuMplGh74R6Qgv1r7G1C7WG5xjrZ8En1SW_fZDYCynfRoLXFpGeSixxiB_VH0RzF32Cz1EaWar/s1600/IIMS+2012+%252851%2529x.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMxhmpVPZlV5zOK0loYZo3B54vIhvZqaH8LFwsyalknr3EvYcUMHL775RlL8eMgOmDMvVuMplGh74R6Qgv1r7G1C7WG5xjrZ8En1SW_fZDYCynfRoLXFpGeSixxiB_VH0RzF32Cz1EaWar/s1600/IIMS+2012+%252851%2529x.JPG" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-5446566466824469062012-09-25T23:55:00.002+07:002013-01-10T00:52:52.995+07:00KANGEN SATE MAK SYUKUR<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">S</span>udah dua tahun yang lalu (2010) saya nyicipin Sate Mak Syukur. Entah kenapa jadi pengen lagi. Sate Mak Syukur ini sangat terkenal di Padang, demikian kabar yang beredar dari mulut ke mulut hingga mampir ke telinga saya. Sate Mak Syukur berlokasi di Kota Padang Panjang, sekitar 60 kilometer utara Kota Padang. Sate Mak Syukur telah menjadi ikon bagi kota yang berada di kaki Gunung Merapi dan berhawa sejuk itu. Demikian menurut berita yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Gara-gara info itu, saya pun jadi berhasrat untuk mencicipi Sate Padang Mak Syukur tersebut. Namun, kesempatan mampir ke Padang tak pernah kunjung datang. Hasrat pun tinggal hasrat meski terus menghantui lidah ini. </span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Padahal, kalau cuma mau nyobain sate padang di Jakarta ini sangatlah gampang, karena penjual sate khas Padang sangat mudah ditemukan, baik di pinggir jalan atau kaki lima hingga rumah makan khas Padang lainnya. Hanya saja karena Sate Mak Syukur itu sudah menjadi ikon di Sumatera Barat dan terkenal di mana-mana, rasa penasaran untuk mencicipinya pun semakin menjadi-jadi, bagaimana rasanya ya? Demikian pertanyaan itu selalu bermain-main di kepala saya. Dan dua tahun lalu itu hasrat nyicipin Sate Mak Syukur pun terlaksana.</span><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Waktu itu, pas iseng-iseng jalan ke Mall of Indonesia (MOI), saya menemukan gerai Sate Mak Syukur di sana, pas jam makan siang pula. "Pucuk dicinta ulam pun tiba", tanpa ragu dan sungkan, langsung pesan ke pelayan, seporsi sate padang Mak Syukur dan segelas es teh manis (meski yang keluar akhirnya es teh pahit, tak apalah, sudah terlanjur keluar, kasihan si pelayan kalau dikomplain). Duduk manis sambil menunggu pesanan tiba, mata saya pun menjelajahi setiap sudut gerai itu, sederhana, tak terlalu mewah, tapi kelihatan modern. Di atas meja tersaji aneka makanan ringan, kerupuk-kerupukan.</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2aVN55txxe4Dbg_GEYlTrl8KBfTqzCwtec399nIZdxkGJvsbci2SaMYJXBAEkrgGcmaMD3mA23-ZCSVG06Ba7VICekX6B3v6aOACFy-1wzS45v6axD98O11fJwJwTghVKDr9NTK_eN_bv/s1600/sate+mak+syukur3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2aVN55txxe4Dbg_GEYlTrl8KBfTqzCwtec399nIZdxkGJvsbci2SaMYJXBAEkrgGcmaMD3mA23-ZCSVG06Ba7VICekX6B3v6aOACFy-1wzS45v6axD98O11fJwJwTghVKDr9NTK_eN_bv/s640/sate+mak+syukur3.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tak lama kemudian, pesanan saya pun datang. Bagai perempuan hamil yang sedang ngidam, sate itu saya lahap setelah terlebih dahulu mencicipi kuah sate tersebut. Hmmm, benar-benar sate padang (karena beberapa sate padang yang pernah saya coba di tempat lain sudah bercampur dengan rasa Jawa dan Sunda, manis-manis tak pedas gitu). Bumbu yang meresap dalam kuah sate itu benar-benar menyatu di lidah, rasa pedas dan aroma kuah sate bercampur jadi satu, "mak nyos" seperti kata Bang Bondan di sebuah acara kuliner di televisi. Meski harganya tak bisa dibilang murah tapi bisa buat perut ini kenyang juga, syukurlah. Kini, saya ingin mencicipinya lagi, saya akan ajak si Kasyfi dan si Bunda biar mereka tahu cita rasa sate Mak Syukur, tinggal tunggu waktu yang pas saja. Mudah-mudahan cita rasanya tak berubah jadi sate khas Madura hihihi ....</span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix_GCiLuPeGdTCismIHLaHzByDYu_jbgoQ447zkuF5x9uj3qnE8f1-wROp3kbwpp4B9DaS-NjJvNQ_H9EYRAYVHfcse4hjCgk2vYZ14d406hBy-DxWIIG2sczypBlhZ_22h7-uwwQwg4eI/s1600/sate+mak+syukur.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix_GCiLuPeGdTCismIHLaHzByDYu_jbgoQ447zkuF5x9uj3qnE8f1-wROp3kbwpp4B9DaS-NjJvNQ_H9EYRAYVHfcse4hjCgk2vYZ14d406hBy-DxWIIG2sczypBlhZ_22h7-uwwQwg4eI/s640/sate+mak+syukur.jpg" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-523919996938513352012-09-25T17:05:00.002+07:002012-09-25T22:36:23.513+07:00NARSIS DI PANTAI MALIMBU<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">D</span>alam perjalanan dari Pantai Senggigi menuju Gili Trawangan, saya melewati sebuah pantai yang penuh pesona, Malimbu namanya. Pantai Malimbu di Lombok memang sangat indah. Baru kali ini saya melihat pantai yang begitu indahnya. Rasa takjub dan decak kagum pun keluar dari mulut saya, "Woww ...". </span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1hJn_ev4NXOJk5rbsNq-9BpmMJE6zU6KYNtjOUekA31xuuDrDdGf3Lp3vGcbCyHsb3JJndMABZ2BtpodMR5xJ22mrRy6N90EVxNzzIZwo4jfQ9NuoSe8Xicmdtiw2uwlzz6EuFAHS_PNZ/s1600/malimbu.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1hJn_ev4NXOJk5rbsNq-9BpmMJE6zU6KYNtjOUekA31xuuDrDdGf3Lp3vGcbCyHsb3JJndMABZ2BtpodMR5xJ22mrRy6N90EVxNzzIZwo4jfQ9NuoSe8Xicmdtiw2uwlzz6EuFAHS_PNZ/s640/malimbu.JPG" width="640" /></a></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Pantai Malimbu terletak di Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dari kota Mataram hanya berjarak sekitar 30 km dan dapat ditempuh dengan kendaaran umum maupun sewaan. Jalan raya menuju tempat itu pun bagus. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dari Bukit Malimbu, pemandangan pantai Malimbu ke laut lepas jelas terlihat lebih sempurna. Lautan berwarna biru terhampar di depan mata seperti sebuah hamparan permadani biru. Mata pun tak mau berkedip melihat keindahan yang baru saja saya lihat untuk pertama kalinya itu. Dari situ saya bisa melihat Gili Trawangan di seberang Pulau Lombok. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Bukit Malimbu merupakan spot terbaik untuk menyaksikan Pantai Malimbu dari atas. Bukit ini terletak di jalur antara Senggigi dan Pelabuhan Bangsal (pelabuhan ke Gili Trawangan). Setiap wisatawan yang berasal dari Pantai Senggigi ke Gili Trawangan pasti akan melewati Bukit Malimbu yang di bawahnya terhampar Pantai Malimbu yang indah dan eksotis tersebut. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tak heran kalau saya dan teman-teman seperjalanan tiba-tiba jadi narsis, yang tadinya malu-malu difoto malah makin percaya diri di depan kamera. Senyum pun mengambang dengan berbagai gaya dan pose. Tapi tenang saja, wisatawan lain juga banyak kok yang seperti itu. Keindahan hamparan Pantai Malimbu buat kami jadi lupa diri. </span></span><br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkFIkIHy19H0LqF_uMZJhGluEiZq7nVhRCQAQ4K2U7XsCZdqTkE_mZakJHIjD8yynQbjVC0jv9i1ntgov7uNu3DQvVUaVlvrmf93WpNeQJ3hC117NL6IS6uJ6Snncwr0qLkBE3hsebxGJH/s1600/Malimbu10.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkFIkIHy19H0LqF_uMZJhGluEiZq7nVhRCQAQ4K2U7XsCZdqTkE_mZakJHIjD8yynQbjVC0jv9i1ntgov7uNu3DQvVUaVlvrmf93WpNeQJ3hC117NL6IS6uJ6Snncwr0qLkBE3hsebxGJH/s640/Malimbu10.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jalan raya di Bukit Malimbu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXgzViYZ2pHBijN0PQGqIqs2RYOFOaeuj-Z0oefXXIB-csRJgxjugnd8suBmubYifB5xoReQfK6tpmM2E3xhdZ0976t_T3NQ914Au_9s3xtG3_2YK4He7H2aVqgGCUOgbphA8N4_farP_3/s1600/Malimbu9.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXgzViYZ2pHBijN0PQGqIqs2RYOFOaeuj-Z0oefXXIB-csRJgxjugnd8suBmubYifB5xoReQfK6tpmM2E3xhdZ0976t_T3NQ914Au_9s3xtG3_2YK4He7H2aVqgGCUOgbphA8N4_farP_3/s640/Malimbu9.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bis pariwisata yang saya tumpangi</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0kDebwGsZtuV2lxnGu1ssAAc7fkcEP7oW964Pp5nZSCgdHy5BpM0zz7xQtO1fccB2W15PRJEKRf5QsrhT-3NL4jdhwsyFNM46ed6YdpdRMbpQfrjOyYTZpGRp0VBDv421gYIz0HqQz8wj/s1600/Malimbu8.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0kDebwGsZtuV2lxnGu1ssAAc7fkcEP7oW964Pp5nZSCgdHy5BpM0zz7xQtO1fccB2W15PRJEKRf5QsrhT-3NL4jdhwsyFNM46ed6YdpdRMbpQfrjOyYTZpGRp0VBDv421gYIz0HqQz8wj/s640/Malimbu8.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Malimbu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKCI43thFyzBaWTdTAAurm02UxVwK48aH-ox18_QuCfPE2wpK0jTfVeCBGBio65maVKOJBMiwNiD79L_8fT22fhBJUeadlyZxUg0SMKfYEIPQ9ZQXgPGWKEO2hlqDOX2xXnLYBWL2qryRc/s1600/Malimbu4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKCI43thFyzBaWTdTAAurm02UxVwK48aH-ox18_QuCfPE2wpK0jTfVeCBGBio65maVKOJBMiwNiD79L_8fT22fhBJUeadlyZxUg0SMKfYEIPQ9ZQXgPGWKEO2hlqDOX2xXnLYBWL2qryRc/s640/Malimbu4.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh46Px8I34cZfrPcRM_GVHP5TGyWHxKZGbXOcNvsgJ8ncO90i7bifVwg3AgpoHY-sMwZX2gU3T8Av5yjiH6ynxNcccQpVRiRkP2aF1SvZ9Yk5vCq5pw2NVgjcfbFHv5-X0kWCYS3z05ncDO/s1600/Malimbu1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh46Px8I34cZfrPcRM_GVHP5TGyWHxKZGbXOcNvsgJ8ncO90i7bifVwg3AgpoHY-sMwZX2gU3T8Av5yjiH6ynxNcccQpVRiRkP2aF1SvZ9Yk5vCq5pw2NVgjcfbFHv5-X0kWCYS3z05ncDO/s640/Malimbu1.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbOSpk4sN1D7j26hkHUxPKG_Itj40TSVCHnDfy1mGM1yOI-hxQGOzqYCk9KSTpbZ5B-wEebCksBE7UY9fuMDsx1SZ4_KUSK2McSA6oA90XRtj-u1rM6puMdV1eaeBQOt5wwxLpfBQ61y4w/s1600/Malimbu6.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbOSpk4sN1D7j26hkHUxPKG_Itj40TSVCHnDfy1mGM1yOI-hxQGOzqYCk9KSTpbZ5B-wEebCksBE7UY9fuMDsx1SZ4_KUSK2McSA6oA90XRtj-u1rM6puMdV1eaeBQOt5wwxLpfBQ61y4w/s640/Malimbu6.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjwOPUfHV4WQRdILf1yIfFOMVUjSNnwi4IRh8OoRw-ybtEat1GHxKiui64mpIv8IOCvIEynnl4eRp83EbhiqNo-IAU5yhVVBkdDMXisfO8FdMhhlwgNAGMvYLQR6BcAHx0lpYsF7vXTacO/s1600/malimbu2.JPG" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjwOPUfHV4WQRdILf1yIfFOMVUjSNnwi4IRh8OoRw-ybtEat1GHxKiui64mpIv8IOCvIEynnl4eRp83EbhiqNo-IAU5yhVVBkdDMXisfO8FdMhhlwgNAGMvYLQR6BcAHx0lpYsF7vXTacO/s640/malimbu2.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Gili Trawangan terlihat dari Bukit Malimbu.</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMNcaPNy9Lw2fLLViQTyqU27E_rkEoGooizd-4tlPA7K5VEA34oN7YXg_-mLG9dulbRvJUHqIyIpGuo_7KVcASYnqLjtnetUbGCZYRkKAWyzUDcsI8pFpAR16C0rAHPK2VyTF9of3DtsQ-/s1600/Malimbu5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMNcaPNy9Lw2fLLViQTyqU27E_rkEoGooizd-4tlPA7K5VEA34oN7YXg_-mLG9dulbRvJUHqIyIpGuo_7KVcASYnqLjtnetUbGCZYRkKAWyzUDcsI8pFpAR16C0rAHPK2VyTF9of3DtsQ-/s640/Malimbu5.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Panasnya lumayan terik</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5VSGfMlh6NAseACqMlpmk2cPKeOqyS3k1hG5n55_XF_6Ayro1xnHkNqRJ0v3KjOuhGZT_N0SJDdVpPnBiUxSMGQ1ONjt3qwG4nERdMBxSnCuotj3RJulLg6D79VilYhJ_VxCAxbMKoxH3/s1600/Malimbu7.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5VSGfMlh6NAseACqMlpmk2cPKeOqyS3k1hG5n55_XF_6Ayro1xnHkNqRJ0v3KjOuhGZT_N0SJDdVpPnBiUxSMGQ1ONjt3qwG4nERdMBxSnCuotj3RJulLg6D79VilYhJ_VxCAxbMKoxH3/s640/Malimbu7.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Memandang Pantai Malimbu</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5QHBKDLjkcpPuvRl43F8mfQQ9Fj9pMI5lGKM3Yk2MR69I6O9IyOmttKjcSjxExT3n9itlRSu-ulQMAGEktNyTh9bjqFz9qkupfHr1whSNd_Ntz2pcM9npgSMjPvg6B0U_RbiMVy0Hykzf/s1600/Malimbu3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5QHBKDLjkcpPuvRl43F8mfQQ9Fj9pMI5lGKM3Yk2MR69I6O9IyOmttKjcSjxExT3n9itlRSu-ulQMAGEktNyTh9bjqFz9qkupfHr1whSNd_Ntz2pcM9npgSMjPvg6B0U_RbiMVy0Hykzf/s640/Malimbu3.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narsis bareng kebo</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwaNSc07CSxkDf7Ik5SFNKqo7TSZCzwgTPz0iGGeVJwQKO9oIs01brmmMSeXV8Hj9jyBhcWpZncU-6O90RnWskKdgkVNwEvjFb0Ys67m-6fnhg7uUOq2i0ZQzkG-q4NoTRRLmqnw_kKjjR/s1600/Malimbu2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwaNSc07CSxkDf7Ik5SFNKqo7TSZCzwgTPz0iGGeVJwQKO9oIs01brmmMSeXV8Hj9jyBhcWpZncU-6O90RnWskKdgkVNwEvjFb0Ys67m-6fnhg7uUOq2i0ZQzkG-q4NoTRRLmqnw_kKjjR/s640/Malimbu2.