06 October 2013

KATY PERRY SAMBANGI JALAN SURABAYA

Beberapa waktu lalu, saya kembali berkunjung ke Jalan Surabaya di Jakarta, setelah dua tahun tak lagi menyambanginya. Gara-garanya, obsesi ngoleksi piringan hitam atau vinyl record kembali kambuh, semangat lagi ngumpulin gara-gara baca artikel di Kompas yang memuat info tentang piringan hitam yang kembali naik daun, terutama di kalangan kolektor. Maklum saja, Jalan Surabaya itu gudangnya barang-barang antik, termasuk piringan hitam (PH). Pedagang PH di sana pun lumayan banyak.

Di kalangan penggila barang antik, Jalan Surabaya memang menjadi ikon bagi mereka. Pasar barang antik di jalan itu bahkan dikenal juga di kalangan turis mancanegara. Kunjungan ke Jalan Surabaya pun menjadi agenda utama mereka. Rasanya tak sah kalau tak ke jalan itu ketika berkunjung ke Jakarta. Bagi saya, Jalan Surabaya menjadi tempat berburu rekaman-rekaman lawas yang tak lagi ada di toko-toko musik. Apalagi sekarang, jamannya musik digital, rekaman fisik lagu-lagu lama makin sulit didapat, harganya pun bisa melambung tinggi. Koleksi PH The Beatles, Yess, Koes Plus, Benyamin S., dan Dara Puspita merupakan koleksi yang paling banyak diburu oleh para kolektor PH. Harganya pun cukup fantastis, bisa sampai jutaan harganya.

Ketika saya ke Jalan Surabaya kemarin itu, saya kembali bertemu dengan pedagang PH langganan saya. Untungnya dia masih berdagang di tempat itu, senang rasanya. Dia selalu kasi harga yang murah buat saya, padahal saya tahu, album yang saya incar itu bisa mahal. Malah album PH single Madonna dihargai sama dia cuma 25 ribu. Saya cek di Ebay dan Amazon.com saja bisa ratusan Dollar karena sudah tak diproduksi lagi. Memang, cuma toko dia yang murah, kalau toko lain selalu kasi harga mahal untuk album PH yang tak terkenal sekalipun.

Oleh karena lama tak jumpa, saya banyak ngobrol dengan pedagang langganan saya itu, sebut saja namanya Bang Jan. Mulai dari soal PH hingga orang-orang yang menjadi langganan dia. Pelanggannya banyak datang dari luar negeri selain dari dalam negeri sendiri. Di kalangan kolektor PH luar itu, nama Bang Jan memang sudah tak asing lagi. Bahkan, seorang pelanggannya dari Jepang membuatkannya kaos yang bergambar foto dirinya Bang Jan. Kebetulan si Jepang itu datang, dia menanyakan PH Dara Puspita apakah sudah ada atau belum. Jawabnya belum ada, nanti akan dikabarin jika sudah ada, kata Bang Jan dalam bahasa Inggris yang terpatah-patah.

Yang buat saya kaget, ternyata banyak artis mancanegara yang sudah menyambangi tokonya, sebut saja seperti grup musik THE CARDIGANS dan beberapa grup musik lainnya. Penyanyi-penyanyi jazz pun banyak yang berkunjung ke tempat dia, apalagi kalau Festival Java Jazz sedang berlangsung di Jakarta, pasti ada saja yang berkunjung ke tempat Bang Jan. Dan semua kunjungan artis mancanegara itu tanpa diketahui oleh wartawan. Dia juga bercerita, grup musik BLUR pernah akan berkunjung ke tempatnya, sayangnya keburu bocor di kalangan wartawan, jadi batal kunjungan grup musik terkenal itu. Untuk membuktikan biar tak dianggap omdo alias omong doang, Bang Jan menunjukkan sebuah buku tulis lusuh, isinya statment para artis yang pernah bertandang ke tokonya, lengkap dengan tanda tangannya juga. Buku tulis lusuh itu semacam buku tamu, meski isinya nyampur dengan nama-nama pelanggannya yang lain, termasuk saya. Tapi kalau dijual ke kolektor, mungkin bisa laku mahal.

