YANG TERCECER DI NEUSCHWANSTEIN

.
Delapan tahun lalu saya sempat mampir di Kastil Neuschwanstein, tahun 2003. Udara yang sejuk dan dingin pun menerpa. Dinginnya serasa di dalam freezer. Walau tangan dan tubuh sudah dibalut sarung tangan dan jacket, tetap saja dinginnya tembus. Maklum saja, menjelang musim gugur tiba suhu udara memang mulai turun. Nggak kebayang kan kalau winter tiba, suhu udara bisa di bawah titik nol, brrrrrr, dingin pastinya.

Menjelang musim gugur (autumn) tersebut, banyak pohon-pohon Maple yang daunnya mulai menguning. Itulah sebagai pertanda kalau musim gugur akan tiba. Warna pohon itu membuat hutan-hutan sekitar Kastil Neuschwanstein jadi terlihat lebih indah.

Dalam berbagai paket wisata ke Eropa, Kastil Neuschwanstein pasti tak pernah terlewatkan. Berada di kastil tersebut seperti terdampar dalam dunia dongeng. Memang bangunannya seperti bangunan dalam dongeng-dongeng kerajaan yang pernah saya baca waktu masih kecil. Namun saya yakin, si penulis cerita dongeng dan ilustratornya pasti mendapat inspirasi dari bangunan-bangunan tua yang banyak terdapat di Eropa tersebut.

Secara geografis, Kastil Neuschwanstein berada di desa Hohenschwangau atau Schwangau, tak jauh dari kota kecil Füssen di lereng Pegunungan Alpen, tepatnya di sebelah barat daya Bayern. Kastil ini dibangun atas perintah Raja Ludwig II atau Otto Friedrich Wilhelm von Bayern. Dialah pencetus pembangunan istana-istana indah di abad 19.

Menyaksikan secara langsung kemegahan dan keindahan Kastil Neuschwanstein tersebut membuat saya percaya bahwa kemajuan seni arsitektur di Eropa telah berlangsung sejak lama. Karena keindahannya itu pula Kastil Neuschwanstein sering dijadikan lokasi syuting untuk film-film dongeng atau film-film bertema kerajaan.


Ada satu kejanggalan yang membuat saya tak habis pikir dan heran. Dalam panduan wisatanya, pemotretan interior kastil tidak diperbolehkan, entah apa maksudnya. Namun, meski tak diperbolehkan motret interior di dalamnya, tapi motret bangunan fisiknya tetap diperbolehkan. Tak heran kalau Kastil Neuschwanstein itu termasuk bangunan yang paling banyak difoto oleh para wisatawan di Jerman.

Sayangnya, saat itu kami tak diperbolehkan masuk waktu kunjungan ke kastil tersebut. Larangan itu terjadi karena Kastil Neuschwanstein sedang dalam proses renovasi. Tak hanya kami, para wisatawan ataupun pelancong lain pun tak diizinkan pula. Ya udah, kami hanya bisa foto-foto di luar kastil.

Banyak pelancong yang kecewa karena tertahan di gerbang masuk kastil tersebut, tanpa ada pemberitahuan. Saya dan rombongan pun demikian, kecewa karena tak jadi lihat interior kastil secara langsung. Untungnya, di sekitar kastil tersebut banyak pedagang kaki lima yang menjual berbagai souvenir yang khas, termasuk berbagai foto atau kartu pos yang menggambarkan interior dan isi dalam Kastil Neuschwanstein. Namun, seperti yang saya duga, hasil pemotretan interior Kastil tersebut pasti dilakukan oleh pihak kerajaan sendiri atau atas izin mereka.


Untuk mencapai Kastil Neuschwanstein yang terletak di atas ketinggian bukit atau gunung itu, kami memilih kereta kuda sebagai sarana transportasinya. Meski terdapat sarana transportasi lainnya seperti bis dan mobil, namun kami lebih memilih kereta kuda biar kelihatan ndeso dan akrab dengan alam. Padahal ongkos kereta kuda ini lebih mahal ketimbang naik bis. Pulangnya, kami tak lagi naik kereta kuda, tapi jalan kaki menuruni bukit tersebut, dan kembali ke Desa Schwangau untuk melanjutkan perjalanan kembali, menuju Wina (Vienna) - Austria.
Catatan:

0 comments:

Post a Comment