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Narsis bertiga, Fauziyah Fuad, me, n Hanaa (Umi)</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-35600099224923980992012-09-24T22:53:00.001+07:002013-01-10T00:53:49.434+07:00RASAKAN ERA KOLONIAL DI TOKO OEN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">B</span>agi kita yang hidup di alam kemerdekaan tentu cuma bisa membayangkan bagaimana kehidupan masyarakat kita di era kolonial dulu, ketika negeri ini masih di bawah kekuasaan Belanda. Saya pun terkadang suka mengkhayalkan sendiri kehidupan di masa itu. Khayalan itu seolah menjadi nyata ketika beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Malang dalam rangka urusan kantor. Cuma dua hari di Kota Apel itu tentu saya harus memanfaatkan waktu yang sempit untuk mengenalnya. Seperti biasa, saya mencari hal-hal yang unik dari kota tersebut. </span></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Keunikan dari suatu kota bisa direpresentasikan dari bentuk bangunan, kuliner khas tempatan, hingga peninggalan sejarah yang dimilikinya. Untunglah Malang memiliki ketiga aspek tersebut, bangunan bersejarah yang megah seperti Gereja Kayu Tangan, gedung Balai Kota, kripik apel, dan sebagainya. Namun, ada satu tempat kuliner yang membuat saya sangat terkesan, namanya Toko Oen. Letak Toko Oen yang strategis di jantung kota membuat resto ini mudah dijangkau. Apalagi letaknya itu persis di depan Gereja Kayu Tangan yang sangat mudah diakses, dan tak jauh pula dari Pasar Burung dan Balai Kota Malang. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sajian menu Toko Oen pun masih berbau-bau makanan khas kolonial Belanda dulu. Restoran atau rumah makan ini memang sudah ada sejak zaman Belanda. Dia berdiri di tahun 1930. Banyak turis Belanda yang datang bernostalgia di resto tersebut, khususnya turis-turis yang sudah berumur tua. Kebetulan, saat saya sampai di Toko Oen, beberapa turis Belanda baru saja beranjak, mereka tersenyum puas dan melontarkannya pada para pelayan dengan bahasa Belanda yang khas. </span></span><br />
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Memang benar juga, atmosfir kolonial begitu terasa ketika saya berada di dalam Toko Oen. Para pelayan mengenakan seragam putih-putih, khas pelayan sinyo-sinyo Belanda dulu. Perabotan pun masih khas peninggalan Belanda, sepertinya terbuat dari kayu jati. Begitu pula dengan interiornya yang sedapat mungkin identik dengan suasana zaman kolonial dulu. </span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6pgcFVb_J6zSn2d74nW9lBhRjoUS8L4O7Bwli0a1I9vOTTQ4wZJMhJ-gzJiMAwOOUNoNEZqDbNuEnXg6vedqLCBK9-3nztvdUhFqYQwqLkTeoCW_Ugb-cG5uFRU4FRuF3a4P223pE-wK3/s1600/Toko+Oen1.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6pgcFVb_J6zSn2d74nW9lBhRjoUS8L4O7Bwli0a1I9vOTTQ4wZJMhJ-gzJiMAwOOUNoNEZqDbNuEnXg6vedqLCBK9-3nztvdUhFqYQwqLkTeoCW_Ugb-cG5uFRU4FRuF3a4P223pE-wK3/s640/Toko+Oen1.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHLYUZw4LlAmbGsSuIBES2_upQD1FvwAlwjJebHJCl467JdpjeF9vU0ZKypFzi6EiDwipl1nwy8ixEKXqAGhaJmyoAGbtJcnf_0PzNi60eGw2Q2dgWlSeWrZFId8G7AIgDfAzX9Xgz1z7x/s1600/Toko+Oen4.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHLYUZw4LlAmbGsSuIBES2_upQD1FvwAlwjJebHJCl467JdpjeF9vU0ZKypFzi6EiDwipl1nwy8ixEKXqAGhaJmyoAGbtJcnf_0PzNi60eGw2Q2dgWlSeWrZFId8G7AIgDfAzX9Xgz1z7x/s640/Toko+Oen4.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_lr-fNmNWxXe6WI_MxyOIpLgaRpjawb7x24EpQ54_V_7YyAylBKLCO9ZWEodKGvUzJzTqBSsE8SIxy9lkisyXvXnw60YAj-hC8ZxqTYZkhfY_RtTRdLO5SBp33ihkB8y14Hq2WCCAuKf/s1600/Toko+Oen5.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM_lr-fNmNWxXe6WI_MxyOIpLgaRpjawb7x24EpQ54_V_7YyAylBKLCO9ZWEodKGvUzJzTqBSsE8SIxy9lkisyXvXnw60YAj-hC8ZxqTYZkhfY_RtTRdLO5SBp33ihkB8y14Hq2WCCAuKf/s640/Toko+Oen5.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEkJL746uH1-B0I42UxduZBnpjvc0DkkG98ZxLJsBU3vuxOc-me1e9TxiVVN64Sb0tryPTD2Rj264EMbkCtkq6O88RLJGQvqXAG6qZAIgJmdy4Vcn_9Y_fGKDeIRNwpQ75TtpY4-F2a5tu/s1600/Toko+Oen2-horzx.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEkJL746uH1-B0I42UxduZBnpjvc0DkkG98ZxLJsBU3vuxOc-me1e9TxiVVN64Sb0tryPTD2Rj264EMbkCtkq6O88RLJGQvqXAG6qZAIgJmdy4Vcn_9Y_fGKDeIRNwpQ75TtpY4-F2a5tu/s640/Toko+Oen2-horzx.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Buku menu dan daftar menu Toko Oen</td></tr>
</tbody></table>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEintLIKSqZCmGGqFW_UAK4DjVj8t3ZgraaVU0gbhj8XVAxZe2KDw-EQvgiS61g99I2QTV709RS8Wk2rSCcujkioXi9pneLS_1k3VVOXIPAvRQSxm5PGN5ZVAEbGWe86m6Tr7g7nVVWEQ2xH/s1600/Toko+Oen8-horzx.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEintLIKSqZCmGGqFW_UAK4DjVj8t3ZgraaVU0gbhj8XVAxZe2KDw-EQvgiS61g99I2QTV709RS8Wk2rSCcujkioXi9pneLS_1k3VVOXIPAvRQSxm5PGN5ZVAEbGWe86m6Tr7g7nVVWEQ2xH/s640/Toko+Oen8-horzx.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sup Asparagus dan Es Teller khas Toko Oen</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"></span><br />
<br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-48469614936206855912012-09-22T15:50:00.000+07:002012-09-22T15:57:43.961+07:00NUSAKAMBANGAN 12 TAHUN YANG LALU<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">S</span>ekitar 12 tahun yang lalu, kalau tak salah ingat sekitar tahun 2000, saya pernah berkunjung ke Pulau Nusakambangan. Kunjungan ke pulau tempat para napi kelas kakap itu diasingkan berbarengan dengan acara temu sejarah para guru-guru sejarah di Jawa Tengah, yang acaranya dipusatkan di Kota Cilacap, yang tak jauh dari Pulau Penjara tersebut. </span></span><br />
<span style="font-size: small;"></span><br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJrJROGsT1HUW4dpFFKxwlo3eS0V1t2EGaA8qF-4B27GUaQwalf0qc0M3Pt7kzBdyGBLwO8kUnS7ef1oRxq6k5Gddwap6oRjjHvbD0_h7U3CPFf3-VcD7LQTOdO4bT1YyRq4zJGr0VgLc0/s1600/NUSAKAMBANGAN1X.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJrJROGsT1HUW4dpFFKxwlo3eS0V1t2EGaA8qF-4B27GUaQwalf0qc0M3Pt7kzBdyGBLwO8kUnS7ef1oRxq6k5Gddwap6oRjjHvbD0_h7U3CPFf3-VcD7LQTOdO4bT1YyRq4zJGr0VgLc0/s640/NUSAKAMBANGAN1X.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai di Nusakambangan</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dalam acara itu, salah satu agendanya antara lain kunjungan wisata ke Nusakambangan. Nama Nusakambangan berasal dari kata Nusa Kembangan atau pulau bunga-bungaan, karena pulau tersebut banyak ditanam berbagai macam tumbuhan khas ritual budaya Jawa seperti tumbuhan wijayakusuma yang sejati. Bahkan Nusakambangan tercatat sebagai pertahanan terakhir dari tumbuhan wijayakusuma itu.</span> </span><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Nusakambangan juga memiliki beberapa peninggalan sejarah yang cukup penting seperti prasasti peninggalan zaman VOC dan benteng kecil peninggalan Portugis. Gua-gua alam pun terdapat pula di Nusakambangan, dan menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi.</span> </span><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sepanjang jalan yang saya lalui selama berkunjung ke pulau itu, saya banyak melihat perkebunan pisang cavendish. Saya tak tahu lagi apakah pisang-pisang tersebut masih tumbuh di pulau itu atau sudah tidak ada lagi.</span></span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sebagai pulau tempat pengasingan para napi kelas kakap, di Nusakambangan berdiri beberapa lembaga pemasyarakatan (Lapas atau LP) bertingkat keamanan tinggi di Indonesia. Tentu tak afdol rasanya kalau berkunjung ke Nusakambangan kalau tak melihat penjara-penjara tersebut. Sepanjang jalan menuju Pantai Selatan Nusakambangan kita pasti melewati penjara-penjara itu, mulai dari penjara Johnny Indo dulu hingga mantan orang terdekat penguasa Orde Baru, Bob Hasan. Malah ada paket wisata yang menelusuri jejak pelarian Johnny Indo, semacam napak tilas Johnny Indo selama dalam pelariannya.</span></span><br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjTREa6cHH-XHGy_d8MbS5XaBl_9n4JHXP-4xTk1BdnI5FWf9Z6j-GNfHrYEnR6LRMld6u4QZd2k5LCa_yJl_xhv4Z8aB61yqCWtFIcu4FXVBYxkFtBX-18LAekTuXJ47nxsVjWSl_f5SD/s1600/NusakambanganX.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjTREa6cHH-XHGy_d8MbS5XaBl_9n4JHXP-4xTk1BdnI5FWf9Z6j-GNfHrYEnR6LRMld6u4QZd2k5LCa_yJl_xhv4Z8aB61yqCWtFIcu4FXVBYxkFtBX-18LAekTuXJ47nxsVjWSl_f5SD/s640/NusakambanganX.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan saat ini.</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Perjalanan ke Nusakambangan dimulai pada pagi hari dari Pelabuhan feri Wijayapura di Cilacap ke Pelabuhan Sodong di Nusakambangan. Pelabuhan ini sebenarnya digunakan khusus untuk kepentingan transportasi keluarga dan pegawai serta narapidana. Lama perjalanan tak sampai 30 menit, sekitar 15 menitlah. Jarak Pelabuhan Cilacap ke Nusakambangan memang tak begitu jauh. Dari seberang Pelabuhan Wijayapura, Pulau Nusakambangan sudah terlihat sangat dekat, masih jauh jarak Parapat di pinggir Danau Toba ke Pulau Samosir. </span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Setiba di Nusakambangan, perjalanan dilanjutkan mengelilingi pulau dengan menggunakan bis kecil, berkunjung ke gua-gua alami tempat persembunyian tentara Jepang atau Belanda di masa lalu, melewati bangunan penjara yang panjang, hingga sampai di pantai pasir putih yang indah dan langsung menghadap ke arah Samudra Indonesia. Di sepanjang pantai, banyak ditemukan pedagang asongan, yang ternyata adalah para napi yang akan bebas.</span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Saya sempat berbincang dengan salah seorang dari mereka, kebetulan dia menawarkan seperangkat batu cincin yang dia asah di dalam penjara. Sang napi bercerita tentang dirinya, teman-teman, dan keluarganya. Katanya, dia berada di Nusakambangan karena pembunuhan yang dia lakukan beberapa tahun yang lalu. Namun dia tak memerinci peristiwa pembunuhan tersebut. Selain dia tak mau mengungkit luka lama, dia ingin melupakan peristiwa itu. Saya pun tak ingin mendengar kisahnya itu, ada perasaan takut juga menghadapi seorang pembunuh. Namun sang napi yang sudah berusia sekitar 50 itu cukup ramah dan baik. </span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dia juga bercerita tentang nasib para napi setelah bebas dari Nusakambangan. Katanya, banyak para napi yang tak diterima lagi oleh keluarga dan lingkungan masyarakatnya. Mereka malah memilih tetap tinggal di Nusakambangan, berkarya dan berkumpul dengan teman-teman senasib tanpa ada yang mengungkit-ngungkit status mereka. </span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Si napi juga menambahkan, para napi di Nusakambangan, menjelang saat-saat bebas mereka, biasanya diberi kesempatan untuk mencari nafkah agar mereka memiliki uang untuk biaya hidup setelah menghirup udara kebebasan. Banyak cara yang mereka lakukan, mulai dari beternak, bercocok tanam, membuat benda-benda kerajinan, hingga menjual batu akik yang mereka asah sendiri di penjara. Para napi yang akan menghirup udara bebas sekitar tiga bulan lagi itu, diberi kesempatan keluar penjara untuk berdagang, pagi jam 7 mereka keluar, sore jam 5 mereka harus kembali lagi ke penjara. </span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Ketika saya tanya, "Apakah napi-napi itu tidak melarikan diri?". Sang napi menggeleng-geleng kepala, "Tak ada gunanya mereka lari, toh bakal tertangkap lagi. Kalau sudah tertangkap masa tahanan mereka akan ditambah lagi untuk beberapa tahun kemudian, percuma kan. Lagian, mereka juga bingung mau kemana selepas dari penjara. Di antara mereka banyak yang sudah ditolak oleh keluarga dan masyarakatnya". Saya pun hanya mengangguk-angguk mendengar jawabannya. Tak lama, saya pun membeli dua batu akiknya yang kecil seharga Rp15.000. Lalu berlari-lari di pantai pasir putih yang indah sambil bermain-main dengan ombak yang datang dari arah Samudra Indonesia.</span> </span><br />