Terakhir, yang buat saya terbelalak, KATY PERRY pun pernah menyambanginya ketika konser di SICC Sentul setahun lalu. KATY PERRY tiba-tiba berkunjung ke tempatnya dengan tiga mobil Alphard, lengkap dengan personel-personelnya, termasuk staf officer-nya. Dan lagi-lagi, kunjungan dadakan itu tak diendus oleh wartawan. Sang KATY PERRY pun leluasa lenggang kangkung di Pasar Barang Antik, di Jalan Surabaya itu, terutama di tokonya Bang Jan. Sebagai bukti, Bang Jan menunjukkan foto-foto sang Diva ketika berkunjung ke tokonya, dan saya pun jadi percaya.


26 December 2012

ADA MANUSIA AKAR DI YOGYA

Yogya memang kota yang unik, begitu menurut saya. Entah berapa kali saya berkunjung ke kota pelajar itu tapi tak pernah buat saya bosan. Walau gempa bumi besar tahun 2006 lalu turut menghentak saya, tapi tak membuat saya surut. Magnet Yogya begitu kuat menarik saya hingga membuat saya terus ingin berkunjung ke sana, lagi dan lagi. Bagi saya, Yogyakarta is an amazing city.

Banyak hal-hal unik di Yogya yang tak saya temukan di kota-kota lain. Selain bangunan sejarah seperti Candi, keraton, museum Vredeburg, dan Malioboro, saya juga menemukan si Manusia Akar. Manusia Akar saya temukan minggu kemarin (14/12/2012) saat berkunjung ke Yogya untuk ke sekian kalinya. Manusia Akar saya temukan di perempatan Ndalem Pujokusuman, tak jauh dari Vredeburg, tepat di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949. Dia tinggi besar seperti rakasasa Butoijo dalam dongeng Timun Mas. Kakinya besar sekali, berkali lipat dari kaki manusia biasa. Namun ada yang aneh dari tubuhnya, meski dia berkaki dua, namun bagian atas tubuhnya tak memiliki lengan, dada, leher, apalagi kepala, hanya terdiri dari akar yang menjulang ke atas, menuju langit nan biru. Wujud manusia aneh memang.

Manusia Akar hanyalah sebuah karya seni patung yang tak selalu hadir. Tak lama setelah saya bertemu dengannya, seorang teman facebook mengabarkan kalau dia tak lagi menemukan Manusia Akar di tempat itu. Barangkali akan berganti dengan wujud manusia lainnya, yang entah bagaimana bentuknya, atau malah bentuk aneh lainnya.





24 October 2012

BANGUNAN UNIK DI OBERAMMERGAU

Oberammergau, tak banyak yang tahu tentang kota kecil itu. Saya pun baru kenal dengan kota itu gara-gara diajak bos trip ke Jerman beberapa tahun lalu. Memang sudah lama trip itu berlalu, tapi kesannya tak bisa hilang sampai sekarang. Dan saya yakin, meski sudah berlalu bertahun-tahun, Oberammergau tetap dipertahankan keasliannya demi kepentingan pariwisata Jerman. Kalaupun saya berkunjung kembali ke sana, pasti tak banyak yang berubah. Bayangkan saja, kota kecil yang tak lebih besar dari desa Bojongkerta tempat kantor saya berada sudah dikunjungi oleh berjuta-juta wisatawan dari berbagai negara. Jadi, tak heran kalau Oberammergau telah menjadi aset wisata bagi Jerman.

