Dalam sebuah penerbangan Lufthansa rute Jakarta - Singapore - Frankfurt, banyak sekali pramugari-pramugara berwajah Asia yang saya lihat di penerbangan tersebut. Ada seorang pramugara yang sempat menarik perhatian karena wajahnya Indonesia banget. Saya yakin betul kalau dia itu asli Indonesia. Wajahnya sangat Jawa sekali. Namun, rasa penasaran masih saja ada, saya masih bertanya-tanya apakah dia memang asli Indonesia atau bukan. Rasa ingin tahu yang kuat mendorong saya untuk bertanya langsung pada dia. Dalam hati sudah saya niatkan untuk bertanya ketika dia mendekat ke kursi saya.
Kebetulan, pramugara itu pula yang melayani penumpang di barisan kursi saya. Seperti layaknya seorang pramusaji di penerbangan komersil, dia menegur dengan ramah dan penuh senyuman. Lesung pipitnya pun makin terlihat jelas saat menyapa saya. Dia menawarkan saya makanan dan minuman apa yang saya suka. Oleh karena lidah saya masih lidah orang Indonesia, saya pun memilih seporsi nasi dan lauknya, sedang minumannya saya pilih juice apel dan air putih. Jangan heran dulu yah, menu nasi masih tersedia untuk penerbangan Jakarta - Singapore, namun saat menuju Frankfurt, menu yang tersedia akan bernuansa serba Eropa. Demikian pula dengan pramugari-pramugaranya, wajah-wajah mereka masih asli Asia.
Sembari dia melayani permintaan saya, saya pun langsung menanyakan hal yang membuat saya penasaran tadi. "Are you Indonesian?", tanya saya. "Sorry Sir, I'm from Philippines", jawab si pramugara dengan ramah. "I think you are Indonesian", kata saya lagi. "No, Sir", jawab si pramugara sambil tersenyum. Entah kenapa saya bangga saja kalau ketemu orang Indonesia di sebuah penerbangan internasional. Berarti dia bisa menaklukkan pesaing-pesaing berkualitas lainnya, yang datang dari berbagai negara di dunia, ternyata tidak.
Kebetulan, pramugara itu pula yang melayani penumpang di barisan kursi saya. Seperti layaknya seorang pramusaji di penerbangan komersil, dia menegur dengan ramah dan penuh senyuman. Lesung pipitnya pun makin terlihat jelas saat menyapa saya. Dia menawarkan saya makanan dan minuman apa yang saya suka. Oleh karena lidah saya masih lidah orang Indonesia, saya pun memilih seporsi nasi dan lauknya, sedang minumannya saya pilih juice apel dan air putih. Jangan heran dulu yah, menu nasi masih tersedia untuk penerbangan Jakarta - Singapore, namun saat menuju Frankfurt, menu yang tersedia akan bernuansa serba Eropa. Demikian pula dengan pramugari-pramugaranya, wajah-wajah mereka masih asli Asia.
Sembari dia melayani permintaan saya, saya pun langsung menanyakan hal yang membuat saya penasaran tadi. "Are you Indonesian?", tanya saya. "Sorry Sir, I'm from Philippines", jawab si pramugara dengan ramah. "I think you are Indonesian", kata saya lagi. "No, Sir", jawab si pramugara sambil tersenyum. Entah kenapa saya bangga saja kalau ketemu orang Indonesia di sebuah penerbangan internasional. Berarti dia bisa menaklukkan pesaing-pesaing berkualitas lainnya, yang datang dari berbagai negara di dunia, ternyata tidak.
0 comments:
Post a Comment