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sore harinya, saya pun kembali ke Cilacap dengan membawa sejuta kenangan tentang Nusakambangan. </span></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-30421328512153066022012-09-20T20:12:00.004+07:002012-09-25T08:41:40.744+07:00MEDAN, SETELAH SEWINDU DITINGGALKAN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">L</span>ibur lebaran kemarin, akhirnya saya pulang juga ke kampung halaman, Medan. Kalau dihitung, sudah sewindu atau delapan kali lebaran saya tak pulang-pulang. Kata teman-teman, ketakpulangan saya itu sudah mengalahkan rekornya Bang Toyib, yang sudah tiga kali lebaran tak pulang-pulang. Dalam kurun waktu delapan tahun itu, saya pikir Medan tak begitu banyak berubah. Nyatanya, Medan berubah sama sekali. Jalanan banyak yang baru, yang simpang siur dan melintang di jalan-jalan yang lama.</span></span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZEu2FHwZPBtwZ_EYdhQDN4t_maNWFHc36gr0plpzhn5mZYC-uv7A_peBH1jV7ekkBEdRGQk0UCLbuDRykGYj4FxnM_hCA2_En8M3UxP7gi_SUO9RR5OLeI6F_ppdS_y0TTNmXXnyQvGQv/s1600/08-becak-0701h-06x.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZEu2FHwZPBtwZ_EYdhQDN4t_maNWFHc36gr0plpzhn5mZYC-uv7A_peBH1jV7ekkBEdRGQk0UCLbuDRykGYj4FxnM_hCA2_En8M3UxP7gi_SUO9RR5OLeI6F_ppdS_y0TTNmXXnyQvGQv/s640/08-becak-0701h-06x.jpg" width="640" /></a><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Jalanan di pinggiran kota yang dulunya banyak melalui sawah-sawah dan hutan-hutan kecil, kini tak ditemukan lagi, semua berubah menjadi pemukiman penduduk atau perumahan, ruko-ruko, dan mal. Pertumbuhan mal atau pusat perbelanjaan hingga tempat-tempat hang out pun tak kalah hebatnya. Pusat-pusat kuliner di malam hari pun makin banyak dan berkembang, ada Kesawan Square dan Merdeka Walk contohnya. Jalanan di kota Medan pun buat saya pangling padahal dulunya saya begitu hapal setiap sudut jalan di kota Medan. Maklum saja, dulu saya disebut sebagai pelalak atau orang yang suka jalan kemana-mana atau melalak istilah orang Medan. Saya jadi seperti orang asing di kampung sendiri.</span></span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndYsNkftOhgeUJyBa6zLNOBLW1_C5pRYmscfVdZ-bwBca2D4FJHoD4kwEJfxKk2MP-rC3eeR3wWGVgG5wDng_xaca1mjTv2DbQFm-TLTABpfqiBeX2p3bQ5xLUUpAtZlnyqC1CdWtvcQI/s1600/kesawan+square.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndYsNkftOhgeUJyBa6zLNOBLW1_C5pRYmscfVdZ-bwBca2D4FJHoD4kwEJfxKk2MP-rC3eeR3wWGVgG5wDng_xaca1mjTv2DbQFm-TLTABpfqiBeX2p3bQ5xLUUpAtZlnyqC1CdWtvcQI/s640/kesawan+square.jpg" width="640" /></a><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Kebun Binatang atau Taman Margasatwa Medan pun sudah berpindah tempat, dulunya di daerah Kampung Baru, tak jauh dari sekolah SMA saya dulu, kini berpindah tempat ke Jalan Bunga Rampe IV Nomor 100 Medan Tuntungan. Sedangkan Taman Ria (Dufannya Medan) dan Medan Fair (Taman Mininya Medan) sudah tidak ada lagi, sudah berubah menjadi pusat perbelanjaan yang bernama Plaza Medan Fair. Bioskop-bioskop seperti Juwita, Medan Fair Teater, City Plaza, Deli Teater, dan Olympia, yang dulu suka muter film-film biru alias bokep pun sudah lenyap tak berbekas, berganti dengan ruko-ruko. Saya juga suka heran, kenapa dulu bioskop-bioskop tersebut bisa leluasa muter film-film rating xxx (triple x) ya. Kalau ingat zaman SMA dan kuliah dulu, saya pun jadi mesem-mesem sendiri. Soalnya, sekali dua kali saya sempat masuk ke gedung bioskop yang saya maksudkan tadi hehehe (buka rahasia akhirnya ahaa).</span></span><span style="font-size: small;"> </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndYsNkftOhgeUJyBa6zLNOBLW1_C5pRYmscfVdZ-bwBca2D4FJHoD4kwEJfxKk2MP-rC3eeR3wWGVgG5wDng_xaca1mjTv2DbQFm-TLTABpfqiBeX2p3bQ5xLUUpAtZlnyqC1CdWtvcQI/s1600/kesawan+square.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a></div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Namun, ada juga yang tak berubah, Bandara Internasional Polonia, masih seperti dulu, tak sebagus bandara-bandara lain yang setara, seperti Bandara Juanda-Surabaya, Minangkabau-Padang, dan Adisucipto-Yogya. Polonia masih terkesan semrawut dan tak tertata rapi. Untunglah tahun 2013 besok, Medan akan punya bandara baru, namanya Bandara Kuala Namu, yang berlokasi di Kuala Namu, Desa Beringin, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Lokasi Bandara Kuala Namu merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa. Bandara baru ini juga disebut-sebut sebagai bandara yang terbesar setelah Soekarno-Hatta Jakarta. Bahkan bakal diadu dengan Kuala Lumpur International Airport dan Changi di Singapura. Kalau dilihat dari sket-sket yang dipampangkan di Bandara Polonia, Kuala Namu memang pantas disebut sebagai bandara internasional yang tak kalah dengan bandara negeri tetangga tersebut. Letak landasan pacunya pun tak jauh dari Selat Malaka, ini mengingatkan saya dengan landasan pacu Bandara Ngurah Rai di Bali, yang berada di bibir pantai.</span></span><span style="font-size: small;"> </span></div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Selain Polonia, pajak Simpang Limun pun tak banyak berubah, tetap kumuh dan makin kotor. Istilah “pajak” digunakan orang Medan untuk menyebut pasar. Sedangkan istilah “pasar” digunakan orang Medan untuk menyebut jalan raya. Pajak Simpang Limun ini letaknya tak begitu jauh dari tempat tinggal saya di Medan. </span></span><span style="font-size: small;"> </span></div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Untuk urusan transportasi, Anda jangan berharap banyak akan seperti di Jakarta yang memiliki busway dan KRL atau seperti di Yogyakarta yang memiliki TransYogya. </span><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Di Medan, transportasi andalannya (selain angkutan umum dan taksi) adalah becak mesin. Hampir sepanjang jalan di Kota Medan Anda akan menemukan becak mesin. Transportasi ini menurut saya adalah sarana yang efisien untuk menjangkau seluruh wilayah Kota Medan. Selain lebih murah daripada taksi, Anda juga bisa cepat sampai di tujuan karena becak mesin di Medan bisa melaju kencang seperti ngejar setoran. Teman saya Andros bahkan takut naik becak mesin ini karena suka kencang hingga buat jantungnya berdebar-debar. Meskipun demikian, kalau ke Medan, becak mesin tetap saya rekomendasikan untuk Anda sebagai sarana transportasi yang efisien dan cepat.</span></span><span style="font-size: small;"> </span></div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Kalau ditanya, kenapa saya rekomendasikan becak mesin? Ada keunikan dan kenikmatan tersendiri kalau naik becak mesin tersebut, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Anda akan merasakannya kalau Anda langsung mencobanya sendiri. Becak mesin di Medan merupakan hasil modifikasi becak dayung yang diganti dengan motor sebagai penggeraknya. Pengemudi becak mesin berada di samping atau bersisian dengan penumpang, berbeda dengan becak di Jakarta dulu dan di Yogya, pengemudinya berada di belakang penumpang.</span></span><span style="font-size: small;"> </span></div>
<br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> Sebagai kota terbesar ke-3 setelah Jakarta dan Surabaya, perkembangan Kota Medan setelah sewindu saya tinggalkan memang cukup pesat. Sayangnya, kota tempat lahirnya Kerajaan Melayu Deli itu tetap berkesan semrawut, tak tertata, dan padat. Itulah yang saya rasakan ketika mudik lebaran kemarin.</span></span></div>
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><span style="font-size: x-small;"><b><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Catatan:</span> </b></span></span><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /><i><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Tulisan ini pernah saya posting di <a href="http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/08/29/medan-setelah-sewindu-ditinggalkan/" target="_blank"><b>Kompasiana</b></a></span></span></i></span><span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;" /></span> Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-46313569353732071672012-09-16T12:57:00.007+07:002012-09-20T21:15:13.064+07:00DESA SADE, KAMPUNG SASAK ASLI<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">D</span>esa Sade merupakan desa Sasak asli yang masih dipertahankan keasliannya. Desa Sade terletak di daerah Rembitan tak jauh dari Kota Mataram, Lombok. Dari arah Bandara Udara Internasional Lombok, Desa Sade sudah tak begitu jauh lagi, sekitar kurang setengah jam perjalanan dengan bis. Di desa Sade, saya masih bisa menyaksikan bentuk rumah Sasak asli yang beratap ijuk dengan tradisi masyarakat setempat yang masih asli. Meski letak desa itu tepat di pinggir jalan raya yang beraspal mulus dan banyak dilalui oleh kendaraan bermotor, Sade tetap bertahan sebagai desa asli suku Sasak. Modernisasi yang menyerbu Pulau Lombok sepertinya tak kuasa memengaruhi desa tersebut.</span></div>
<div align="justify">
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7kS9mRhpXwfIqPPVQ_bQ6ruVlkgV93La0GPJM6S_7IS-SbrNAdfA7d4j1qnjXXPn0HXpy8-aKjUfYarpL45Ln0IglvbqHLTxFvvQp5x8QJeDaiGsPGBj5Frg4SQCTR5MDh9VYsHjvHH0i/s1600/P5231150.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788653991140493634" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7kS9mRhpXwfIqPPVQ_bQ6ruVlkgV93La0GPJM6S_7IS-SbrNAdfA7d4j1qnjXXPn0HXpy8-aKjUfYarpL45Ln0IglvbqHLTxFvvQp5x8QJeDaiGsPGBj5Frg4SQCTR5MDh9VYsHjvHH0i/s400/P5231150.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Secara umum, sebagai suku Sasak asli, masyarakat Sade masih menganut kepercayaan Wektu Telu yaitu kepercayaan Islam yang memiliki unsur-unsur Hindu, Buddha, maupun kepercayaan tradisional kuno lainnya. Meski demikian, mereka tetap melaksanakan salat wajib lima waktu. Kaum perempuan pada Masyarakat Sade masih tetap mahir menenun. Mereka memproduksi kain tenun ikat Lombok yang indah dan menawan. Saya masih bisa menyaksikan mereka menenun dan langsung menjual hasil tenunannya itu pada para pengunjung.</span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLMS-tsnhGrmHYHr_FJI5Qjjs02yIf8t9whsUyEsjF7rOoGdA-NBlw57YgNSJWciHzsZSpUWyDC7BLChzUcI94aGHMmpBL97PhlJZtxLb-_HrI3ddMVefAof3aPxFLebFcRU7kuBvNAVsu/s1600/DSC00932.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788655291826774290" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLMS-tsnhGrmHYHr_FJI5Qjjs02yIf8t9whsUyEsjF7rOoGdA-NBlw57YgNSJWciHzsZSpUWyDC7BLChzUcI94aGHMmpBL97PhlJZtxLb-_HrI3ddMVefAof3aPxFLebFcRU7kuBvNAVsu/s400/DSC00932.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Selain itu, penduduk setempat juga membuat perhiasan-perhiasan atau pernak-pernik atau aksesoris khas Sasak seperti gelang, kalung, anting, dan cincin. Pernak-pernik tersebut bisa dijadikan cinderamata untuk dibawa pulang. Harganya pun tak mahal, sekitar 5000 rupiah per satuan. Harga ini juga masih bisa dinego kalau kita belinya banyak. Berbeda dengan kain tenunan yang cukup menguras dompet.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Memang tak dapat dipungkiri, Desa Sade tetap dipertahankan sebagai desa asli suku Sasak ditujukan untuk kepentingan pariwisata. Oleh pemerintah setempat, Desa Sade dijadikan sebagai objek wisata bagi para wisatawan, baik domestik maupun internasional karena banyak desa asli suku Sasak yang sudah punah atau berubah bentuk mengikuti perkembangan zaman. Hanya Desa Sade yang masih bertahan dan tetap dipertahankan keasliannya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Upaya mempertahankan keaslian desa Sasak Sade tersebut didukung pula sepenuhnya oleh masyarakat setempat. Ini terlihat dari pola dan gaya hidup mereka yang masih bersahaja dan tradisional, tanpa adanya pengaruh unsur-unsur modernisasi yang berarti. Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari pun masih bahasa Sasak asli. Demikian pula dengan rumah mereka yang masih asli khas Sasak, selain beratap ijuk, lantai dasar rumah mereka juga terbuat dari tanah liat yang sudah mengeras seperti batu. Pintu masuk rumah pun tak melebihi tinggi orang dewasa. Hal ini dimaksudkan agar setiap tamu yang datang ke rumah mereka akan segera menunduk ketika melewati pintu masuk tersebut. Ini merupakan simbol untuk menghormati si tuan rumah atau pemilik rumah. </span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGc4Ju-C0adwv9g1ChjXoj246sy-2ggLorHIqwz7FWxwQTzW8F0DghIyHdVFgFMGXf06DAu51izmpqPmmKxkNqU0Au3TSSMfIftCxlykxvc5999hiFGHsdl6ulJngKFsauZVnpxOJv6m0w/s1600/P5231135.