TITISEE TAK LEBIH INDAH DARI DANAU TOBA

.
Titisee merupakan sebuah danau yang terdapat di selatan pegunungan Black Forest di Jerman. Black Forest memiliki hutan cemara yang terluas di Jerman. Secara geografis, Danau Titisee terletak di Baden-Württemberg, di tepian kota Titisee-Neustadt, sebuah kota kecil yang asri dan sejuk. Danau itu berada di ketinggian 840 m dengan luas wilayah sebesar 1,3 km ² dan mempunyai kedalaman rata-rata 20 m, sedang kedalaman maksimumnya bisa mencapai 40 m. Demikian yang pernah saya baca di bagian informasi pariwisata danau tersebut sekitar 7 tahun yang lalu. Waktu yang lama untuk mengingat perjalanan yang sudah sangat kadaluarsa itu. Namun kesan yang didapat masih belum juga hilang dari ingatan.

Menurut sejarahnya nama Danau Titisee diambil dari nama seorang Kaisar Roma, Titus. Kaisar Roma itu menemukan Danau Titisee sekitar tahun 41 Masehi. Dialah Kaisar Roma yang memulai konstruksi pembangunan Colosseum yang megah di Roma-Italia.

Danau Titisee terkenal pula sebagai tempat pembuatan jam kuk-kuk (cuckoo clock) dan tempat asal mula Black Forest Cake, seperti nama pegunungan cemara yang mengelilingi danau tersebut. Sepanjang musim dingin, Danau Titisee akan ditutupi oleh es sehingga kita dapat berjalan atau bermain ski di atasnya. Untuk yang ingin berperahu dan bersepeda, di kawasan danau tersebut tersedia pula penyewaan perahu dan sepeda. Pada musim panas banyak bar dan restoran yang buka. Demikian pula toko-toko souvenir.

Berkunjung ke Titisee memang mengasyikkan, namun keindahannya masih kalah dengan Danau Toba. Danau yang terletak di Provinsi Sumatera Utara - Indonesia ini merupakan danau vulkanik yang memiliki panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Di tengah danau itu terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Samosir. Danau toba menjadi danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara, serta termasuk salah satu danau terbesar di dunia. Seperti halnya Danau Titisee, Danau Toba pun menjadi daerah tujuan wisata penting, terutama di Sumatera Utara.
Dari segi keindahan dan luas, Danau Toba memang lebih unggul ketimbang Danau Titisee. Hanya dalam pengelolaan yang masih kalah jauh. Danau Titisee yang memiliki sedikit potensi bisa mendatangkan berjuta-juta wisatawan dari seluruh mancanegara setiap tahunnya. Objek wisata itu dikelola dengan demikian profesionalnya. Pemerintah setempat mampu memberikan imej yang baik tentang Titisee sehingga menjadi incaran para wisatawan. Mereka meramu Titisee menjadi objek wisata yang layak dijual. Akses ke tempat itu pun mudah dan bagus, semua perangkat pendukungnya tersedia. Transportasi, komunikasi, informasi, dan sarana rekreasi semuanya ada dan tersedia. Masyarakatnya pun turut mendukung pengembangan objek wisata tersebut. Keramahan mereka dalam menyambut wisatawan cukup bagus. Kebersihan kawasan sangat mereka jaga. Orang-orang akan senang menghabiskan liburan musim panasnya di Titisee.

Sayangnya, pengelolaan Titisee yang sangat profesional itu tak diikuti oleh Danau Toba. Padahal dari segi potensi dan kekayaan alam, Danau Toba jauh lebih unggul. Belum lagi atraksi kesenian dan budayanya, semuanya serba unik dan kaya. Kalau ke Titisee, kita cuma disuguhi sama souvenir, rumah makan yang beragam, dan danau yang tak seberapa indahnya. Herannya, magnet tempat itu lebih kuat menarik wisatawan mancanegara ketimbang Danau Doba. Andai Danau Toba dikelola lebih profesional lagi, diramu sedemikian rupa, dan fasilitas pendukung diperbaiki maka pamornya bisa mengalahkan Titisee. Agaknya pemerintah perlu serius menangani hal ini. Sungguh ironis memang, pemerintah lebih sibuk ngurusin koalisi yang tak begitu penting ketimbang ngurusin objek wisata yang bisa mendatangkan jutaan dollar. That’s my poor country.

0 comments:

Post a Comment