Bagi saya, Oberammergau tak hanya sebuah kota kecil yang sepi karena ditinggal pergi oleh para pemudanya, tapi kota kecil yang sangat mengagumkan dan unik. Berada di kota itu seperti berada dalam sebuah dongeng karya Hans Christian Andersen. Bangunan-bangunan dengan berbagai hiasan dinding yang unik membuat saya makin takjub dengan kota tersebut. Kesan mendalam yang saya rasakan masih menempel kuat dalam benak hingga sekarang. Barangkali Anda akan setuju dengan pandangan saya itu kalau Anda menyaksikan langsung keunikan Oberammergau. Di situ pula saya merasakan cita rasa Black Forest sehingga makin membuat saya tak bisa lupa dengan kota Passion Play tersebut. Passion Play merupakan pementasan drama kesengsaraan Kristus yang paling terkenal di dunia.

Kalau Anda melihat foto-foto yang saya tampilkan di sini, tentu Anda akan setuju dengan saya, bangunan-bangunan di Oberammergau memang unik dan menakjubkan. Suatu saat, saya akan kembali ke sana, amiiin ....

23 October 2012

LORO JONGGRANG YANG GAGAH

Loro Jonggrang tak hanya cantik tapi juga gagah. Lho kok bisa? Iya, candi Loro Jonggrang atau Prambanan yang dibuat oleh Bandung Bondowoso dalam semalam atas permintaan putri Loro Jonggrang berdiri gagah hingga saat ini. Ketika berada di area candi Loro Jonggrang atau Prambanan ini Anda akan merasakan kegagahan tersebut. Namun sayang, saya tak menemukan patung Loro Jonggrang di antara seribu patung yang terdapat di komplek candi.

Menurut legendanya, Bandung Bondowoso mengutuk putri Loro Jonggrang menjadi sebuah patung, karena dianggap melanggar perjanjian. Bandung Bondowoso sebenarnya berhasil membangun candi dengan seribu patung dalam semalam seperti yang diminta Loro Jonggrang. Permintaan sang putri yang tak masuk akal itu merupakan syarat untuk bisa menikahinya. Tapi putri Loro Jonggrang tak sudi menikah dengan Bandung Bondowoso. Agar Bandung dianggap gagal, sang putri pun merekayasa waktu pagi hari. Semua penduduk kampung dia bangunin, seolah-olah pagi sudah menjelang. Dia juga menyuruh penduduk kampung membakar jerami agar jilatan api dari pembakaran jerami itu menerangi langit, sehingga seolah-olah matahari akan terbit. Namun, sang pangeran segera menyadari tipu muslihat Loro Jonggrang hingga dia mengutuk sang putri menjadi sebuah patung.

Kunjungan saya ke candi Loro Jonggrang merupakan kunjungan pertama saya. Sebelumnya saya belum pernah mampir ke candi tersebut padahal saya sudah berkali-kali ke Yogyakarta. Tapi lebih baik terlambat daripada tak pernah sama sekali.











































21 October 2012

NAIK MONORAIL DI NEGERI TETANGGA

Sebentar lagi, Jakarta akan punya transportasi massal monorail. Mungkin sekitar tiga tahun lagi warga Jakarta dapat menikmati angkutan modern tersebut. Gubernur DKI yang baru, Pak Jokowi akan merealisasikan angkutan massal modern itu setelah terbengkalai selama bertahun-tahun. Padahal, kalau diteruskan pembangunannya sejak dulu, tentu saat ini warga Jakarta seperti saya sudah bisa menikmati moda angkutan monorail seperti di Kuala Lumpur, Malaysia. Entah kenapa, tiba-tiba proyek monorail berhenti begitu saja padahal tiang-tiang pancang untuk jalur monorail sudah terpasang di beberapa ruas jalan di pusat kota Jakarta, seperti daerah Rasuna Said dan Senayan. Katanya, Pemda DKI kesulitan mencari pembiayaan untuk merealisasikan proyek monorail di Jakarta. Menurut saya sih, karena kurang usaha saja pemerintah DKI waktu itu.