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788654547524952018" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGc4Ju-C0adwv9g1ChjXoj246sy-2ggLorHIqwz7FWxwQTzW8F0DghIyHdVFgFMGXf06DAu51izmpqPmmKxkNqU0Au3TSSMfIftCxlykxvc5999hiFGHsdl6ulJngKFsauZVnpxOJv6m0w/s320/P5231135.JPG" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: right; height: 320px; margin: 0 0 10px 10px; width: 240px;" /></a><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Yang paling unik dan membuat saya tercengang dari rumah khas Sasak tersebut adalah cara mereka membersihkan lantai rumah mereka. Kalau orang-orang di perkotaan atau modern selalu menggunakan zat pembersih lantai, namun tak demikian dengan rumah Sasak. Untuk mengepel lantai rumah, mereka menggunakan kotoran kerbau yang disebar ke seluruh lantai. Penggunaan kotoran kerbau ini sebenarnya ada maksudnya. Konon katanya, kotoran kerbau itu mengandung zat yang mampu mengusir nyamuk dan memberikan efek hangat di dalam ruangan rumah, terutama ketika di malam hari atau suhu udara dingin. Yang membuat saya takjub lagi, ketika sudah mengering, kotoran kerbau tersebut tak meninggalkan bau di dalam ruangan rumah mereka. Itulah yang saya rasakan ketika memasuki rumah tradisional suku Sasak di Desa Sade.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Berkunjung ke Desa Sade dapat disebut sebagai wisata budaya. Dari hasil kunjungan itu membuat saya semakin sadar bahwa budaya bangsa yang dimiliki negeri ini memang sangat kaya dan beragam. Desa Sade merupakan salah satu bagian kecil dari kekayaan budaya tersebut. Bagaimana dengan yang lainnya? Mari jelajahi Indonesia! </span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: georgia; font-size: 85%;">Catatan:</span></b><span style="font-size: 85%;"><br /></span><i><span style="font-family: georgia; font-size: 85%;">Tulisan ini pernah saya posting di <b><a href="http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/06/12/sade-desa-sasak-asli-tanpa-sentuhan-modernisasi/">Kompasiana</a></b></span></i><br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-78292835835641889772012-09-16T12:38:00.004+07:002012-09-20T23:19:46.958+07:00SI JAGUR (BUKAN) MERIAM PORNO LHO<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">B</span>agi yang pernah mengunjungi Museum Fatahillah atau Museum Jakarta, nama meriam Si Jagur pasti sudah tak asing lagi. Saya mengenal meriam Si Jagur pertama kalinya dari poster sebuah film nasional yang berjudul Si Jagur (1982). Poster film yang dibintangi oleh Benny G. Rahardja atau Benny Gautama dan George Rudy itu bergambar meriam Si Jagur bersama sang bintang yang sedang beraksi. Waktu itu saya tak begitu ngeh dengan bentuk pangkal Si Jagur tersebut, padahal poster film Si Jagur itu memperlihatkannya dengan sangat jelas.</span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP-NHSdZ2pBbknutOXrsVSd1EmOHiDT7WGtNJ_f6fvlRICiyUp6vOYOanyplEJ-RjVPVickt5Qf11Uc41_0ZFkTwNrew6v_Q4DwGWXUqG2XRI2T2frel8hqSh_bWTNRXhig-zZoJCYjXtF/s1600/sijagur03.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788648869026725410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP-NHSdZ2pBbknutOXrsVSd1EmOHiDT7WGtNJ_f6fvlRICiyUp6vOYOanyplEJ-RjVPVickt5Qf11Uc41_0ZFkTwNrew6v_Q4DwGWXUqG2XRI2T2frel8hqSh_bWTNRXhig-zZoJCYjXtF/s400/sijagur03.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 267px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Meriam Si Jagur dapat dikatakan sebagai meriam yang paling banyak mendapat perhatian dari para pengunjung Museum Jakarta. Padahal selain Si Jagur, masih ada delapan meriam lagi di Museum Jakarta. Namun Si Jagur tetap yang dicari pengunjung, terutama pengunjung yang berusia muda atau remaja. Info tentang keunikan meriam Si Jagur ini pasti sudah menyebar dari mulut ke mulut. Di mana letak keunikan meriam Si Jagur?</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Kalau diperhatikan, moncong Si Jagur itu tak jauh berbeda dengan moncong meriam lainnya. Cuma bentuk pangkal Si Jagur saja yang membedakannya dengan meriam lain. Pangkal Si Jagur itu berbentuk kepalan tangan kanan dalam posisi jempol dijepit jari telunjuk dan jari tengah. Lambang kepalan tangan demikian diasumsikan sebagai bentuk keintiman antara pria dan wanita. Jadi, tak heran kalau meriam Si Jagur dianggap sebagai lambang kesuburan. Bahkan tak sedikit yang menganggap Si Jagur itu porno.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Saat saya melihat Si Jagur secara langsung, banyak anak-anak remaja pria dan wanita yang mendekati meriam Si Jagur. Mereka tertawa-tawa sambil menunjuk pangkal Si Jagur. “Bener kan, bener kan”, demikian kata-kata yang mereka lontarkan pada teman-temannya yang lain. Saya tak paham maksud kata-kata mereka tersebut. Anak-anak itu pun berpose di atas meriam Si Jagur dengan berbagai aksi, padahal di situ sudah ada tanda larangan untuk menaiki Si Jagur, tapi tetap tak mereka gubris. Bahkan tak sedikit pula yang malu-malu saat melihat bentuk kepalan tangan Si Jagur tersebut. Mereka yang malu langsung bergumam, “Hiii”, dan langsung berpaling.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Bagi banyak orang lain lagi, meriam Si Jagur dianggap dapat memberikan keturunan. Mereka datang ke “Si Jagur” untuk minta diberi anak. Caranya, sang peminta harus menunggangi meriam Si Jagur. Apakah permintaan ini dikabulkan atau tidak, tak ada yang bisa membuktikan. Kalaupun ada yang langsung bisa punya anak setelah mengunjungi dan menunggangi Si Jagur, barangkali itu hanya kebetulan belaka. Namanya juga mitos, tentu sangat sulit membuktikan kebenarannya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari dalam museum, meriam Si Jagur dibawa oleh orang belanda dari Malaka setelah Malaka direbut dari tangan Portugis tahun 1641. Ia berkaliber 24 pon dan ditempatkan di salah satu kubu kastil Batavia. Di atas meriam terlihat tulisan ex me ipsa renata sum (saya lahir dari diri sendiri) dan angka latin X+I+V=XVI, artinya 16 meriam berukuran lebih kecil dileburkan untuk menciptakan Si Jagur ini. Kemungkinan meriam ini dibuat oleh M.T. Bocarro di Macao (Cina) untuk benteng Portugis di Malaka. Meriam ini ditempatkan di halaman belakang Museum sejarah Jakarta.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Dulunya, meriam sepanjang 3,85 meter dan diameter laras 25 sentimeter yang ditopang oleh kayu merah itu, ditempatkan di kawasan Kota Intan Pinangsia. Tempat ini merupakan tempat asalnya pada zaman kolonial. Kemudian dipindah ke Museum Nasional, lalu pada 1968 dipindah ke Museum Wayang (dahulu Museum Jakarta Lama). Sejak 1974 menempati taman depan Museum Sejarah Jakarta tersebut hingga tahun 2002. Dan sekitar bulan November 2002, meriam Si Jagur dipindah ke halaman belakang Museum Jakarta.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">So … masihkah ada yang beranggapan kalau meriam Si Jagur itu sebagai meriam porno?</span></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /><span style="font-size: 85%;"><b>Catatan:</b><br /><i>Tulisan ini pernah saya posting di <b><a href="http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/05/12/si-jagur-bukan-meriam-porno/">Kompasiana </a></b></i></span></span><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-57539728775110105852012-09-16T11:02:00.003+07:002013-01-10T00:39:19.679+07:00MESIN PENJAJA KONDOM DI TOILET PRIA<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">T</span>oilet selain tempat buang air besar dan buang air kecil, bisa berfungsi pula sebagai tempat untuk menjajakan kondom. Yang menjajakan pun bukan orang, tapi mesin penjaja seperti halnya mesin penjaja rokok, mesin softdrink, mesin ATM, dan sebagainya.</span></div>
<div align="justify">
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiSA9S0sGCFwrJne-Z2Aea7HPYjh48lrSwg4OBD7IWSKn7-Ik7Gr6YMewky2HRGwLtnajcVJiMg6Ll9KgNoQsqYUbIZLiBFquCr0mJNDKMtzwXdbDh_olDCKddIcWyc_lM1ApzlqrL1Pi/s1600/Condomat.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788624323385583522" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidiSA9S0sGCFwrJne-Z2Aea7HPYjh48lrSwg4OBD7IWSKn7-Ik7Gr6YMewky2HRGwLtnajcVJiMg6Ll9KgNoQsqYUbIZLiBFquCr0mJNDKMtzwXdbDh_olDCKddIcWyc_lM1ApzlqrL1Pi/s400/Condomat.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 300px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Toilet semacam itu tak pernah saya temukan di Indonesia. Di negeri ini toilet cuma berfungsi sebagai tempat seperti yang saya sebutkan di awal tadi, tempat pipis dan buang hajat. Padahal kalau mau, toilet di sini juga bisa dipasangi mesin penjaja kondom. Namun karena negeri kita ini mengharamkan sex bebas maka mesin penjaja kondom pun tak mungkin dipasang di toilet umum, khususnya toilet pria. </span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLIkqVj_p5iywTerpcmzVRQFU4jxyr4JbigrZQOz8NHkKU4u86ClqDXhP0CgawJNr1tFfvp45NzuJjPUMnC9wnYmpV7YvECJxlNr89kYoR0h68o4xXbnfpjT-Afk8iNhgQjX9y1fLcLa7k/s1600/condom+machine.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788624636151993826" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLIkqVj_p5iywTerpcmzVRQFU4jxyr4JbigrZQOz8NHkKU4u86ClqDXhP0CgawJNr1tFfvp45NzuJjPUMnC9wnYmpV7YvECJxlNr89kYoR0h68o4xXbnfpjT-Afk8iNhgQjX9y1fLcLa7k/s320/condom+machine.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: right; height: 320px; margin: 0 0 10px 10px; width: 212px;" /></a><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Kondom sebagai alat kontrasepsi buat pria memang pantas dijajakan di toilet pria, kalau dijajakan di toilet wanita pasti tak laku. Apalagi kalau sang pria sudah kebelet buat menyalurkan hasratnya, tentu tak perlu repot-repot ke toko terdekat atau apotek, cukup lari ke toilet. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Toilet pria yang punya fasilitas plus ini saya temukan dalam perjalanan antara Insburck dan Wina - Austria beberapa tahun lalu. Saat itu bis yang kami tumpangi berhenti di sebuah pom bensin. Seperti biasa karena suhu terlalu dingin, kami dari negara tropis ini selalu sepi alias sesak pipis. Toilet pun menjadi tempat yang paling berharga kalau sudah sesak gak ketulungan seperti itu. Sesampai di dalam toilet itulah saya lihat mesin penjaja kondom. Mesin tersebut ditempatkan di dinding toilet. Saya pikir mesin itu cuma pajangan biasa karena bentuknya tak kelihatan seperti mesin. Seorang teman yang menjelaskan kalau pajangan itu mesin kondom. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"> Ada banyak jenis kondom yang dipajang di mesin itu. Ada berbagai warna dan rasa, ada rasa jeruk, stroberi, hingga apel. Kalau mau cari kondom yang seperti bulu landak pun ada, berbintil-bintil gitu, dan tersedia dengan berbagai ukuran. Untuk memilih, kita tinggal menekan salah satu jenis kondom setelah memasukkan koin 50 cent euro ke dalam mesin tersebut. Tak berapa lama kondom pun jatuh di tempatnya. Menurut informasi, mesin penjaja kondom itu memang tersedia di berbagai toilet umum di Eropa. Tujuannya, buat mengkampanyekan sex yang sehat pada warganya dan para turis. Bagaimana dengan Indonesia, akankah bisa seperti itu? </span><br />
<br />
