GARA-GARA BATIK DI STEPHENPLATZ

.
Batik, siapa yang tak kenal dengan batik. Hampir seluruh rakyat Indonesia pasti mengenal batik. Batik tak hanya dikenakan oleh orang-orang yang bersuku Jawa semata, tapi ia telah dipakai oleh hampir seluruh suku bangsa yang tersebar di seluruh Kepulauan Indonesia ini, mulai dari Aceh hingga Papua. Batik merupakan pemersatu rakyat Indonesia yang sangat multikultural. Semua tampak bangga mengenakan batik dalam aktivitas kesehariannya.

Sangat pantas rasanya kalau batik menjadi identitas nasional atau bangsa, simbol pemersatu, dan warisan budaya bangsa. Untuk kategori terakhir, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. Pengakuan ini sungguh penting karena banyak negara yang mengklaim batik sebagai warisan budaya mereka, seperti negeri serumpun kita Malaysia.

Kini, batik tak hanya dikenal di kalangan masyarakat Indonesia saja, namun dikenal pula oleh masyarakat mancanegara. Masih ingat dalam benak saya, saat melakukan perjalanan ke Wina-Austria beberapa tahun yang lampau, ketika berada di Kärntner Strasse, pusat belanja dan jalan-jalan yang terbentang dari alun-alun Stephenplatz di depan Katedral Stephansdom di pusat kota Wina, seorang anak muda Austria menegur kami dari kejauhan, “Hello Indonesia, terima kasih”, teriaknya sambil menunjuk kemeja batik yang dikenakan oleh seorang teman saya. Biasanya, orang-orang asing di Eropa itu selalu menyangka kami berasal dari Filipina atau Thailand bahkan Vietnam.


Ada rasa bangga ditegur demikian, apalagi dalam teguran itu terucap kata “Indonesia” dan ungkapan kata “Terima kasih” walau saya tahu cuma kata itu saja yang paling dikenal oleh mereka. Paling tidak, gara-gara batik tadi, mereka sudah memberi respek yang positif terhadap bangsa kita, dan itu sudah buat saya bangganya setengah mati. Bayangkan, di tengah kerumunan berbagai bangsa dunia di alun-alun Stephenplatz yang kebanyakan didominasi oleh orang-orang berkulit putih, seorang asing tiba-tiba berteriak di tengah kerumunan itu dengan ucapan “Hello Indonesia, terima kasih”. Jadi, tak salah kan kalau batik telah menjadi identitas bangsa seperti yang saya sebut tadi. Dan saya patut berbangga karenanya. Gara-gara batik, saya dikenal sebagai orang Indonesia.


0 comments:

Post a Comment