Beruntunglah saya, ketika diajak jalan ke Kuala Lumpur, saya berkesempatan menikmati angkutan massal kebanggaan warga Malaysia itu yang dikenal dengan KL Monorail. Jalur monorail di ibukota Malaysia tersebut mencakup pusat-pusat keramaian di Kuala Lumpur, atau yang lebih dikenal dengan “Golden Triangle” atau pusat bisnis, belanja, dan hiburan yang dimulai dari KL Sentral - Bukit Bintang - hingga Titi Wangsa. Rute KL Monorail dapat menjangkau tempat wisata, pusat belanja, bisnis, dan hiburan di ibukota Malaysia tersebut.
 
Daerah Bukit Bintang merupakan salah satu rute yang dilewati oleh KL Monorail. Bukit Bintang merupakan salah satu pusat perbelanjaan termasyhur di Kuala Lumpur, mirip Orchard Road di Singapura. Selain Bukit Bintang, daerah Petaling Street pun dilalui oleh KL Monorail. Petaling Street merupakan pusat perbelanjaan mirip Pasar Baru di Jakarta, jadi harga-harga barang di tempat itu bisa ditawar. Pokoknya, KL Monorail melayani penumpang dari ujung ke ujung Kuala Lumpur sehingga tidak menyulitkan warga terutama para wisatawan asing seperti saya. Harga tiketnya pun tak mahal, bisa dijangkau oleh masyarakat. 

Naik monorail memang asyik,  seperti naik KRL (kereta listrik) di Jakarta. Bedanya, monorail rata-rata cuma punya dua gerbong, dan jalur monorail selalu berada di atas jalan raya sehingga tak bakal kena macet. Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain pun jadi bisa diprediksi. Bagi pekerja, pebisnis, dan yang ingin mengejar waktu, monorail bisa dijadikan andalan, karena waktunya bisa tepat dan bebas macet. Namun, semua itu tergantung dari operator dalam menentukan waktu atau jadwal monorail. Jadwal KL Monorail selalu tepat dan tidak mengecewakan. Semoga saja monorail di Jakarta akan seperti ini, lebih profesional dan tepat waktu sehingga bisa diandalkan. Jalan-jalan di Jakarta pun akan semakin asyik ketika monorail sudah menghiasi jalanan Jakarta, yah semoga saja impian ini menjadi nyata.


18 October 2012

ARE YOU INDONESIAN?

Dalam sebuah penerbangan Lufthansa rute Jakarta - Singapore - Frankfurt, banyak sekali pramugari-pramugara berwajah Asia yang saya lihat di penerbangan tersebut. Ada seorang pramugara yang sempat menarik perhatian karena wajahnya Indonesia banget. Saya yakin betul kalau dia itu asli Indonesia. Wajahnya sangat Jawa sekali. Namun, rasa penasaran masih saja ada, saya masih bertanya-tanya apakah dia memang asli Indonesia atau bukan. Rasa ingin tahu yang kuat mendorong saya untuk bertanya langsung pada dia. Dalam hati sudah saya niatkan untuk bertanya ketika dia mendekat ke kursi saya.

Kebetulan, pramugara itu pula yang melayani penumpang di barisan kursi saya. Seperti layaknya seorang pramusaji di penerbangan komersil, dia menegur dengan ramah dan penuh senyuman. Lesung pipitnya pun makin terlihat jelas saat menyapa saya. Dia menawarkan saya makanan dan minuman apa yang saya suka. Oleh karena lidah saya masih lidah orang Indonesia, saya pun memilih seporsi nasi dan lauknya, sedang minumannya saya pilih juice apel dan air putih. Jangan heran dulu yah, menu nasi masih tersedia untuk penerbangan Jakarta - Singapore, namun saat menuju Frankfurt, menu yang tersedia akan bernuansa serba Eropa. Demikian pula dengan pramugari-pramugaranya, wajah-wajah mereka masih asli Asia.