<b><span style="font-family: georgia; font-size: 85%;">Catatan:</span></b><span style="font-size: 85%;"><br /></span><i><span style="font-family: georgia; font-size: 85%;">Tulisan ini pernah saya posting di <b><a href="http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/02/09/mesin-penjaja-kondom-di-toilet-pria/">Kompasiana</a></b></span></i><span style="font-size: 85%;"><br /></span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-24390060781748276012012-09-16T09:54:00.005+07:002012-09-19T11:20:29.650+07:00TONGSENG PAK GINO<div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><span class="dropcaps"></span></span></div><div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><span class="dropcaps">T</span>ongseng kambing Pak Gino memang enak. Kuahnya berbumbu gulai yang harum semerbak, tak begitu kental dan tak pula encer, dan pedasnya terasa. Bumbu-bumbu meresap dalam dagingnya, semuanya serba pas. Makan tongseng Pak Gino buat tubuh berkeringat karena irisan cabai rawitnya. Potongan daging kambingnya pun gurih dan empuk, dan tak amis pula. Bagi yang tak suka daging kambing, bisa ditukar dengan daging sapi.</span><br /></div><div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwbCGVwopWE3tkC8exEOziFblwSobnjFwXTfcgFzK_AmTh_HolQRGTJxXsMbjYfBlfIGs2_kFtMzIdsJ6_9tEj0vCmUZgvvWODaWWSDK-o9iJe_s17dgRgN6l3Qf8xytYZYQrKuZbb8Dvf/s1600/tongseng2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwbCGVwopWE3tkC8exEOziFblwSobnjFwXTfcgFzK_AmTh_HolQRGTJxXsMbjYfBlfIGs2_kFtMzIdsJ6_9tEj0vCmUZgvvWODaWWSDK-o9iJe_s17dgRgN6l3Qf8xytYZYQrKuZbb8Dvf/s400/tongseng2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788605123373970050" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Pada dasarnya tongseng dibuat dari potongan daging kambing (biasanya diambil dari satai kambing yang belum dibakar), ditumis dengan bumbu gulai hingga wangi. Setelah itu diberi kuah santan encer dan sedikit kecap manis lalu dimasak beberapa saat. Saat daging sudah empuk, barulah ditambahkan potongan tomat, daun kol, dan cabai rawit yang diiris kasar. Tongseng memang paling enak dimakan panas. Beberapa penjual masih mengolahnya langsung dengan api arang. Kuahnya kuning sedikit oranye dengan aroma gulai yang harum wangi. Pelengkap untuk makan tongseng bisa dengan acar atau boleh ditambah lagi dengan sambal kecap rawit.</span><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie2d_lmlMH-lDcrUs9SSVlkShGzb3oysXgh0YJ5RMdrF6T_-Ahhe0nRGUywlTH3up_0HJXj3D9WIFikUpzwYSpOXH-7nbdEDZipg0PNVrxZUo_8QFcNs_GETL0epzSZhfjKS4F1GzZzsv6/s1600/tongseng.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie2d_lmlMH-lDcrUs9SSVlkShGzb3oysXgh0YJ5RMdrF6T_-Ahhe0nRGUywlTH3up_0HJXj3D9WIFikUpzwYSpOXH-7nbdEDZipg0PNVrxZUo_8QFcNs_GETL0epzSZhfjKS4F1GzZzsv6/s400/tongseng.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788605129896882306" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Pengolahan tongseng kambing Pak Gino sama dengan cara di atas, mungkin dia punya resep tambahan lain yang membuat tongsengnya berasa lain dari yang lain. Kenal tongseng Pak Gino dari seorang rekan kantor yang suka makan di situ. Suatu kali rekan tersebut nraktir makan malam di tempat itu. Tempatnya biasa, tak mewah, dan terletak di pinggir Jalan Raya Soleh Iskandar atau yang sering dikenal dengan Jalan Baru di Kota Bogor, sebelum pertigaan Taman Yasmin, tak jauh dari pom bensin. </span><br /><br /><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Dan saya yakin, Pak Bondan, si pakar kuliner itu, kalau nyobain tongsengnya Pak Gino, pasti berkata “Maknyos”. Harga juga bisa diadu, tak terlalu mahal untuk citarasa bintang lima. </span><br /></div><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /><span style="font-size:85%;"><b>Catatan:</b><br /><i>Tulisan ini pernah saya posting di <b><a href="http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2010/10/01/tongseng-pak-gino/">Kompasiana</a><br /></b></i><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-91772713081025317852012-09-16T09:13:00.003+07:002013-01-10T00:39:54.445+07:00MRT NO, BUSWAY YES<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">E</span>ntah kenapa saya tak begitu setuju dengan pembangunan MRT atau Mass Rapid Transit. Apalagi pembangunan jalur MRT makan biaya yang cukup besar sekitar 16 triliun, sedang efektifitasnya mengurai kemacetan pun hanya sebatas jalur Lebak Bulus hingga Dukuh Atas, sedang titik kemacetan Jakarta hampir di seluruh wilayah Jakarta seperti Kali Malang, Pancoran, Pasar Minggu, Tanah Abang, dan sebagainya.</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTUTqjh5Ia4u0ae80yzHeUGBCu0x8RHm-qdMrMdCUK4X101Hcmd75jM0IUjx14LWt2-52TY5mrr9zPZa6g7peI2W309qVkWzVTTPt7mDWNxnAa_TWktq4rgXB3Ht4kJH9-IjfdVAwlxeP/s1600/mrt2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTUTqjh5Ia4u0ae80yzHeUGBCu0x8RHm-qdMrMdCUK4X101Hcmd75jM0IUjx14LWt2-52TY5mrr9zPZa6g7peI2W309qVkWzVTTPt7mDWNxnAa_TWktq4rgXB3Ht4kJH9-IjfdVAwlxeP/s640/mrt2.jpg" width="640" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Saya pun tak habis pikir kenapa proyek MRT begitu antusias dicanangkan, yang katanya dapat beroperasi sekitar tahun 2016 padahal Jakarta diprediksi akan macet total di tahun 2014. Bagi saya, MRT cuma proyek ambisus yang hanya buang-buang anggaran negara saja, percuma. Kenapa proyek monorail yang dulu tak diteruskan padahal tiang-tiang penyangga jalur monorail sudah ada yang terpasang di beberapa tempat. Kalau mau, contohlah Kuala Lumpur, mereka lebih suka mengintegrasikan monorail, kereta, dan bus untuk sarana transportasi mereka. Hasilnya, sistem transportasi di Kuala Lumpur lebih nyaman, aman, dan murah. Kemacetan pun hampir tak ditemukan di ibukota Malaysia tersebut. Mereka pun tak antusias dengan MRT kalau sarana transportasi umum yang ada lebih menunjang dan bisa diperbaiki. </span><br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCE4xsXzbQ9j0QGNcWeO_AzgFaH6fyCEkUVFqKBB4aSENkVibhiJxBR583McL-mTExPflfZdoj3F6GbIHwV1ET7YnghK0h1yfnwI3LwxdKrcEX_7D8aGby2C0nblrxw3441ME72Rhy8n6n/s1600/mrt1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="406" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCE4xsXzbQ9j0QGNcWeO_AzgFaH6fyCEkUVFqKBB4aSENkVibhiJxBR583McL-mTExPflfZdoj3F6GbIHwV1ET7YnghK0h1yfnwI3LwxdKrcEX_7D8aGby2C0nblrxw3441ME72Rhy8n6n/s640/mrt1.jpg" width="640" /></a><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Saya juga tak habis pikir, masalah kemacetan Jakarta sebenarnya bisa diatasi asal para pengguna kenderaan pribadi seperti mobil dan motor mau beralih secara sukarela ke penggunaan transportasi umum seperti angkot, busway, KRL atau Commuterline. Namun apa daya, mereka tak rela beralih ke transportasi umum yang ada karena dianggap tak aman, tak nyaman, penuh penderitaan, kumuh, dan mahal. Apalagi kasus-kasus kejahatan di kendaraan umum makin sering terjadi hingga menciutkan nyali para pengguna kendaraan pribadi. Seandainya pemerintah punya niat untuk memperbaiki sarana transportasi umum tersebut, saya yakin pengguna kendaraan pribadi secara sukarela akan mau beralih ke transportasi umum. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Sayangnya, saya tak menemukan niat tersebut. Transportasi yang saya temukan tetap sama seperti yang dulu-dulu. KRL ekonomi makin hancur, para penumpang tetap berdesakan hingga sampai di atas gerbong. Jangankan bisa duduk dengan nyaman, untuk mendapat ruang yang lega di gerbong kereta pun sulit untuk didapatkan, selalu berdesak-desakan bila di jam-jam sibuk. Demikian pula dengan commuterline, sering berdesak-desakan ketika jam-jam pergi dan pulang dari kantor, bahkan pintu kereta ber-AC tersebut sering dibuka paksa oleh penumpang karena padatnya di dalam kereta. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Busway pun setali tiga uang, proyek ambisius di era Sutiyoso itu bukannya makin profesional, tapi makin tak terurus saja. Busway tak lagi nyaman dinaiki, AC yang dulu dingin kini tak lagi sedingin dulu. Jumlah penumpang yang makin bertambah tak sebanding dengan jumlah busway yang tersedia. Jadi tak heran kalau di dalam busway yang makin panas itu para penumpangnya berdesak-desakan. Jangan tanya lagi ketika jam-jam pergi atau pulang kantor. Di hari libur pun busway selalu padat penumpang terutama di koridor-koridor yang mengarah pada tempat-tempat wisata. Bahkan di halte-halte busway sering terjadi penumpukan penumpang. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Saya pun jadi heran sendiri, kenapa pemerintah daerah (pemda) DKI Jakarta tak membenahi busway saja agar lebih disukai penduduk Jakarta dan sekitarnya ketimbang membangun MRT yang menelan biaya hingga triliunan rupiah itu. Padahal jumlah koridor yang dimiliki busway sudah hampir menjangkau seluruh wilayah Jakarta. Saya pun yakin, kalau busway dibuat nyaman, aman, dan murah, para pengguna kendaraan pribadi akan mau beralih ke kendaraan massal tersebut. Busway juga bisa diintegrasikan dengan KRL dan kendaraan umum lainnya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Menurut saya pribadi, MRT bukanlah solusi mengatasi macet Jakarta, seharusnya pemda DKI sadar itu. Saran saya untuk para calon gubernur DKI atau siapalah nanti yang akan mimpin Jakarta, benahi saja busway dan KRL agar lebih menarik minat para pengguna kendaraan pribadi. Kalau ditanya secara pribadi mau pilih MRT atau busway, tentu saya akan jawab, “MRT no, busway yes”. </span></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /><span style="font-size: 85%;"><b>Catatan:</b><br /><i>Tulisan ini pernah saya posting di <a href="http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2012/07/10/mrt-no-busway-yes/"><b>Kompasiana</b></a></i></span></span>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-12947162591416814992012-09-15T23:58:00.004+07:002013-01-10T00:48:33.142+07:00CUKUP 3500 BISA KELILING JAKARTA<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">J</span>udul di atas bukanlah omong kosong tapi beneran dan nyata, tak muluk-muluk juga kalau saya katakan demikian. Saya bisa keliling Jakarta cukup dengan 3500 rupiah, ongkos yang cukup murah bukan? Dengan uang segitu saya bisa lewat Ragunan, Semanggi, Bunderan HI, Monas, Masjid Istiqlal, Kota Tua, hingga Ancol. Pusat-pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta pun bisa saya lewati dengan 3500 itu. Saya pun jadi bisa tahu Pasar Senen, Blok M, Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Sarinah, Roxy, Mangga Dua, Glodok, dan Pasar Baru. Beberapa museum terkenal seperti Museum Gajah dan Fatahillah pun bisa saya kunjungi dengan mudah.</span></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ar6L0XoXl93WhYne7kkaEvUl3_FbdyWr-_LSjqXYIMhTksDVmGmbDn0splTY_jDPjE2rs6e2BTnXYXpiywTw7EUZSgMZk3T6RWkQ2kwBbagkUGPDjEBrbFtU3DEKE4g5OABN9Fwbe5ve/s1600/BUSWAY.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5788460764784975394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_ar6L0XoXl93WhYne7kkaEvUl3_FbdyWr-_LSjqXYIMhTksDVmGmbDn0splTY_jDPjE2rs6e2BTnXYXpiywTw7EUZSgMZk3T6RWkQ2kwBbagkUGPDjEBrbFtU3DEKE4g5OABN9Fwbe5ve/s400/BUSWAY.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 290px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Akses yang bisa saya dapatkan dengan mudah tersebut hanya bisa diwujudkan oleh busway, transportasi bus umum Transjakarta. Busway dapat melayani hampir seluruh wilayah Jakarta. Bagi para pendatang yang ingin tahu Jakarta, busway merupakan transportasi yang tepat untuk dijadikan pilihan. Selain murah, busway dapat membawa kita ke berbagai tempat penting Jakarta seperti tempat-tempat wisata dan pusat perbelanjaan terkenal tadi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Busway Transjakarta melayani 11 koridor dengan rute Blok M – Kota (Koridor 1), Pulogadung – Harmoni (Koridor 2), Kalideres – Pasar Baru (Koridor 3), Pulogadung – Dukuh Atas 2 (Koridor 4), Ancol – Kampung Melayu (Koridor 5), Ragunan – Dukuh Atas 2 (Koridor 6), Kampung Rambutan – Kampung Melayu (Koridor 7), Lebak Bulus – Harmoni (Koridor 8), Pinang Ranti – Pluit (Koridor 9), Tanjung Priok – PGC/Pusat Grosir Cililitan (Koridor 10), dan Walikota Jakarta Timur – Kampung Melayu (Koridor 11). Rencananya masih ada beberapa koridor lagi yang rencananya akan dibuat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Busway Transjakarta juga sudah memenuhi syarat untuk disebut sebagai angkutan massal kota berpenduduk padat seperti Jakarta. Dalam sehari, busway bisa mengangkut ribuan orang. Kalau diurusin dengan benar, profesional, dan serius bukan tak mungkin busway dapat dijadikan solusi untuk mengurangi kemacetan Jakarta yang makin parah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Sayangnya, proyek ambisius Pak Sutiyoso tersebut seperti dicuekin, tak diurusin dengan benar, dan tak dikelola dengan manajemen profesional. Banyak busway yang sudah tak nyaman lagi dinaiki, AC-nya mati, tak lagi harum, laju kendaraannya pun sudah tak senyaman dulu, goncangannya lebih terasa ketika melaju. Sungguh berbeda saat busway pertama kali diluncurkan dan beroperasi. Waktu itu, busway sangatlah nyaman, sejuk, harum, dan ketika melaju pun tak terasa goyangannya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Padahal, saat Pak Sutiyoso - Gubernur DKI sebelum Foke - merintis busway, sebagian besar orang banyak yang mencibir, protes, dan dianggap proyek sia-sia karena tak terlalu signifikan untuk mengurangi kemacetan Jakarta. Malah katanya semakin memacetkan Jakarta karena jalur busway memakan sepertiga badan jalan yang sudah ada sehingga semakin mempersempit jalur untuk kendaraan pribadi dan umum lainnya. Pak Sutiyoso tak ambil pusing dengan itu, beliau terus jalan dengan proyek buswaynya tersebut meski banyak suara-suara sumbang di sekitarnya.