SEKS DALAM KERETA

.
Dalam kereta ekonomi rute Bogor-Jakarta, penumpang selalu padat di hari-hari kerja, terutama di setiap kepergian dan kepulangan kerja. Suatu hari, saya pernah mencoba naik kereta rakyat tersebut pas di jam-jam sibuk. Naik dari stasiun UI (Universitas Indonesia) dengan tujuan Tanjung Barat, jarak yang pendek memang. Di dalam kereta, penumpang begitu padatnya. Kaki saya cuma satu yang bisa dijejak di lantai. Badan kejepit di antara tubuh penumpang yang lain hingga susah bernapas. Tangan pun tak bisa menggapai pegangan di kereta, terjepit. Untung pagi itu semua penumpang masih harum semerbak karena pada mau berangkat kerja.

Penumpang makin bertambah padat di setiap stasiun, mulai dari UI, Pancasila, hingga Lenteng Agung. Keluar satu masuk 20 penumpang. Belum sampai di Tanjung Barat, saya pun menyerah, tak kuat. Saya langsung ambil keputusan untuk turun di Lenteng Agung. Badan saya tak kuat lagi menahan arus penumpang yang masuk dan terus mendorong saya di antara penumpang-penumpang lain. Mereka sepertinya tak peduli dengan kepadatan kereta yang makin parah. Mereka terus memaksa masuk ke dalam kereta. Tak heran kalau banyak calon penumpang yang langsung naik ke atas gerbong kereta tanpa memikirkan keselamatannya.

Biar bisa keluar dari kepadatan kereta tersebut, saya pun mendorong paksa penumpang lain yang terus memaksa masuk agar saya bisa segera keluar. Akhirnya, perjuangan itu berhasil. Saya langsung menghirup udara dalam-dalam sesampai di luar. Saya membayangkan, di dalam kepadatan tersebut tentu setiap penumpang tak lagi memperhatikan aktivitas penumpang lainnya. Masing-masing sibuk dengan diri dan pikirannya. Para pencopet sangat mengharapkan kepadatan semacam itu biar mereka bebas merogoh kantong dan tas-tas penumpang lain.

Selain aksi copet mencopet, aktivitas seks pun bisa dilakukan di dalam kereta yang super padat tersebut. Namun, aktivitas seks tersebut cenderung melecehkan penumpang lainnya, khususnya wanita. Para penjahat seks di kereta ini biasanya melakukan aksinya di tengah kepadatan penumpang. Banyak cara yang mereka lakukan, mulai dari menggesek-gesek alat kelaminnya di bokong penumpang (wanita) lainnya hingga merancap tepat di belakang penumpang (yang lagi-lagi) wanita. Ironisnya, si korban adakalanya tak menyadari kejahatan seks tersebut. Parahnya, kejahatan seks di dalam kereta sudah pula dilakukan oleh segerombolan orang yang berkomplot untuk melakukan aktivitas seksnya.

Korban biasanya tak berani bertindak, mungkin karena takut atau malu. Seorang rekan Dina, demikian namanya dipanggil, pernah menjadi korban gerombolan tersebut. Seperti yang dituturkan Dina pada VIVAnews.com (Selasa, 26 April 2011), rekannya tersebut naik KRL Ekonomi jurusan Tanah Abang, sekitar pukul 08.00 WIB. Dia naik dari Stasiun Universitas Pancasila. Kondisi kereta saat itu memang sangat padat. Aksi saling dorong saat penumpang masuk pada setiap stasiun terjadi. Hal ini sudah biasa dirasakan penumpang kereta. Ketika berada di dalam kereta, korban tidak mencurigai apapun saat melihat sekitar 10 orang pria bergerombol. Menurut rekannya itu, usia pelaku berkisar antara 30 tahun ke atas. Rekan Dina tak curiga karena tampang mereka baik-baik semua.

Ketika sampai di Stasiun Lenteng Agung, desakan penumpang memaksa rekan Dina masuk lebih jauh ke dalam gerbong. Naas, dia dikelilingi oleh gerombolan pria tadi. Tanpa dia duga, salah seorang pria yang berada di belakangnya mulai menurunkan tangan dan membuka celana panjangnya. Setelah itu si pria mengeluarkan alat vitalnya dan menggesek di bagian belakang rekan Dina. Tragisnya, sejumlah pria lain dalam gerombolan itu seperti menutupi aksi yang sedang terjadi. Walau korban berteriak minta tolong, tapi tak satupun orang yang bisa membantu karena kondisi kereta sangat padat.

Itulah sebabnya, kenapa kepadatan kereta paling didambakan oleh para pelaku kejahatan. Kejahatan yang mereka lakukan ditutupi oleh tubuh-tubuh penumpang lain yang berdesakan. Tak hanya kejahatan, aktivitas seks atas dasar suka sama suka pun dapat juga terjadi. Saya pernah melihat dari sela-sela penumpang lainnya, sepasang kekasih sedang saling mencumbu, sang pria memeluk sang kekasih dari belakang dengan mesranya, sesekali sang pria mencium tengkuk kekasihnya dengan hasrat yang menggelora.

Rekan saya juga pernah bercerita tentang aktivitas seks yang dilakukan oleh pria homoseksual dalam kereta. Di tengah kepadatan penumpang, biasanya mereka saling berpegangan dan meraba daerah sensitifnya. Bahkan, mereka juga melakukan aksi gesekan terhadap daerah sensitifnya tersebut, mulai dari area selangkangan hingga bagian bokong. Dan aktivitas itu mereka lakukan tanpa disadari oleh penumpang lainnya. Jangan heran pula kalau aktivitas tersebut bisa membuat mereka orgasme. Andaipun penumpang lain tahu, biasanya mereka tak memedulikan aktivitas itu.

Itulah sekelumit cerita tentang aktivitas seks di dalam kereta. Adakah yang mau menambahkan aktivitas seks lainnya? Siapa tahu ada yang pernah melihat, melakukan, hingga mengalaminya sendiri?
Catatan:
Tulisan ini pernah saya posting di Kompasiana:
http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/05/26/seks-di-dalam-kereta/

0 comments:

Post a Comment