Sembari dia melayani permintaan saya, saya pun langsung menanyakan hal yang membuat saya penasaran tadi. "Are you Indonesian?", tanya saya. "Sorry Sir, I'm from Philippines", jawab si pramugara dengan ramah. "I think you are Indonesian", kata saya lagi. "No, Sir", jawab si pramugara sambil tersenyum. Entah kenapa saya bangga saja kalau ketemu orang Indonesia di sebuah penerbangan internasional. Berarti dia bisa menaklukkan pesaing-pesaing berkualitas lainnya, yang datang dari berbagai negara di dunia, ternyata tidak.


AKHIRNYA KE MONAS JUGA

Tahukan Monas? Monumen Nasional kepanjangannya. Hampir semua orang di Republik ini pasti pernah dengar nama Monas itu meski banyak dari mereka yang belum pernah ke sana. Saya saja yang sudah sekitar 12 tahun di Jakarta belum pernah berkunjung dan menginjakkan kaki di Monas. Baru beberapa waktu kemarin bisa menyempatkan diri bertandang ke Monas. Biasanya saya cuma lewat saja tanpa pernah masuk ke dalamnya.

Monas itu mirip Menara Kuala Lumpur (KL) di Malaysia. Di Menara KL itu kita bisa menyaksikan setiap sudut kota Kuala Lumpur. Demikian juga dengan Monas, dari puncak Monas kita bisa melihat kota Jakarta dari berbagai sudut pula. Sayangnya, Menara KL didesain senyaman mungkin, sehingga para pengunjung bisa menikmati menara tersebut dengan nyaman. Sedang Monas tidak demikian. Namun, Monas memiliki museum sejarah perjalanan bangsa, yang dimulai zaman prasejarah hingga masa kemerdekaan.

Tapi ya sudahlah, daripada penasaran ini dia foto-fotonya, siapa tahu saja tertarik untuk berkunjung atau malah sebaliknya ....



07 October 2012

WANITA-WANITA SEXY PENJAJA MOBIL

Biasanya, dalam setiap pameran mobil, mobil keluaran terbaru pasti dikawal oleh wanita-wanita cantik dan sexy. Mata pria pun langsung tertuju pada mobil yang bersangkutan ketika melihat mereka. Daya tarik sex pada wanita sexy memang sangat kuat bagi kaum pria (yang normal tentunya). Magnet itulah yang menjadi tujuan para pabrikan mobil untuk menyodorkan produk terbaru mereka di kalangan pria yang mapan. 

Itulah yang saya saksikan di ajang IIMS 2012 kemarin, wanita-wanita cantik nan sexy bertaburan, tumpah ruah di semua stand. Seakan-akan mengajak pengunjung (pria) untuk mendatangi mereka. Penampilan mereka yang menggoda dan senyum mereka yang aduhai bisa menjadi magnet bagi kalangan pria itu. 

Saya yakin, hampir 100 persen pengunjung pria di pameran mobil tersebut pasti tegang urat syarafnya menyaksikan tubuh sexy mereka. Dan saya yakin pula, keputusan untuk membeli mobil pasti dipengaruhi oleh faktor kesexyan yang diumbar para SPG cantik itu terhadap calon konsumen pria. Apalagi penggemar mobil atau otomotif banyak didominasi oleh kaum pria. Itulah sebabnya, kenapa para wanita cantik nan sexy menjadi andalan pabrikan mobil untuk menggaet calon pembeli. Lihat saja aksi-aksi mereka di foto-foto hasil jepretan saya ini, tergoda bukan?

30 September 2012

BERTEMU GADIS MELAYANG


Sabtu kemarin (29/09/2012), ada yang unik ketika saya berkunjung ke Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 - JIExpo Kemayoran Jakarta. Di ajang pameran mobil terbesar se-Indonesia itu, saya bertemu dengan seorang gadis yang bisa melayang. Wah! Hebat memang kayak Wonderwoman atau Supergirl. Saya pun mengkucek-kucek mata ini, apakah si gadis benar-benar melayang atau tidak.