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Hasilnya, saya pun bisa menikmati busway dan bisa menikmati Jakarta dengan murah, demikian pula dengan warga lainnya. Pada jam-jam sibuk dan libur, busway selalu dipadati penumpang. Andaikata busway diurusin dengan benar dan profesional, saya yakin pasti banyak para pengendara pribadi yang beralih ke busway. Dan itu artinya, kendaraan pribadi akan berkurang memasuki wilayah Jakarta. Apalagi kalau diintegrasikan dengan KRL (kereta listrik) Jabodetabek yang nyaman tentu akan makin membuat orang malas membawa kendaraan. Tak usahlah membangun proyek subway yang berbiaya besar, diseriusin saja mengurusi busway dan KRL, sebenarnya itu sudah cukup.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Sebenarnya, gampang kok mengurangi kemacetan Jakarta. Caranya (seperti yang saya katakan tadi), buatlah busway senyaman mungkin, bersih, harum, dan setiap waktu selalu ada tanpa harus menunggu lama di halte. Berikan harga terjangkau atau berlakukan kartu langganan seperti halnya KRL dan jalan tol. Integrasikan busway dengan KRL Jabodetabek yang nyaman pula, jumlah gerbong kereta diperbanyak sehingga setiap lima menit penumpang bisa diangkut tanpa terjadi penumpukan. Kalau perlu, berikan subsidi untuk kedua transportasi tersebut agar rakyat kecil juga bisa menikmati transportasi yang nyaman dan sehat.</span><br />
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Saran saya untuk calon gubernur Jakarta cuma itu. Seriusin saja sarana yang sudah ada, buat lebih profesional dan berpihak pada semua kalangan. Seandainya subway terealisasi, saya tak yakin ongkosnya bisa terjangkau oleh rakyat kecil. Daripada membuang uang triliunan rupiah, lebih baik menjadikan busway sebagai angkutan yang benar-benar massal dan profesional. Jangan dibiarkan busway terseok di tengah jalan, apalagi sampai terbakar dan meledak. Itu artinya apa, kesejahteraan busway pun tak lagi menjadi prioritas utama. Kesannya seperti, “Itu bukan proyek gue …”.</span></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /><span style="font-size: 85%;"><b>Catatan:</b><br /><i>Tulisan ini pernah saya posting di <a href="http://jakarta.kompasiana.com/transportasi/2012/07/03/cukup-3500-rupiah-bisa-keliling-jakarta/"><b>Kompasiana</b></a></i></span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-83286284870540836892012-06-06T23:18:00.003+07:002012-09-19T11:23:46.925+07:00INILAH GILI TRAWANGAN<span style="Times New Roman",serif; font-family:Georgia,";font-size:small;" ><span class="dropcaps"></span></span><div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><span class="dropcaps">G</span>ili Trawangan memang pulau yang indah. Itulah kesan saya ketika berwisata ke pulau itu. Pantainya biru kehijauan dengan terumbu karang yang menakjubkan. Banyak turis asing yang berjemur di pantai itu, cuma bertelanjang dada bahkan ada yang melepas kutangnya demi mendapatkan kulit yang coklat merata seperti orang Indonesia. Mereka tahan berjam-jam berjemur sambil menikmati indahnya Pantai Gili Trawangan. Pemandangan yang langka ini membuat saya melirik kesana kemari secara diam-diam. Bagi teman-teman yang memakai kacamata gelap tentu tak masalah bisa melirik bebas, hehehe.</span><br /></div><br /><table class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiKSYehgD2ZCM-XrCzA_cuWq1xYA5NB45KzKHHj1ZTjXmriCTkZjwji48BWDALB9ZAW5OivdHf9BONdSVu5dKXXEd6QgN4vqqOYoECo9Ahk0DOCF6w5DvfgY__iGbuWdfQJ60X4RjBi-Ne/s1600/DSC00824.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiKSYehgD2ZCM-XrCzA_cuWq1xYA5NB45KzKHHj1ZTjXmriCTkZjwji48BWDALB9ZAW5OivdHf9BONdSVu5dKXXEd6QgN4vqqOYoECo9Ahk0DOCF6w5DvfgY__iGbuWdfQJ60X4RjBi-Ne/s400/DSC00824.JPG" border="0" height="300" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="Times New Roman",serif; font-family:Georgia,";font-size:x-small;" >Pantai Gili Trawangan</span></td></tr></tbody></table><table class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYf6AiTLqn2kLbwIH5qpT8MtrzOa3tP9qfGsYf1nqTJAMPIqoo_RmKBCHV3dMFNuOpHwoojq1U0xOqBtUFelhhA3GX-nDSArsG5pXb8QWdksxIBbrbUUQOYl12YeMRQQ1amBY8pyHa7xa0/s1600/P5140965.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYf6AiTLqn2kLbwIH5qpT8MtrzOa3tP9qfGsYf1nqTJAMPIqoo_RmKBCHV3dMFNuOpHwoojq1U0xOqBtUFelhhA3GX-nDSArsG5pXb8QWdksxIBbrbUUQOYl12YeMRQQ1amBY8pyHa7xa0/s400/P5140965.JPG" border="0" height="300" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Baru tiba di Gili Trawangan</td></tr></tbody></table><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /></span><div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Dari info yang saya dapat dari Wikipedia, Gili Trawangan merupakan pulau terbesar dari ketiga pulau kecil atau gili yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Kedua pulau lainnya adalah Gili Meno dan Gili Air. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan, dengan panjang 3 km dan lebar 2 km. Saat ini, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini. Di antara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam, seperti bar, cafe, penyewaan sepeda dan peralatan snorkeling serta diving, hotel atau penginapan, dan sebagainya. Bahkan kedai "Tîr na Nôg" yang terdapat di pulau itu mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. </span><br /></div><br /><span style="Times New Roman",serif; font-family:Georgia,";font-size:small;" ></span><br /><table class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh83oXICjwyVPu5-3LD1WuxFN1mJrKfjFMwQ_xaWGPQPwIb70OxbT-5R8bLwPObMz0XiAQAT55ILhGRTI-0v-bHhFqI3VeNJ9wz_NYPZRKxDac42alRsl-E8wgNlmZKjD1UoJN94s8bsjpl/s1600/P5140969.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh83oXICjwyVPu5-3LD1WuxFN1mJrKfjFMwQ_xaWGPQPwIb70OxbT-5R8bLwPObMz0XiAQAT55ILhGRTI-0v-bHhFqI3VeNJ9wz_NYPZRKxDac42alRsl-E8wgNlmZKjD1UoJN94s8bsjpl/s400/P5140969.JPG" border="0" height="300" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jalan utama di Gili Trawangan</td></tr></tbody></table><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /></span><div align="justify"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Dilihat dari banyaknya cafe dan bar, Trawangan punya nuansa "pesta" lebih ketimbang Gili Meno dan Gili Air. Di pulau itu banyak pesta yang dilangsungkan sepanjang malam. Setiap malamnya pesta tersebut dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Saya pun sempat membaca undangan pesta yang tertempel di sebatang pohon. Selain berpesta, aktivitas yang populer dilakukan oleh para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat bagi para wisatawan belajar berkuda mengelilingi pulau.</span><br /><br /><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor, karena tidak diizinkan oleh aturan lokal. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat. Waktu tempuh dari Pantai Senggigi hingga Gili Trawangan sekitar 45 menit. Kita akan melewati Gili Air dan Gili Meno terlebih dahulu. Dari deretan tiga pulau itu, Gili Trawangan berada paling ujung. Dari udara sebelum mendarat di Bandar Udara Internasional Lombok, deretan ketiga pulau tersebut jelas terlihat.</span><br /></div><br /><table class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKowCTheGY3zfwcOX02KFvRLNJFCCTs-pl3K5nlwI9Rs1ZKpDi74Ig6F9m8OStHR2yo7qhj1uzbS-Lc1H0kDBz5ApOL84aN5FsYdhGew1at1a7uiN83Z0g1eX9-ASCpLljk449q1cxHyFJ/s1600/DSC00816.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKowCTheGY3zfwcOX02KFvRLNJFCCTs-pl3K5nlwI9Rs1ZKpDi74Ig6F9m8OStHR2yo7qhj1uzbS-Lc1H0kDBz5ApOL84aN5FsYdhGew1at1a7uiN83Z0g1eX9-ASCpLljk449q1cxHyFJ/s400/DSC00816.JPG" border="0" height="300" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kapal bermotor yang membawa saya menuju Gili Trawangan<span style="font-size:small;">.</span></td></tr></tbody></table><table class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;" align="center" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8dAa7v-HW1N23AJ3XIZAcyB7jcifi5XVPPbtRqr1EkX1s-igeGWe_oIUgUsoBETyvVSj4R50i8JJ1d_ywGds8d6LEe1GipXYmDYGn0vaXrzWpM8blai4BNjgt6SAHUgFi-jq_-UCsmyW3/s1600/P5140968.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8dAa7v-HW1N23AJ3XIZAcyB7jcifi5XVPPbtRqr1EkX1s-igeGWe_oIUgUsoBETyvVSj4R50i8JJ1d_ywGds8d6LEe1GipXYmDYGn0vaXrzWpM8blai4BNjgt6SAHUgFi-jq_-UCsmyW3/s400/P5140968.JPG" border="0" height="300" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kapal-kapal bermotor yang sedang merapat di Pantai Gili Trawangan.</td></tr></tbody></table><span style="Times New Roman",serif; font-family:Georgia,";font-size:small;" ><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-78717439079125416602012-06-06T00:22:00.003+07:002013-07-29T10:13:38.110+07:00WISATA SUSU NONGOL DUA BIJI<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span class="dropcaps">S</span>aat saya berwisata ke daerah Senggigi dan Gili Trawangan - Lombok beberapa waktu lalu (21 - 26 Mei 2012), sang tour leader dengan nada bercanda sempat mencetuskan kalau di Senggigi dan Gili Trawangan itu banyak sekali puskesmas dan susno duaji. Kening saya pun sempat berkerut mendengar istilah "susno duaji" dan "puskesmas" tersebut, maksudnya apa? Apakah bermakna konotasi atau denotasi? Ternyata kedua istilah yang sering saya dengar itu memiliki makna berbeda di kedua tempat wisata tadi. "Susno Duaji" merupakan singkatan dari "SUSu NOngol DUA biJI", sedangkan "Puskesmas" singkatan dari "PUSat KESenangan MAS-mas". </span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Saya masih belum paham juga maksud sang tour leader meski dia sudah menyebut kepanjangan dari kedua istilah tersebut. Saya baru paham ketika dia menunjuk beberapa cafe, diskotik, tempat karaoke, dan panti pijat atau massage di sepanjang jalan raya Senggigi saat kami melewati jalan raya tersebut. Tempat-tempat itu merupakan pusat kesenangan mas-mas karena selain tempat hiburan dan pijat, tempat-tempat itu juga banyak dihuni oleh wanita cantiknya. Mereka ini katanya bisa memberikan layanan plus-plus bagi para pengunjung, tinggal negosiasi saja pada mereka untuk mendapatkan layanan plus-plus tadi. </span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Selain puskesmas, di daerah Senggigi tersebut juga terdapat tempat tertentu yang banyak PKB-nya, yang biasa dikunjungi pada hari-hari tertentu saja. PKB? Kening saya pun kembali berkerut. Setelah dijelaskan oleh sang tour leader, ternyata PKB adalah singkatan dari "Pria-pria Kemasukan 'Burung'" alias para MaHo (manusia homo) atau gay hingga waria. Saya cuma manggut-manggut dan tersenyum ketika dijelaskan tentang istilah tersebut. Tak lupa, sambil lewat, dari dalam bis sang tour leader pun menunjuk pusat PKB, tempat para PKB suka berkumpul.</span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Istilah puskesmas dan pkb sudah terjawab, tinggal susno duaji yang belum terjawab nih meski pikiran saya sudah bisa menebak kira-kira apa maksudnya (pikiran kotor pun sudah melayang-layang, ahaa). Susno duaji baru terlihat ketika saya tiba di Pulau Gili Trawangan. Dari Pantai Senggigi hingga Pulau Gili Trawangan waktu tempuh dengan kapal bermotor sekitar 45 menit atau hampir satu jam. </span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Saat kapal merapat dan saya menuruni kapal serta menjejak di pasir pantai pemandangan langka pun segera saya saksikan. Para wisatawan asing khususnya dari Eropa dan Australia sedang asyik berjemur di panas yang terik, waktu itu sudah hampir pukul 12 tengah hari. Panas yang menyilaukan mata tak menjadi halangan buat mereka. Semakin terik sepertinya semakin asyik buat mereka. Badan mereka yang putih pun diterpa panas matahari hingga kecoklatan. Para prianya hanya mengenakan celana pantai yang pendek, mereka setengah telanjang dengan dada terbuka. Bagi saya mereka itu lebih terlihat seperti regu penolong dalam film "Baywatch". Body mereka pun kekar-kekar, six-pack, dan proporsional. </span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br /><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Sedang para wanitanya, seperti parade bikini di atas catwalk, dan itu menjadi pemandangan indah bagi para lelaki, khususnya para turis domestik. Beberapa rekan pria saya curi-curi foto ke arah mereka. Bahkan ada yang secara terbuka meminta foto bareng. Kapan lagi mendapat kesempatan seperti ini, berfoto bareng dengan bule-bule wanita berbikini, momen langka memang, demikian teman-teman saya itu beralasan. Beberapa di antara turis wanita itu bahkan ada yang melepas penutup dadanya alias beha, alias kutang. Dan terlihatlah dada mereka, memang pemandangan langka di tempat umum. Itulah yang dimaksud dengan susno duaji, susu nongol dua biji ... saya pun kembali manggut-manggut ....</span></span></div>
