Tadi sore, sepulang acara gawean Puskurbuk di daerah Taman Safari, ke arah Bogor, sebuah Lamborghini hijau menembus kemacetan jalan raya puncak. Mulai dari Pasar Cisarua hingga Gadok, jalanan ke arah Bogor memang tersendat. Begitulah keadaan Jalan Raya Puncak menjelang libur weekend.

Bujubune, jangankan mikirin solusi macet, mikirin nasib orang yang terjebak macet pun kagak. Bayangin ye, bila jalanan macet di dua arah, sekonyong-konyong datang serombongan pejabat negara di kemacetan tersebut, maka Anda akan dipaksa menyingkir dari jalan bukan, alias disuruh minggir. Kalau jalanannya besar dan lebar tentu tak menjadi masalah. Yang menjadi masalah, kalau jalanannya sempit dan hanya cukup dilalui oleh dua buah mobil saja. Hal inilah yang saya alami di Jalan Raya Puncak tadi sore itu. Suara sirine motor polisi terus menggema, menguing-nguing dari belakang kendaraan saya. Dalam hati saya cuma berkata, "Enak bener ye jadi pejabat".
Tadinya, saya ingin tetap bertahan tak mau menyingkir. Mau menyingkir kemana coba, maju kena mundur kena, mau ke samping juga susah. Namun, karena Pak Polisi nekad membelah jalanan macet tersebut demi seorang penting lewat, mau tak mau saya pun terpaksa harus menyingkir ke pinggir juga meski jalanan sudah sangat sempit. Iring-iringan kendaraan orang penting itu pun tiba di dekat saya, pas di sebelah saya.

Yang menjadi pertanyaan saya, siapakah pemilik Lamborghini hijau tersebut? Saya hanya mengira-ngira saja, mungkin pejabat negara, pengusaha kaya, atau orang-orang yang punya kekayaan berlimpah.
0 comments:
Post a Comment