Memang, secara kasat mata, si gadis benar-benar terlihat seperti melayang. Entah trik apa yang bisa membuat dia bisa melayang begitu. Dia duduk bersila di udara sambil berpegangan pada sebuah tiang. Apakah itu magic atau trik sulap, saya tak tahu juga. Cuma waktu itu, ada seorang pengunjung - seorang pria - yang ingin meraba bagian bawah di mana gadis itu bersila atau melayang. Dia sepertinya penasaran juga. Oleh seorang pria yang terlihat seperti magician-nya langsung dilarang, gak boleh. Ada rasa penasaran melihat atraksi gadis melayang tersebut. Dan rahasia itu masih belum terjawab hingga pameran usai. Saya coba googling untuk cari infonya pun tak dapat juga. Benar-benar misteri.


25 September 2012

KANGEN SATE MAK SYUKUR

Sudah dua tahun yang lalu (2010) saya nyicipin Sate Mak Syukur. Entah kenapa jadi pengen lagi. Sate Mak Syukur ini sangat terkenal di Padang, demikian kabar yang beredar dari mulut ke mulut hingga mampir ke telinga saya. Sate Mak Syukur berlokasi di Kota Padang Panjang, sekitar 60 kilometer utara Kota Padang. Sate Mak Syukur telah menjadi ikon bagi kota yang berada di kaki Gunung Merapi dan berhawa sejuk itu. Demikian menurut berita yang pernah saya baca beberapa waktu lalu. Gara-gara info itu, saya pun jadi berhasrat untuk mencicipi Sate Padang Mak Syukur tersebut. Namun, kesempatan mampir ke Padang tak pernah kunjung datang. Hasrat pun tinggal hasrat meski terus menghantui lidah ini.

Padahal, kalau cuma mau nyobain sate padang di Jakarta ini sangatlah gampang, karena penjual sate khas Padang sangat mudah ditemukan, baik di pinggir jalan atau kaki lima hingga rumah makan khas Padang lainnya. Hanya saja karena Sate Mak Syukur itu sudah menjadi ikon di Sumatera Barat dan terkenal di mana-mana, rasa penasaran untuk mencicipinya pun semakin menjadi-jadi, bagaimana rasanya ya? Demikian pertanyaan itu selalu bermain-main di kepala saya. Dan dua tahun lalu itu hasrat nyicipin Sate Mak Syukur pun terlaksana.

Waktu itu, pas iseng-iseng jalan ke Mall of Indonesia (MOI), saya menemukan gerai Sate Mak Syukur di sana, pas jam makan siang pula. "Pucuk dicinta ulam pun tiba", tanpa ragu dan sungkan, langsung pesan ke pelayan, seporsi sate padang Mak Syukur dan segelas es teh manis (meski yang keluar akhirnya es teh pahit, tak apalah, sudah terlanjur keluar, kasihan si pelayan kalau dikomplain). Duduk manis sambil menunggu pesanan tiba, mata saya pun menjelajahi setiap sudut gerai itu, sederhana, tak terlalu mewah, tapi kelihatan modern. Di atas meja tersaji aneka makanan ringan, kerupuk-kerupukan.


Tak lama kemudian, pesanan saya pun datang. Bagai perempuan hamil yang sedang ngidam, sate itu saya lahap setelah terlebih dahulu mencicipi kuah sate tersebut. Hmmm, benar-benar sate padang (karena beberapa sate padang yang pernah saya coba di tempat lain sudah bercampur dengan rasa Jawa dan Sunda, manis-manis tak pedas gitu). Bumbu yang meresap dalam kuah sate itu benar-benar menyatu di lidah, rasa pedas dan aroma kuah sate bercampur jadi satu, "mak nyos" seperti kata Bang Bondan di sebuah acara kuliner di televisi. Meski harganya tak bisa dibilang murah tapi bisa buat perut ini kenyang juga, syukurlah. Kini, saya ingin mencicipinya lagi, saya akan ajak si Kasyfi dan si Bunda biar mereka tahu cita rasa sate Mak Syukur, tinggal tunggu waktu yang pas saja. Mudah-mudahan cita rasanya tak berubah jadi sate khas Madura hihihi ....