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span><br />
<span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXbNj3G_OcplHrqT_3SDyls9nywgu_h3OW25mcuQa2zdJnUl_g_HfpJ7txsvd2IFdsyxeW378NhGAx1Kph_dT3ObfQxmR0X3oGBj5Ph-564ydrCeLHo0he8HIowa01cZTcwmV1lb8RBa3T/s1600/DSC00825.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXbNj3G_OcplHrqT_3SDyls9nywgu_h3OW25mcuQa2zdJnUl_g_HfpJ7txsvd2IFdsyxeW378NhGAx1Kph_dT3ObfQxmR0X3oGBj5Ph-564ydrCeLHo0he8HIowa01cZTcwmV1lb8RBa3T/s400/DSC00825.JPG" title="Pantai Gili Trawangan - Lombok" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pantai Gili Trawangan - Lombok</td></tr>
</tbody></table>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-32082636289408276532012-05-13T17:29:00.009+07:002012-09-20T21:10:29.136+07:00KAWAH PUTIH, DANAU BELERANG DI PATUHA<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"><span class="dropcaps"></span></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">K</span>awah Putih terletak di puncak Gunung Patuha di daerah Ciwidey, Jawa Barat. Kawah Putih terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung tersebut pada abad XII. Suhu udara di kawasan itu lumayan dingin, suhu rata-rata berkisar 5-15 derajat Celcius setiap harinya. Rasa dingin tersebut makin terasa ketika menyentuh air yang mengucur dari keran saat membasuh tangan dan wajah, serasa menyentuh air dingin di kulkas. Perjalanan panjang yang ditempuh sekitar 6,5 jam dari Jakarta pun tak akan terasa melelahkan bila sudah sampai di Kawah Putih. Rasa kagum dan takjub akan melupakan semua lelah itu. Begitulah yang saya rasakan ketika tiba di sana. Warna danau yang putih kehijauan membuat mata saya terasa teduh meski panas begitu terik di siang itu.</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5ivQWE9YMCN7SVJmNRvWvbXkqyLvWEDXDiEMxB7aURDatdP0ffBM7ihjDgXz8l60q8ujSA_0lQqPZ_6m5Z8L4WRjZ54p6wVxv1JLDhPh1GDet9jfTdgU2_4AkV9x0_glHd3Aau-tY3R7/s1600/P4250776.JPG" imageanchor="1"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5ivQWE9YMCN7SVJmNRvWvbXkqyLvWEDXDiEMxB7aURDatdP0ffBM7ihjDgXz8l60q8ujSA_0lQqPZ_6m5Z8L4WRjZ54p6wVxv1JLDhPh1GDet9jfTdgU2_4AkV9x0_glHd3Aau-tY3R7/s400/P4250776.JPG" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><br /></span>
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Perjalanan ke Kawah Putih dari Jakarta dapat ditempuh selama 4,5 jam, dengan rincian 2,5 jam perjalanan Jakarta - Bandung dan sekitar 2 jam untuk perjalanan Bandung - Kawah Putih. Waktu tempuh perjalanan tersebut merupakan waktu tempuh melalui rute tol Cipularang menuju Bandung. Sesampai di Bandung, keluar pintu tol Kopo menuju Soreang, langsung Ciwidey, ikuti petunjuk jalan yang ada. Jalanan yang dilalui lumayan bagus. Sesampai di kawasan Ciwidey, jalanan mulai menanjak dan menyempit. Namun jangan khawatir, jalanan masih bisa dilalui oleh dua kendaraan roda empat, bis, maupun truk. Pemandangan alamnya pun cukup indah dengan hamparan bukit dan kebun-kebun strawberry. Namun di musim liburan atau di hari-hari libur dan weekend, jalan menuju Kawah Putih akan tersendat alias macet karena banyaknya pengunjung ke tempat wisata tersebut. </span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGN2bhhQ_1BuacbWwYRqqLwgEP0itG8uno6tOcCvMCw0xeCluaNvTh1pyYorY5bHrTVsAuvs1nn7WxFSr4for4O2MQ-3vKFol5z5n7Dl_2jUjiqclK3Ug0s1e9Y29eGLujdbXRvy57Fi5i/s1600/P1010734.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGN2bhhQ_1BuacbWwYRqqLwgEP0itG8uno6tOcCvMCw0xeCluaNvTh1pyYorY5bHrTVsAuvs1nn7WxFSr4for4O2MQ-3vKFol5z5n7Dl_2jUjiqclK3Ug0s1e9Y29eGLujdbXRvy57Fi5i/s400/P1010734.JPG" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Sesampai di pertigaan Resort Patuha, jalanan mulai mulus dan lebar. Tapi pengendara harus berhati-hati, jalanan di kawasan ini lumayan berkelok-kelok. Sayangnya, di sepanjang jalan yang berbatasan dengan jurang, jalan raya yang mulus tadi tak difasilitasi dengan pagar pengaman yang memadai. Jadi, laju kendaraan harus dipacu dengan hati-hati. Jarak antara pertigaan Resort Patuha dengan gerbang masuk Kawah Putih sudah tak begitu jauh lagi.</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid1w1u7lbZohcgFU7IJG6pox9QRHupjkhJuKgGBp78lykmJMgb9KVigZKPuZ6-mwWspPr9jEZEyZXEofFDCV9XmRIEBROHnfruEAw5WTO8875uVo9SXmqWeBjhMeBPvN0PP7Dz6KmAdMoG/s1600/P1010745.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEid1w1u7lbZohcgFU7IJG6pox9QRHupjkhJuKgGBp78lykmJMgb9KVigZKPuZ6-mwWspPr9jEZEyZXEofFDCV9XmRIEBROHnfruEAw5WTO8875uVo9SXmqWeBjhMeBPvN0PP7Dz6KmAdMoG/s400/P1010745.JPG" title="" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Kawasan wisata Kawah Putih menyediakan dua lapangan parkir, parkir atas dan bawah. Parkir atas letaknya tak begitu jauh dengan lokasi Kawah Putih, dari situ kita bisa langsung berjalan kaki ke kawah. Sedang parkir bawah jaraknya masih sekitar 5,6 km lagi dari parkir atas. Bagi kendaraan yang besar seperti bis dan kendaraan yang ber-cc kecil sebaiknya parkir di bawah saja karena jalanan menuju parkir atas jalanannya cukup menanjak dan sempit. Banyak mobil yang mogok gara-gara kerusakan kopling karena tak sanggup menerjang jalanan yang menanjak sepanjang 5,6 km tersebut.</span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC8N1GHVstI4pA2BKLwPrDf7ahg1i84nPgCpWS-ocTGTa0I98hB6-dJxwv4Nf7ZT2DsfaN5c-RucaZStqfn5-jFGUgZSq9d1vg8cl1jVcSMog7LfoKkIGUCdREg7DejEjH2Lje8R66iaPk/s1600/P4250818.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC8N1GHVstI4pA2BKLwPrDf7ahg1i84nPgCpWS-ocTGTa0I98hB6-dJxwv4Nf7ZT2DsfaN5c-RucaZStqfn5-jFGUgZSq9d1vg8cl1jVcSMog7LfoKkIGUCdREg7DejEjH2Lje8R66iaPk/s400/P4250818.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><i>Lokasi parkiran atas Kawah Putih </i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Untuk pengendara yang memarkirkan kendaraannya di parkir bawah tak perlu khawatir karena pihak pengelola sudah menyediakan angkutan umum yang disebut ontang anting, yang bisa membawa kita langsung menuju parkiran atas Kawah Putih. Malah ongkosnya jadi lebih murah, kita cukup bayar tiket masuk per orang sebesar Rp12.000 ditambah ongkos ontang anting PP (Pergi-Pulang) sebesar Rp10.000, totalnya jadi cuma Rp22.000. Kalau bawa mobil langsung ke area parkir atas maka tiket per orang tadi ditambah lagi dengan biaya masuk per mobil sebesar Rp150.000, mahal jadinya kan. </span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLazfjyjRKGA4lVgxSsNWqRvF21dIkQXuxfLE8GggOK3Nx7_ZedgBeXKE1wfcAVLoc5ekkZgcYjHpxWaHJGrHajhdyyAoeoEoDAfzMu3SnmgiYwhf1hIrLVjLqYrY5B05bgyAMWjdLFwua/s1600/P4250820.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLazfjyjRKGA4lVgxSsNWqRvF21dIkQXuxfLE8GggOK3Nx7_ZedgBeXKE1wfcAVLoc5ekkZgcYjHpxWaHJGrHajhdyyAoeoEoDAfzMu3SnmgiYwhf1hIrLVjLqYrY5B05bgyAMWjdLFwua/s400/P4250820.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Lokasi parkiran bawah Kawah Putih</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"> </span><span style="font-family: Georgia,";"> </span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Naik ontang anting memang seru, angkutan Kawah Putih ini melaju kencang menembus tanjakan. Suara deru mesinnya jadi hiburan tersendiri, meraung memecah kesunyian hutan Gunung Patuha. Sang sopir sempat bercerita kalau jalanan sepanjang 5,6 km menuju Kawah Putih itu akan diperlebar lagi agar mudah dilalui oleh mobil saat berpapasan dengan mobil lainnya. Naik ontang-anting harus berpegangan kuat, rasanya seperti ikut lomba balap mobil off road dan memicu adrenalin. Kalau sopir salah perhitungan, ontang anting bisa nyungsep ke jurang yang dalam. Tapi jangan khawatir, sopir-sopir ontang anting cukup lihai, mereka paham betul dengan lokasi jalanan di sana. Tak sampai setengah jam, kita pun tiba di parkir atas, tak jauh lagi dengan Kawah Putih. </span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhYo9dyyUvqBF2TGU-OEbPgUyQfMkP_uu-9QeRueBcxDAYwRI03fym6YhrOsNYLjHc9jQEADXW0NVC2M_CEVQ8YDSvA5IMIKzya7DvDqNMyClTDf_qpBwM675L75fQw4MyJubj91Y43VAN/s1600/P4250815.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhYo9dyyUvqBF2TGU-OEbPgUyQfMkP_uu-9QeRueBcxDAYwRI03fym6YhrOsNYLjHc9jQEADXW0NVC2M_CEVQ8YDSvA5IMIKzya7DvDqNMyClTDf_qpBwM675L75fQw4MyJubj91Y43VAN/s400/P4250815.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Ontang anting, kendaraan ke Kawah Putih</span></i></td></tr>
</tbody></table>
<div align="center">
<br /></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Bagi yang tak suka dengan bau belerang yang menusuk hidung, Anda bisa menggunakan masker. Beberapa pedagang ada yang menjajakan masker penutup hidup dengan harga jual Rp5000 per dua lembar. Di sekitar lokasi Kawah Putih terdapat pula sebuah Goa peninggalan Belanda, namanya Goa Belanda. Goa ini tertutup dan dipasang tanda, “Dilarang berdiri lama di depan pintu goa”. Entah apa alasannya, tak ada penjelasan, petugas yang mau ditanya juga tidak ada. Saya hanya mereka-reka sendiri, mungkin dari dalam goa sering keluar gas-gas beracun yang berbahaya. </span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWg5WiM8xM7jIxuidi7K44msqvI8DFJTcbouOp0wCPVNP2uofQuEBmP2cc2DgyFUFBDbK9lX1kSZypk9WaqaqnYMUiWHq_PlGcnWpHKjhyphenhyphenNNPesUOlN2Dc8hs98yraIdiAZv3IYWXuGmTu/s1600/P1010730.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWg5WiM8xM7jIxuidi7K44msqvI8DFJTcbouOp0wCPVNP2uofQuEBmP2cc2DgyFUFBDbK9lX1kSZypk9WaqaqnYMUiWHq_PlGcnWpHKjhyphenhyphenNNPesUOlN2Dc8hs98yraIdiAZv3IYWXuGmTu/s400/P1010730.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><i>Gua/Goa Belanda</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,";" /><span style="font-family: Georgia,";"></span></span>
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Kawasan wisata Kawah Putih cukup dilengkapi dengan berbagai petunjuk arah, peta, termasuk penjelasan tentang sejarah Kawah Putih itu sendiri. Selain Kawah Putih, kawasan wisata Gunung Patuha juga memiliki satu kawasan wisata kawah lagi, yaitu Kawah Saat. Sayangnya, tak ada informasi tentang Kawah Saat. Perlu diketahui bahwa Kawah Putih berada di ketinggian sekitar 2222 mdpl, sedang Kawah Saat berada di ketinggian 2343 mdpl dengan suhu 5°-10°C.</span></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ7LfDXfY-pG6lLSnNL-ZkKdr_pF3TdswIlt_oe9FNoaUe64VQApS7J5DMykE_w2x6f0V4OG9_w-RZn4PzrgXXi1RNgaa3cfYmq8gW2oE9mFOeGrB_r00iR1z11lYM8fb88VtVgjYhT_PS/s1600/P4250783.JPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ7LfDXfY-pG6lLSnNL-ZkKdr_pF3TdswIlt_oe9FNoaUe64VQApS7J5DMykE_w2x6f0V4OG9_w-RZn4PzrgXXi1RNgaa3cfYmq8gW2oE9mFOeGrB_r00iR1z11lYM8fb88VtVgjYhT_PS/s400/P4250783.JPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><i>Kawah Putih memang menakjubkan</i></span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Georgia,";"></span></span><br />
<div align="justify">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;">Secara umum, Kawah Putih merupakan kawasan wisata yang menarik dan menakjubkan. Salah satu kebesaran Tuhan bisa dilihat di situ. Kawah Putih bisa dijadikan alternatif perjalanan wisata ketika hari libur. Namun di hari-hari libur biasanya pengunjung cukup padat sehingga memacetkan jalan-jalan menuju kawasan tersebut. Sangat disarankan melakukan perjalanan di hari biasa atau bukan hari libur, jalanan cukup lengang, dan pengunjung juga tak padat, sehingga kita bisa menikmati Kawah Putih, danau belerang yang menakjubkan dengan penuh hikmat dan tenang.</span></div>
<span style="font-size: small;"><br style="font-family: Georgia,";" /><i><span style="font-family: Georgia,";">Tulisan ini pernah saya posting di <a href="http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2012/04/30/kawah-putih-danau-belerang-yang-menakjubkan/" target="_blank">Kompasiana</a></span></i></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-47213150930646976872011-11-13T13:58:00.002+07:002012-09-24T23:23:30.044+07:00SUATU PAGI DI FRANKFURT AM MAIN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%;"><span class="dropcaps">P</span>agi subuh itu, udara dingin langsung menusuk kulitku, menembus celah-celah pori hingga menyentuh daging di bawahnya, dingin sekali. Sepasang sarung tangan yang telah kukenakan tak mampu menghalau dingin itu. Dingin yang tak biasa dan membuatku seperti berada dalam sebuah lemari pendingin. Berbeda dengan dingin di negeriku, yang terletak nun jauh di ujung timur bumi ini. Negeri pulau yang bertanah subur, yang penduduknya dikata ramah. Aku pun langsung tersenyum mengingat itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: left;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKc8a9N0jbWcCAWsHEWt8hU8VNFVjlessyDW6XO6P9moKHZ7wzD6ryCBXLcpjQQsuCLoAMEfnCLgM522o0e-j_1XvuGvjPlCePBRjsQPwu_4OtfFiMnPraAeb9CKkFU48fFCdM5O5S6iQG/s1600/AirportFrankfurt_terminal1x.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKc8a9N0jbWcCAWsHEWt8hU8VNFVjlessyDW6XO6P9moKHZ7wzD6ryCBXLcpjQQsuCLoAMEfnCLgM522o0e-j_1XvuGvjPlCePBRjsQPwu_4OtfFiMnPraAeb9CKkFU48fFCdM5O5S6iQG/s640/AirportFrankfurt_terminal1x.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Baru beberapa saat lalu, roda-roda dari sang burung besi menjejakkan kakinya di negeri sang kanselir. Inilah kali pertama aku berada di negeri si Tuan Hitler. Sungguh tak bisa dipercaya, anganku yang menghantui keinginanku selama ini bisa terwujud. Tadinya, aku hanya bisa menyaksikan negeri maju itu lewat layar kaca, lewat majalah, atau lewat kartu pos yang pernah dikirim oleh teman kakakku.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Kini, aku benar-benar menjejakkan kaki di tanahnya, mencium aroma udaranya, dan merasakan hawa dinginnya yang sangat menusuk.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Bandar Udara Frankfurt am Main masih terlihat sepi, tak banyak aktivitas di pagi buta itu. Hanya para penumpang saja yang membuat suara gaduh saat mengambil tas-tas mereka di baggage claim. Usai pemeriksaan keimigrasian, aku benar-benar menghirup udara asing, yang lebih dingin dari biasanya.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Deretan toko-toko di dalam bandara masih menutup gerainya. Ada sebuah sex shop yang menarik perhatianku. Wajar memang bisa menarik perhatianku, toko semacam itu tak bakal bisa kutemukan di negeriku yang katanya serba santun itu. Sayangnya, masih tutup. Kalau tidak, aku sudah masuk ke dalamnya, membuka-buka majalah Playboy, Penthouse, atau mencoba-coba peralatan sex yang dijajakan. Pikiranku rasanya seperti seekor burung yang lepas dari sangkarnya. “Dasar otak ngeres”, kata teman seperjalananku sambil senyum-senyum saat melihatku memelototi etalase toko sex tersebut tanpa berkedip.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Tak lama, seorang pemandu menghampiri kami. Dialah yang akan membawa kami keliling Frankfurt dan kota-kota lainnya di Jerman. Dia menyapa kami dengan ramah, berbicara sebentar dengan bos saya, dan menyapa kami satu per satu. Ternyata, keramahan itu tak hanya milik negeriku. Sang pemandu pun membawa kami menuju sebuah bis, yang sudah menunggu di luar bandara. Kulihat deretan taxi bermerk Merci berwarna putih diparkir di sekitar bandara. Kaget? Tentu saja kaget. Taxi di negeriku lebih banyak bermerk Jepang atau Korea.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: georgia;">Kami pun sudah berada dalam bis yang mewah, sebuah big bus yang hanya berisi kami bertujuh. Kota Frankfurt masih sepi, geliat penduduknya belum terlihat di pagi subuh itu. Bis pun membawa kami ke arah pusat kota, menuju gedung opera, rumah Goethe, dan Romerplatz. Pagi itu memang menyenangkan dan tak pernah kulupa hingga kini. Dan itu baru sebuah awal perjalanan.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
<br />
<span style="font-family: georgia; font-size: 100%; font-style: italic;">Tulisan ini sudah saya posting di <a href="http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2011/10/29/suatu-pagi-di-frankfurt-am-main/" style="font-weight: bold;">Kompasiana</a></span></div>
<br /></div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5801456931040467441.post-75501872288753517882011-10-28T23:31:00.002+07:002012-09-15T22:03:22.642+07:00CHANGI DAN SOETTA<div style="text-align: left;"><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><span class="dropcaps">B</span>agi yang pernah bertandang ke Singapura, tentu tak asing lagi dengan bandaranya, Changi Airport. Interior bandara di negeri Singa itu ditata apik sehingga menyamankan mata pengunjungnya. Sebagai pintu gerbang masuknya masyarakat mancanegara ke negeri itu, Changi sudah memenuhi syarat sebagai bandara internasional yang lengkap. Segala fasilitas bagi para pengunjung tersedia lengkap dan cukup memudahkan. Petunjuk arah tak membuat pengunjung bingung, mulai dari turun dari tangga pesawat, ambil bagasi di baggage claim, hingga pemeriksaan keimigrasian bisa dilakukan dengan mudah tanpa nyasar, asal Anda cermat membaca petunjuknya.</span><br /></div><div style="text-align: left;"><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwY5w_p3FWSxMd5ZjSxfUGlFQf4mhESePoEE7gJ1m9yr8iABUSfyZpV11GYkmOru3jIDNrtmP3ElH2Oo7ikyg3n_5qZfAG9bCwdFI-V2yArMBMJM6IaU_g3D8k5P2GKgro3kgmsTC_Zx3U/s1600/Singapore-Changi-Airport.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 309px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwY5w_p3FWSxMd5ZjSxfUGlFQf4mhESePoEE7gJ1m9yr8iABUSfyZpV11GYkmOru3jIDNrtmP3ElH2Oo7ikyg3n_5qZfAG9bCwdFI-V2yArMBMJM6IaU_g3D8k5P2GKgro3kgmsTC_Zx3U/s320/Singapore-Changi-Airport.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5668605083858420082" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Selesai paspor dicap petugas imigrasi dan mendapat sapaan, "Welcome to Singapore", Anda akan menemukan berbagai toko menarik di dalam bandara. Bandara Changi bisa dikatakan sebagai sebuah mall besar. Apa saja ada, mulai dari toko makanan, foodcourt, fashion branded, parfume, gadget, buku, entertainment store, music store, electronic store, hingga toko mainan.<br /><br />Kalau Anda tak sempat belanja oleh-oleh di Orchard Road karena urusan bisnis yang sibuk, Changi bisa dijadikan alternatif yang lengkap untuk belanja oleh-oleh. Bagi yang shopoholic, keadaan ini tentu tak dapat dilewatkan begitu saja. Jejeran toko berinterior menarik, mampu menarik si penggila belanja, dan akhirnya shop till drop sebelum mencapai Orchard Road, surga belanja sebenarnya.</span><br /><br /><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Satu lagi yang membuat saya salut dengan program pariwisata Singapore, di setiap sudut bandara Changi pasti tersedia brosur. Brosur-brosur yang berisi informasi tentang singapore dan tempat-tempat wisata di negeri itu dipajang sedemikian rupa agar mudah dilihat dan diambil oleh para pengunjung. Jumlahnya pun banyak, jadi tak perlu khawatir kehabisan. Belajar singkat tentang Singapore pun cukup dilakukan lewat brosur-brosur tersebut. </span><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx4GSt3OJDO45uZcCMrV_T5mDb9_Dm69UCFU5xicmHTW37BKTC3m-2VScVYzI64I6nTDMGFbPZjIzX8NeaTj8nYU9GPOgsj5_IzR1Eh44oNLnpqrczQQcCPSe58EGFf66yKWZO9cciI-mN/s1600/changi2.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx4GSt3OJDO45uZcCMrV_T5mDb9_Dm69UCFU5xicmHTW37BKTC3m-2VScVYzI64I6nTDMGFbPZjIzX8NeaTj8nYU9GPOgsj5_IzR1Eh44oNLnpqrczQQcCPSe58EGFf66yKWZO9cciI-mN/s400/changi2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5668777652502253554" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Segala informasi yang disajikan dalam brosur tak melulu tentang tempat wisata, ada juga yang menyajikan peta dan moda transportasi yang bisa digunakan selama berada di Singapura (Singapore). Bahkan segala tawaran menarik dari berbagai produk bisa ditemukan dalam brosur, termasuk promo berbagai mall dan toko yang terdapat di pusat perbelanjaan. Anda pun tak perlu khawatir ketemu potter bandara yang mengganggu, semuanya berjalan dengan baik dan tertib.</span><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQKarLK0DAhyDJe8wRDD9su4moBkH6zYBEp5fTnP7pP9S8sgWr0Et-vdXR0ZOHdrDSuQ-ZrelgQML4ADdVzrrBUPYRoLwwQE0vJrH5s45veR3u_vpsgo8ri8gN-aNMu9R65PSz1yrW7lf-/s1600/changi1.jpeg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQKarLK0DAhyDJe8wRDD9su4moBkH6zYBEp5fTnP7pP9S8sgWr0Et-vdXR0ZOHdrDSuQ-ZrelgQML4ADdVzrrBUPYRoLwwQE0vJrH5s45veR3u_vpsgo8ri8gN-aNMu9R65PSz1yrW7lf-/s400/changi1.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5668777834300374482" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;font-size:100%;">Tiba di bandara Soekarno-Hatta (Soetta), keadaan berbalik 180 derajat. Jangankan kenyamanan, ketenangan pun susah didapat. Terminal 1 hampir tak ubahnya dengan Pulo Gadung maupun Kampung Rambutan. Interior bangunan tak pernah menyentuh mata pengunjung setiap kali melihatnya. Segala informasi tentang berbagai tempat wisata pun hampir-hampir tidak ada.<br /><br />Demikian pula dengan Terminal 2 yang khusus melayani penerbangan internasional. Di terminal kedatangan maupun keberangkatan luar negeri di bandara Soetta tersebut jangan harap bisa mendapatkan fasilitas sama seperti di Changi. Tak ada surga belanja di situ, toko-toko yang ada tampil seadanya. Saya juga tak menemukan brosur yang bisa menjelaskan tentang Jakarta pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Semuanya serba abu-abu. Setiba di luar, para calo taksi sudah menyambut dengan ramahnya walau sedikit memaksa.</span><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br /></span><span style="font-family:georgia;font-size:100%;"><br />Selain kedua terminal tadi, Soetta juga masih punya terminal lain, yaitu Terminal 3. Konsep Terminal 3 ini ramah lingkungan dan dekat dengan alam. Dulunya, Terminal 3 khusus dibuat untuk pemberangkatan para TKI. Kini, Terminal 3 didarati oleh penerbangan-penerbangan bertarif murah, seperti Indonesia Air Asia. Dulu Terminal 3 Soekarno Hatta Airport ditempati bersama oleh Mandala Airlines dan Indonesia Air Asia. Namun, sejak tutupnya Mandala praktis terminal ini hanya digunakan oleh Air Asia saja. Terminal 3 tak sepadat Terminal 1 dan 2. Padahal terminal 3 cukup punya potensial.<br /><br />Sungguh disayangkan memang, bandara Soetta yang demikian luasnya tak memiliki kelebihan seperti yang dimiliki Changi, padahal kedua bandara memiliki potensi yang sama. Hanya saja, Changi lebih cerdas menjual pariwisata Singapore ketimbang Soetta. Ironis memang.<br /></span><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com1